Corina mengerjap-ngerjapkan matanya dengan ling lung saat sinar mentari dari balik kaca jendela yang sedikit tersibak tirainya menyengat kulit wajah putih mulusnya. Dia beringsut bangun dan duduk sejenak disisi pembaringannya coba menetralisir rasa pusing dan mual yang menyergap sejak dia membuka mata. Kepala mungilnya menoleh kesisi lain pembaringannya dengan tatapan kosong. Seperti biasa dipagi hari, dia hanya akan mendapati dirinya sendiri dikamar besar itu. Tanpa lelaki yang lagi-lagi telah melecehkannya sebagai istri dan seorang wanita. Beberapa kali dia menghela nafasnya dengan kasar untuk mengusir sesak yang menggumpal didadanya.
Ketika mata sembabnya melirik sekilas kearah jam kecil diatas nakas yang menunjukkan pukul 10 pagi seketika dia dilanda kepanikan. Dia sudah sangat terlambat ke restoran tempatnya bekerja. Spontan ia melompat bangun dan berlari kekamar mandi. Dengan tergesa memutar kran shower dan menyambar odol beserta sikat giginya. Ketika dia menoleh kecermin besar didepannya dia terpekik kaget melihat banyak bercak merah kebiruan dileher,dada,perut,bokong hingga pahanya. Tanpa sadar air matanya meleleh begitu saja. Mengapa suaminya begitu membencinya ? Tidak ada kasih sayang seorang suami dalam setiap sentuhannya. Sebegitu menjijikkannya kah dirinya? Apakah karena dia tidak berpengalaman sex seperti jalang-jalangnya ? Ataukah karena dia tidak mempunyai harta yang dia butuhkan untuk mensupport karirnya seperti yang sering dia katakan ? Perlakuan kasar diatas ranjang atau diluar urusan ranjang sudah sering ia terima dari suaminya itu bahkan sejak awal pernikahan mereka enam bulan yang lalu.
Tangis dalam diamnya berubah menjadi isakan saat mengingat mamanya yang kini tengah terbaring lemah di rumah sakit karena penyakit meningitis tuberkulosis yang dideritanya. Selama ini Corina diam dengan segala kebrengsekan Mike semata karena dirinya khawatir mamanya colaps jika tau perlakuan kejam Mike terhadapnya. Mamanya begitu bahagia dia menikah dengan Mike sahabat suaminya. Mereka sudah saling mengenal sejak Corina kanak-kanak. Mamanya berfikir Mike akan menjaga dan membahagiakan Corina sebaik papa mamanya. Dia tau waktunya tidak lama lagi tapi dia akan pergi dengan tenang karena Corina berada ditangan yang terbaik.
Mike dan papanya adalah sahabat sejak mereka sama-sama bersekolah di Jogja. Ketika tahun 2008 terjadi krisis finansial global, krisis tersebut berdampak pula pada perusahaan property milik orang tuanya. Krisis finansial global yang dimulai di Amerika Serikat itu ternyata membangkitkan trautama konsumen pada krisis moneter 1997. Beberapa mega project yang didanai pinjaman bank tidak laku terjual disebabkan sikap hold wait and see konsumen. Akibatnya perusahaan collapse dan tak mampu membayar pinjaman bank dan hutang-hutang pada supplier yang jatuh tempo. Penagih hutang datang setiap hari. Satu per satu aset perusahaan dan aset pribadi disita bank ataupun dijual untuk membayar gaji karyawan dan biaya hidup mereka. Tak lama kemudian mama dan papanya pun jatuh sakit.
Dengan kondisi bangkrut akhirnya papanya menjual sisa assets dan perusahaannya pada Mike sahabatnya. Dan Mike setuju membelinya dengan syarat kedua orang tuanya tetap mengelola perusahaan tersebut. Dia mengangkat papanya sebagai Direktur Utama serta mamanya sebagai Direktur pemasaran & marketing. Dan dengan alasan privasi dia tidak ingin dipublish sebagai owner baru. Cukup aneh rasanya untuk orang seambisius Mike ingin dibalik layar saja. Apalagi THE PROPERTY LAND adalah perusahaan yang cukup punya nama. Tapi orang tua Corina yang merasa berhutang budi tidak mau ambil pusing dengan motif Mike yang sebenarnya. Mereka terlalu fokus membenahi perusahaan. Masuknya Mike beserta suntikan dananya yang besar, membuat project pembangunan beberapa property yang mangkrak bisa dilanjutkan juga pembayaran hutang bank dan hutang-hutang jatuh tempo lainnya bisa dilakukan. Beberapa tahun kemudian THE PROPERTY LAND berhasil naik kembali menjadi perusahaan property yang disegani dinegri +62.
Corina kecil cukup akrab dengan Mike. Walaupun jarang bertemu tapi dia selalu membawakannya oleh-oleh setiap kali berpergian keluar negeri. Terakhir kali Corina bertemu Mike dibandara Sukarno Hatta. Saat itu Corina berusia 11 tahun dan baru lulus SD. Dibandara dia terus merutuk dan menangis karena tak rela harus berpisah dengan orang tuanya dan para pembantunya yang sudah seperti keluarganya. Kedua orang tuanya yang sangat sibuk dan sering tidak pulang karena urusan kantor, merasa khawatir dengan tumbuh kembang anak tunggalnya itu. Apalagi beberapa bulan sebelum kelulusannya Corina mengalami peristiwa kekerasan oleh anak ABG tetangga mereka. Dan hal itu membuat dia traumatik berat. Mereka kemudian sepakat menitipkannya pada Elif, adik angkat mamanya yang telah menikah dengan seorang wanita berkebangsaan Jerman dan telah memeliki seorang putra. Diharapkan dengan diasuh dalam sebuah keluarga yang komplit dan harmonis seperti keluarga Elif dapat memberikan kehangatan sebuah keluarga pada Corina kecil yang pendiam dan cengeng. Sedangkan kedua orang tuanya di Jakarta akan bekerja keras untuk memastikan kehidupan dan pendidikan yang layak untuk Corina.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC (END)
RomanceWARNING! 21+ [konten dewasa] DARK ROMANCE.ACTION.THRILLER Corina baru saja memulai karir memasak profesionalnya sebagai assistant chef disebuah restoran ternama di Singapura ketika mamanya memintanya kembali ke Jakarta. Sebuah pilihan berat yang me...