39.

598 61 2
                                    


"Kay!"

Gua mendongak dan melihat Eunwoo yang baru aja masuk gazebo tempat di mana gua duduk dari tadi. Eunwoo langsung memeluk gua dan gua bisa merasakan bajunya yang basah karna dia menerobos hujan. Entah berapa lama gua udah meringkuk di sini sambil menunggu Eunwoo dan akhirnya dia datang juga.

"Takut..." Cicit gua.

Eunwoo mengeratkan pelukannya dan menepuk-nepuk kepala gua. Seenggaknya sekarang gua bisa bernafas lega karna gua berada di dekapan seseorang. Gua meremas ujung baju Eunwoo untuk melampiaskan rasa takut gua.

Pelukan Eunwoo terlepas dan gua mengintip dia yang sedang membuka tasnya. Eunwoo memberikan hoodie tebalnya kepada gua.

"Kenapa lu nggak pake ini?" Tanya gua.

"Ini gua udah pake hoodie juga." Kata Eunwoo.

Akhirnya gua memakai hoodie Eunwoo tersebut. Eunwoo membelakangi gua dan memberi kode kepada gua supaya gua naik ke atas punggungnya. Tanpa basa-basi, gua langsung naik ke atas punggung Eunwoo lalu gua dan Eunwoo menerobos hujan yang masih deras ini.

Kali ini nggak main-main, gua bener-bener panik sekarang. Gua nggak pernah merasa setakut ini saat ada hujan badai. Gua nggak bakal pernah lupain kejadian ini.

"Masuk." Kata Eunwoo saat gua dan dia udah sampai di depan mobilnya.

Gua melompat masuk ke dalam mobilnya dan langsung menutup wajah gua dengan telapak tangan gua. Nggak lama kemudian Eunwoo juga masuk ke dalam mobilnya lalu memberikan gua handuk yang mungkin udah dia sediakan tadi.

Tubuh gua masih gemetar karna hujannya masih deras. Gua nggak tau kenapa hujannya awet banget dari tadi. Setiap kali ada hujan badai, gua pasti selalu tersiksa.

"Ini jam berapa?" Tanya gua.

"Jam delapan kurang sepuluh." Jawab Eunwoo.

Sedari tadi gua berusaha mengatur nafas gua yang nggak beraturan karna panik, tapi rasanya sulit. Gua juga masih meremas hoodie Eunwoo yang gua pegang saat mendengar bunyi guntur.

"Mingyu kemana emang? Kenapa dia nggak jemput lu?" Tanya Eunwoo.

"Nggak tau." Jawab gua pelan.

Eunwoo menghembuskan nafasnya dengan kasar dan gua tau persis kalo sekarang dia lagi marah. Eunwoo biasanya bakalan diem kalo lagi marah dan dia nggak mau terlalu banyak ngomel-ngomel kayak Jaehyun.

"Ke bangku tengah aja kalo takut." Kata Eunwoo.

Sesuai saran Eunwoo gua melompat ke bangku tengah. Seenggaknya di sini gua nggak bakal melihat langit sedekat di bangku depan tadi. Di bangku tengah gua kembali meringkuk.

Rasanya gua ingin kembali menangis, bukan karna gua takut. Tapi, karna gua kecewa sama Mingyu yang bikin gua nunggu sendirian tanpa kabar apa-apa. Kenapa dia bisa ngelupain gua sendirian di sini?

"Hujannya udah agak reda." Kata Eunwoo.

Gua mencoba mengangkat kepala gua dan mengintip ke jendela dan ternyata bener kata Eunwoo kalo hujannya mulai reda. Tapi, masih ada kilat dan suara gemuruh dari langit. Gua masih nggak bisa tenang kalo ada bunyi gemuruh atau ada kilat.

Bunyi telfon masuk terdengar dari dalam tas gua. Tapi, tas gua ada di bangku depan dan gua masih nggak mau bergerak dari sini.

"Itu ada telfon. Mau gua angkat nggak?" Tanya Eunwoo.

"Nggak usah." Jawab gua tepat saat suara telfon itu mati.

Kepala gua mendongak saat gua udah nggak mendengar suara hujan sama sekali. Sekarang gua udah jauh lebih baik dari sebelumnya. Tapi, gua masih menolak buat berpindah tempat duduk ke depan karna masih ada kilat yang terlihat jelas di langit.

B-Friend ; Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang