35.

602 72 1
                                    


Kali ini gua nggak bisa bohong kalo makan malem sama keluarga Mingyu lebih asik dari pada makan malam sama mama dan Om Adrian. Dunia seakan-akan milik mereka berdua doang.

"Mau ke toilet." Bisik gua ke mama dan mama hanya mengangguk.

Setelah menghabiskan hidangan utama, gua mengantongkan ponsel gua ke dalam rok sebelum gua pergi ke toilet. No, sebenernya gua nggak mau ke toilet. Gua pengen keluar dan kalo ada kesempatan, gua lebih milih kabur.

Emang gua sengaja berulah supaya Om Adrian nggak suka sama gua. Atau emang sebenernya dia juga udah nggak suka sama gua. Gua bisa liat dia yang nggak peduli sama gua. Gua nggak peduli kalo mama marah atau ngebentak gua nanti. Gua cuma nggak mau ngeliat muka Om Adrian lama-lama.

"Kate, where are you going?" Tanya mama.

"Toilet." Jawab gua.

"Then why your napkin is on the table?" Tanya mama dengan nada lembut, tapi sebenernya itu pertanayaan yang mematikan.

"I'm sorry. I didn't do that on purpose." Kata gua sambil menaruh serbet gua di atas kursi gua yang artinya gua akan kembali lagi.

Tangan gua ditahan sama mama sebelum gua pergi ke toilet. Tangan gua ditarik dan otomatis tubuh gua mendekat ke arah mama lalu dia berbisik di telinga gua.

"Don't go anywhere. Don't ruin this dinner." Bisik mama.

Gua melepaskan tangan gua dari mama dan langsung pergi keluar restoran untuk mencari angin. Sejujurnya juga gua nggak tau mau ngapain di sini. Gua cuma nggak mau melihat muka Om Adrian.

Jari-jari gua mengetik nama Mingyu di ponsel gua lalu mencoba untuk menghubungi dia. Tanpa butuh waktu yang lama, Mingyu langsung mengangkat telfon gua. Dia jarang mengecewakan gua.



"Ya? Kenapa, Kay? Bukannya lu lagi dinner?"

"Please, Gyu. Temenin gua ngobrol bentar. Ngobrol apa aja deh biar mood gua bisa naik sedikit."

"Loh? Emang kenapa?"

"Nanti gua ceritain. Intinya sekarang ajak gua ngobrol aja dulu. Apa aja deh pokoknya. Mau ngomongin tugas atau sekolah. Terserah."

"Gua sayang sama lu."



Gua langsung bungkam mendengar suara Mingyu dari seberang sana. Pipi gua terasa panas dan tiba-tiba gua tersenyum padahal sekarang mood gua lagi nggak bagus. Segitu gampangnya Mingyu buat mood gua berubah?




"Kay? Halo?"

"Iya. Halo."

"Kok diem? Ada apaan dah?"

"Nggak kenapa-kenapa."

"Ohhh."




Entah kenapa tiba-tiba gua sama Mingyu sama-sama diam. Gua sibuk berpikir untuk mencari topik agar gua sama Mingyu nggak diem-dieman kayak begini.



"Iya, pokoknya begitu deh, Kay. Gua sayang sama lu."

"Ih! Apaan sih? Kok tiba-tiba ngomongin itu?"

"Loh katanya terserah. Yaudah gua cuma mau bilang itu aja. Ngingetin aja gitu kalo gua sayang sama lu."

"Ahhhh!!!"

"Hahaha! Ngebayangin muka lu sekarang."

"Gyu, gua pengen muter-muter deh sama lu malem ini. Sebenernya pengen banget abis dinner ini jalan-jalan sama lu. Tapi, takut kemaleman."

"Serius? Gua mau kok. Nggak kemaleman kok. Shareloc nanti, ya."

"Emang nggak apa-apa?"

"Apa sih yang nggak buat Catnip? Hahaha."

B-Friend ; Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang