Ini pertama kalinya gua duduk sendirian di kantin, tanpa sahabat-sahabat gua, tanpa temen-temen sekelas gua, dan tanpa Winwin. Kepala gua memutar memori tadi pagi saat ojek gua berpapasan dengan Winwin yang baru aja masuk ke cluster gua untuk menjemput gua."Mungkin temen-temennya udah tau busuknya makanya sekarang dia udah nggak punya temen. Liat aja dia duduk sendirian di kantin."
"Iya, temen-temen sekelasnya pasti udah nggak suka juga sama dia."
Busuk?
Emang gua ngapain aja selama ini sampe mereka yang nggak tau apa-apa soal gua bilang gua busuk. Gua sama temen-temen sekelas gua juga biasa aja. Emang hari ini aja gua nggak mau duduk sama siapa-siapa di kantin.
"Winwin emang kemana?"
"Nggak tau. Mungkin Winwin udah tau sifat aslinya dia kali. Makanya sekarang Winwin lebih milih ngejauh dari dia."
Mata gua tertuju ke arah sahabat-sahabat gua yang duduk bertujuh, lalu mata gua beralih ke arah Mingyu yang duduk berdua sama Tamara. Ya, Mingyu masih marah sama Jaehyun sampai sekarang. Gua juga nggak paham kenapa Mingyu jadi lebih marah daripada gua.
Kringgg!
Bel udah bunyi, tapi makanan gua belom juga abis. Gua nggak peduli, gua lebih milih menghabiskan makanan gua daripada harus masuk kelas tepat waktu.
"Kay, lu nggak masuk kelas?" Tanya Dokyeom saat mereka melewati meja gua. Cuma Dokyeom dan Jungkook yang berhenti dan menghampiri gua.
"Nggak. Gua mau bolos mungkin." Jawab gua. Mereka berdua hanya menganggukkan kepalanya lalu meninggalkan gua sendiri di meja gua.
Gua nggak tau kenapa akhir-akhir ini hari gua semakin memburuk. Apalagi hari ini gua harus pulang ke rumah kakek dan artinya gua haru bertemu Amara. Gua sama sekali nggak marah sama dia, tapi gua yang merasa bersalah karna udah suka sama pacarnya.
Setelah menghabiskan makanan gua, kini gua beranjak dari kantin dan berjalan masuk ke dalam gedung sekolah yang terpisah sama kantin. Sebelum masuk ke dalam kelas, gua pergi ke toilet karna nanti gua harus tidur di kelas dan gua nggak mau tiba-tiba kebelet kencing di tengah-tengah tidur gua.
"Ekhm, ada jablay."
Baru aja masuk ke dalam toilet, gua udah mendapat tatapan nggak enak dari Ariel dan Tamara. Dia memandang gua dari atas sampai bawah seakan-akan gua adalah manusia najis. Gua yang nggak terima dipandang nggak enak pun memandang dia balik dengan sinis.
"Ngapain lo liatin gua?" Tanya Ariel.
"Ngipiin li liitin kiti." Ejek gua sambil masuk ke dalam bilik kamar mandi.
Nggak butuh waktu lama buat gua buang air kecil. Kurang dari dua menit gua udah keluar dari bilik kamar mandi tersebut. Tiba-tiba tangan gua ditarik dan badan gua didorong ke tembok. Siapa lagi pelakunya kalo bukan Ariel?
"Jangan nyolot deh sama gua. Lu nggak ada apa-apanya kalo nggak sama temen-temen lu itu. Lu bisa gua permaluin di sini." Kata Ariel.
Gua tersenyum seakan meremehkan Ariel. Toh, keliatannya dia yang meremehkan gua lebih dulu padahal mereka berdua nggak tau seberapa pengaruhnya gua di sini.
"Kenapa? Lu mau telanjangin gua di depan banyak orang kayak lu telanjangin diri lu depan gebetan lu?" Tanya gua.
"Gua punya loh videonya." Lanjut gua.
![](https://img.wattpad.com/cover/257272206-288-k608470.jpg)