Part 66

1.1K 52 5
                                    



THANK U buat readers yang sudah setia mengikuti cerita ini juga yang sudah klik 🌟VOTE🌟, COMMENT💬, FOLLOW✔️ ... 😘😘😘




"Eenghhh ..." erang Reno pelan dan parau namun cukup keras untuk membangunkan Corina yang terlelap disamping Reno dengan menggenggam tangannya.

"Reno, sayang, kamu sudah sadar ?!" panggil Corina lirih, matanya membelalak bahagia, dia lalu menggoyang pelan pundak Reno, tetapi tidak ada respon dari lelaki itu. Dahi kencang mulus itu mengernyit melihat kedua mata Reno masih terpejam rapat dan tubuh itu tidak bergerak sama sekali.

Tiba-tiba terdengar kegaduhan di lorong depan pintu kamar. Beberapa orang lelaki tampaknya sedang terlibat baku hantam sengit di lorong itu. Corina langsung duduk dengan waspada di atas pembaringan dan berjengit terkejut saat tiba-tiba pintu kamar dibuka dengan kasar. Corina menoleh refleks. Raut wajahnya sama terkejutnya dengan wanita yang berdiri diambang pintu dengan berkacak pinggang. Dia berjalan tergesa menghampiri Corina dengan sorot mata menyala penuh amarah, di ikuti hampir selusin lelaki berperawakan gesit dan tangkas dibelakangnya.

"Well, well, well, lihat siapa yang aku temukan disini ! The famous Corina yang munafik ! Tampang sok polosmu itu telah menghipnotis orang-orang untuk membelamu dan merendahkanku tapi lihatlah prilakumu yang menjijikkan ini ! Kau meniduri anak lel...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Well, well, well, lihat siapa yang aku temukan disini ! The famous Corina yang munafik ! Tampang sok polosmu itu telah menghipnotis orang-orang untuk membelamu dan merendahkanku tapi lihatlah prilakumu yang menjijikkan ini ! Kau meniduri anak lelaki dari wanita yang dicintai suamimu! Bukankah seharusnya kau juga di cap jalang ?! Ck, sungguh besar ketidak adilan yang kuterima karena ulahmu." umpat Devina dengan tatapan jijik.

Mulut Corina membuka lalu mengatup kembali tanpa tau harus berkata apa pada wanita yang disetiap pertemuan mereka kerap memaki-makinya itu. Kalau dulu, Mike yang menjadi sumber ketegangan diantara mereka, kini Reno lah yang menjadi alasan kebenciannya semakin menjadi-jadi terhadap dirinya. Corina menatap sedih dan serba salah pada Devina. Hatinya seperti diremas-remas mendapatkan penghinaan seperti itu dari ibu lelaki yang dicintainya.

"Aku akan membawa anakku ! Jangan mencarinya atau menemuinya lagi. Se-la-ma-nya !" ujarnya menatap arogan dengan dagu yang terangkat tinggi. Bersamaan dengan kata-katanya itu, para lelaki hamba sahayanya bergerak serempak mengambil Reno dari pembaringan.

"Tunggu ! Tolong, dengarkan aku dulu ! Please, izinkan aku merawatnya satu hari lagi. Kumohon, dia baru melewati masa kritisnya, biarkan fisiknya siap dulu ... " pinta Corina memelas.

Devina terkekeh dengan mimik muak.
"Supaya kau punya waktu untuk menyembunyikannya dariku, heh ?! Tidak. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. Kau, harus hilang dari hidupnya. Selamanya ! Itu pembalasan yang tak seberapa dibandingkan penderitaanku yang dipaksa kehilangan Mike kekasihku juga dibenci anak-anakku!" ucapnya dengan mata berkobar amarah dan kebencian.

"Aku, aku ... minta maaf atas semua kesalah fahaman yang terjadi diantara kita. Sungguh, aku tidak pernah bermaksud menjadi penyebab penderitaan anda, sebaliknya, aku tidak pernah merasa anda sebagai penyebab hancurnya pernikahanku dulu, kufikir, um, Mike dan aku memang tidak berjodoh. Kami terpaksa menikah dengan membawa alasan masing-masing. Tapi tidak ada cinta diantara kami. Aku tidak pernah mencampuri urusan pribadinya, terutama ... wanitanya, um, sekarang aku dan Mike sudah bercerai, aku bukan penghalang kalian lagi, maksudku, bisakah kita membuka lembaran baru saja ?" ujar Corina terbata dan bingung harus memilih dan memilah kata agar si pemarah Devina tidak tambah meradang.

TOXIC  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang