FOLLOW, VOTE and COMMENT ya😘Corina berjalan mondar mandir dengan gelisah didermaga kecil itu. Setidaknya ada 5 boat milik keluarga Bianca yang bersandar disana tapi tidak ada satupun yang bersedia membawanya kembali keresort tanpa mau menjelaskan alasannya. Beberapa pemilik boat pribadi lainnya menolak menyeberangkannya keresort karena tidak memiliki ijin untuk memasuki private island itu.
Setelah berjam-jam berusaha mencari boat untuk memyeberang tanpa hasil akhirnya Corina pasrah. Dia berjalan gontai kearah cafe yang berada persis diseberang dermaga lalu duduk diteras Cafe, mengistirahatkan punggung dan lehernya yang kaku dan lelah setelah berjam-jam mengasuh sibaby Matteo dan mondar mandir didermaga.
Matahari mulai oleng kesebelah barat saat Corina memesan sepitcher besar cola dan 3 porsi big burger juga seporsi besar kentang goreng. Hangat sinar matahari sore yang keemasan dan angin yang bertiup sepoi-sepoi tidak mampu menghilangkan rasa laparnya menggila. Dia melahap makanannya dengan kalap.
"Kau sadis....!! Kau sengaja meninggalkanku dikafe itu.... gadis-gadis disana sangat mengerikan.... mereka menggerayangiku seperti segerombolan serangga.... "semprot Matteo yang tiba-tiba saja duduk dihadapannya dengan mata melotot kesal. Dia terlihat lebih segar dan telah berganti pakaian.
Corina tidak menyahut. Dia hanya fokus memakan makanannya dengan lahap. Seakan Matteo tidak ada didepannya.
"Cukcukcuk..... anak kucing yang manis kalau lapar bisa rakus juga rupanya..." sindir Matteo menatap horor pada Corina yang menyuekinnya.
"Aku belum makan sejak semalam. Just for your information..."balas Corina datar tanpa menoleh padanya.
"HOh.... wAOw....!!! Dia bisa bicara..!!! Ohh..... lapar yaaa..??! kasihannyaaaa.... Puuusss...cukcukcukcuk.... anak kucing manis....mam yang banyak yaaa.... biar cepet gede.... kalau udah gede jangan suka ninggalin teman mabuk disarang penyamun yaaa....!!"teriak Matteo kemuka Corina.
Corina bergeming.
"Setidaknya kamu bisa mandi dan mendapatkan pakaian bersih...."ujarnya menyesap colanya dengan perlahan. Matanya melirik kearah dermaga dengan sendu."Aku tidak bisa mendapatkan boat untuk menyeberang keresort...."gumamnya.
Matteo menoleh kearah dermaga sekilas. Lalu mengamati wajah putih pucat tanpa sapuan makeup dihadapannya. Wajah melankolis itu terlihat cantik dibawah sinar keemasan matahari sore. Dan sama seperti ketika pertama kali melihatnya, kini jantungnya pun berdetak lebih cepat dari normalnya. Matteo menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Walau sudah berkali-kali kesadarannya memperingatkannya agar menjauhi gadis itu tetapi takdirlah yang selalu menuntunnya untuk berada dekat dengannya.
Kepala mungil berambut indah itu menoleh reflek mendengar helaan keras nafas matteo dan menatapnya dengan tatapan penuh tanya tapi Matteo lebih suka memalingkan wajahnya pada sepiring kentang goreng milik Corina dan memakannya dengan lahap.
"Bagaimana caranya kita kembali kesana...?!" tanya Corina lebih mirip gumaman pada dirinya sendiri.
"Kau sangat takut dia salah faham pada kita heh...??!"sindir Matteo menatap sinis padanya.
Corina menghela nafas pendek
"Tidak. Bukan seperti itu.... aku hanya lelah.... aku ingin segera kembali dan beristirahat..." ujarnya muram.Matteo tersenyum sinis. "Hati-hati dengan perasaanmu nona. Jangan sembarangan jatuh cinta. Atau kau hanya akan jadi bahan mainan lelaki...."ujarnya menatap tajam pada manik hitam Corina.
Corina menggigit bibir dalamnya dengan mata menatap sebal pada Matteo.
"Apakah kamu akan puas jika Reno hanya mempermainkan aku...?! Tolong, jika kamu berencana membalaskan dendammu padanya melalui aku..... jangan diteruskan. Tolong berhenti Matteo.... aku lelah dan aku tidak tertarik padamu." ujarnya emosional.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC (END)
RomanceWARNING! 21+ [konten dewasa] DARK ROMANCE.ACTION.THRILLER Corina baru saja memulai karir memasak profesionalnya sebagai assistant chef disebuah restoran ternama di Singapura ketika mamanya memintanya kembali ke Jakarta. Sebuah pilihan berat yang me...