Part 7

2.6K 115 138
                                    

Haii Readers,
Aku akan berusaha up cerita ini setiap hari. Semangati aku dong dengan VOTE kamu, FOLLOW juga akun aku supaya gak ketinggalan ceritanya, entar aku follback yaa (DM) 😘

💐

Namanya Teguh. Corina sudah cukup akrab dengannya. Orangnya enak diajak ngobrol, sopan dan sayangnya terlalu ganteng untuk jadi security. Dulu di awal ke pindahannya ke apartemen itu Corina pernah sakit tyfus, saat itu Mike sedang berpergian ke Eropa dengan kekasihnya. Corina terlalu lemah untuk bangun dari tempat tidur apalagi pergi ke rumah sakit. Saat itulah Teguh mengetuk pintunya. Dia datang untuk mengecek keadaan Corina karena dirinya tidak tampak keluar apartemennya selama 3 hari. Teguh lah yang membawanya ke rumah sakit. Dia berhutang budi pada Teguh.

"Eh, Mbak Corina, apa kabarnya nih mbak ... ? Kok lama gak keliatan ?" sapa Teguh dengan senyum simpatik khasnya.

 ? Kok lama gak keliatan ?" sapa Teguh dengan senyum simpatik khasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baik mas, ada kok ... " balas Corina tersenyum sumringah.

"Hoiya, denger-denger besok mbak Corina mau ke Singapur sama ibu ya ? Emang jadi mbak ... ?!" tanyanya lagi dengan ekspresi yang mendadak serius.

"Iya nih mas Teguh, jadi kok, tolong bantu doanya buat kesembuhan mama ya mas," sahut Corina murung.

"Oh, pasti mbak. Pasti saya doakan untuk kesembuhan Ibu Atika mbak. Apalagi, saya sekeluarga berhutang budi pada Ibu Atika yang sudah sangat membantu pendidikan adik-adik saya. Mohon maaf saya belum bisa membantu apa-apa untuk meringankan beban Ibu Atika. Tapi saya dan keluarga selalu berdoa untuk kesembuhan Ibu Atika mbak. Um ... memangnya nanti disana barapa lama mbak ?"

"Dih, gak usah di pikirin deh mas. Mama juga pasti ikhlas kok ngebantu. Umm, di sananya berapa lama saya sih belum tau pasti mas, mungkin sekitar 2 mingguan atau mungkin juga lebih, oiya, titip apartemen saya ya mas Teguh ... "

"Siap, mbak ... " sahutnya lagi-lagi memamerkan senyum simpatiknya yang khas.

Ting!
Pintu lift terbuka di lantai satu. Teguh beringsut keluar. Meninggalkan mereka berdua saja di dalam lift.

"Saya duluan mbak, salam sama ibunya ya, semoga beliau lekas sembuh ... " ujarnya di depan pintu lift.

"Oh ... iya mas, amiiiin, terimakasih doanya mas," sahut Corina disertai anggukan dan senyuman manisnya.

"Mari, mbak." pamit Teguh mengangguk sopan. Ekor matanya melirik pada Dimas yang sedari tadi mengacuhkan mereka dengan aura angkuh dan sok sibuk dengan handphonenya.

"Mariii ... " balas Corina sopan.

Pintu lift tertutup kembali. Tak lama kemudian mereka sampai di parkiran basement. Keduanya berjalan beriringan tanpa saling berbicara. Corina menoleh pada wajah kaku di sampingnya. Entah kenapa dia merasa Dimas sedang marah padanya. Tapi kenapa ? Corina coba mengingat-ingat hal apa yang membuat childish bossnya itu mendadak berubah mood 180 derajat.

TOXIC  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang