[PART LENGKAP]
"Di saat orang-orang ngejar masa depan. Eh, lo sendiri yang ngejar masa lalu." Sindiran itu terucapkan untuk seorang pemuda.
"Tapi gua ngejar karena ada hal yang memang ngedorong gue buat ngelakuin itu. Perasaan gue yang terlambat. Em...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hubungan yang berdasarkan paksaan seharusnya ditiadakan. Mungkin itu yang terbaik." Ucapan seorang cowok melunturkan senyum manis cewek yang berdiri di sampingnya itu.
"Maksudnya?" Pertanyaan retoris pun si cewek tanyakan. Padahal dia tahu apa maksud cowok itu. Lihat saja senyuman miring terbentuk dari bibirnya.
"Gue mau putus, Gin."
Garlan Brastian. Cowok tampan yang tadi mengucapkan satu kalimat menyakitkan bagi gadis manis yang sejarang ia hadapi. Namanya Fasgina Camelia. Biasa dipanggil Gina.
"Kenapa baru ngomong?"
Pertanyaan itu membuahkan tawa remeh diakhiri senyuman sinis. "Karena lo terlalu bodoh!"
"Selama pertunangan kita terjadi gue berusaha menghindar. Tapi lo yang selalu mendekat. Bahkan gue dengan teganya menjalin hubungan dengan Adysti pun lo masih tetep perjuangin pertunangan kita yang hanya sebatas perjanjian bisnis antar keluarga."
Hanya kediaman yang Gina lakukan. Netra mata mereka berdua terus menatap satu sama lain. Ditemani suasana pantai yang mempertontonkan sang jingga di ufuk barat.
Hingga terdengar tawa kecil yang dipaksakan dari Gina. "Kan soal Kak Adysti itu hanya sekedar perjanjian kakak sama Kak Arlan," ucap Gina menyebutkan sahabat Garlan.
"Terus apa bedanya lo sama gue? Hubungan gua dengan Adysti itu sama seperti gua sama lo. Sama-sama di atas perjanjian sial yang seharusnya nggak ada. Sekali lagi gua ulangi! Bahwa hubungan kita adalah beban dan sekaligus kesialan buat gua. Cewek murahan!"
Tentu saja cewek cantik nan manis itu terkejut.
Entah bagaimana perasaan Gina. Tapi air matanya mungkin dapat mendeskripsikan. Bukan karena Garlan yang mempermasalahkan hubungan itu. Tetapi hinaan pemuda itu untuknya.
"Oke! Kalo itu mau Kakak aku setuju. Thanks, buat selama yang kita lewati yang sayangnya cuman aku yang menikmati."
Ucap Gina final sebelum gadis itu berbalik arah dan berjalan cepat. Usapan tangannya di pipi menandakan gadis itu mengusap air matanya. Garlan tau hal itu sekalipun ia melihat dari belakang tubuh mantannya.
Sekali lagi kita ingatkan! Mantannya.
Helaan napas keluar begitu saja dari Garlan seolah bebannya terangkat. Menatap sunset yang indah di sana kemudian ia berbalik arah dan berjalan.
Berjalan dengan posisi yang berlawanan arah membuat keduanya tak menyadari. Bahwa keduanya terkadang berhenti, dan melihat ke arah punggung salah satunya dengan perasaan yang, entahlah.
30 Desember
Hari di mana putusnya hubungan Garlan Brastian dengan Fasgina Camelia. Membuat status hubungan mereka berubah menjadi mantan.
===
Hallo ges²
Gue mau kasih tahu ke kalian, cerita ini diikut sertakan dalam event KIMAJI yang diadakan oleh penerbit Kadentyas Publisher.
Gimana ceritanya? Seru nggak? Dilanjut, yak! See you 👋
KALO SUKA BILANG SUKA YA!
Bilangnya lewat klik bintang ☆ Terimakasih dari saya dan sampai jumpa di part selanjutnya.