Part 34

925 55 5
                                    



FOLLOW, VOTE and COMMENT ya 😘

Waktu menunjukkan hampir pukul 9 malam, ketika akhirnya mereka bisa menyeberang ke resort setelah Matteo memperdaya seorang pemilik boat hingga mabuk berat dan mencuri boatnya.

Corina melirik Matteo yang berjalan tenang disampingnya dengan tampang juteknya yang seperti biasanya. Diam-diam ia curiga lelaki itu sebenarnya tau bahwa selain boat-boat milik keluarga Bianca tidak ada boat lain yang diijinkan menyeberang kepulau pribadi itu. Dan wanita itu telah melarang para driver boatnya untuk menyeberangkan mereka. Tanpa sadar Corina menghela nafasnya saat teringat bagaimana Reno menelan begitu saja semua tudingan Bianca terhadapnya dan Matteo tanpa memberinya kesempatan untuk menjelaskan sedikitpun. Serapuh itukah perasaan Reno padanya....?! Hingga sedikit saja fitnah mampu melunturkan semua rasa yang pernah ada padanya...?Ataukah justru rasa itu tak pernah ada...?

Corina berjalan disisi Matteo dengan mata kosong dan fikiran yang melayang kemana-mana. Dia bahkan tidak menyadari sama sekali jika Matteo berbelok ke arah bar yang letaknya dibelakang bangunan hotel mereka menginap. Hingga tiba-tiba Matteo menghentikan langkahnya lalu menarik tangannya dan berbalik arah dengan terburu-buru. Corina yang terkejut baru saja akan memprotesnya ketika telinganya terlanjur menangkap kata penuh gairah itu....

"Aku selalu mencintaimu Reynold.... dan aku tau kau juga masih ada rasa padaku. Berhentilah memanfaatkan gadis kecil itu untuk memanasiku. Kesenangan kecil yang kau dapat tidak sebanding dengan resiko yang harus kau tanggung jika suaminya tau affair yang kalian buat. Foto-foto yang aku tunjukkan padamu hanya sebagian kecil rahasianya. Dan aku masih punya kartu AS nya. Aku bisa sangat menyakitinya Reynold.... kau tau itu. Jadi... Mengapa tidak kita akhiri saja semua ini dan memulai lagi semuanya dari awal. Jangan membohongi dirimu lagi Reynold, kita telah sama-sama membuktikan bahwa tubuhmu masih merespons panas sentuhanku... kau tidak bisa menolakku...."

Jantung Corina berdebar keras. Matanya memanas. Matteo masih mencoba manarik tangannya untuk segera meninggalkan tempat itu. Tapi Corina berbalik badan dengan keras kepala. Dan menemukan kenyataan yang membuat hatinya seperti diremas-remas....

Disana....
Hanya berjarak tujuh langkah dari tempatnya berdiri, sosok Reno yang  membelakanginya tengah memangku mesra seorang Bianca. Wanita itu berpakaian minim seperti biasanya dan tampak sangat horny. Tubuh atas nya menempel pada tubuh Reno. Sedang bibirnya begitu panas menjelahi wajah Reno.

Dan Reno....
Tidak ada penolakan darinya...
Dia hanya diam menikmati sentuhan dan cumbuan Bianca.
Lalu untuk apa dia menolak mati-matian wanita itu beberapa hari ini ?
Jadi benar yang dikatakan Bianca, Reno hanya ingin memanasi Bianca...

Corina menatap kedua insan yang sedang bercumbu itu dengan tubuh yang gemetar. Sekuat tenaga dia menahan rasa amarah dan frustasinya. Hingga tanpa sadar dia menggigit bibirnya dengan sangat kuat hingga berdarah. Pandangannya menjadi buram dan tanpa dapat dicegah air matanya meleleh kepipi....

Tuhan...
Mengapa rasanya sakit sekali ???
Dia bahkan pernah melihat suaminya berhubungan sex dengan wanita lain tapi rasa sakitnya tidak seperti saat sekarang dia melihat Renonya menikmati belaian dan ciuman Bianca....

Renonya....?
Oh. lucu sekali....
Lelaki yang tiba-tiba terasa asing itu kini tengah bercumbu dengan seorang wanita tepat didepan hidungnya....!

"Apa kau berminat menyapa mereka...?aku akan dengan senang hati menjadi cheerleadermu...."bisik Matteo tiba-tiba ditelinga Corina.

"K-kurasa tidak. Aku.... lelah," ujar Corina terbata dan menundukkan kepala, menyembunyikan genangan air matanya.

"Ayo, aku antar kau kekamar...." ujar Matteo buru-buru menarik Corina beranjak dari tempat itu ketika dari sudut matanya dia melihat Reno mendorong kasar tubuh Bianca.

Seperti kerbau dicocok hidungnya, Corina hanya pasrah mengikuti Matteo dengan kepala yang tertunduk. Berkali-kali secara diam-diam dia mengusap air matanya yang terus mengalir kepipi. Untungnya simulut silet Matteo kali ini bisa diam dan tidak mengejeknya atau mengganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin hanya akan semakin menambah luka hatinya saja.

"Masuklah dan langsung tidur saja.... hari ini pasti hari yang berat untukmu... terimakasih sudah menolongku. Anggap saja aku berhutang padamu. Suatu hari aku pasti akan membayarnya." Ujar Matteo setelah beberapa menit kemudian mereka tiba didepan pintu kamar Corina.

"Ya. Um... tidak, kamu tidak berhutang apapun padaku. Aku ikhlas kok membantu kamu...." sahut Corina tanpa sadar mengangkat wajahnya.

Matteo mengernyitkan alisnya. Ketidaksukaan tergambar jelas diwajah kerasnya. Dia sebetulnya mengetahui bahwa Corina diam-diam menangisi Reno. Tapi dia mencoba menjaga perasaan gadis cantik belia itu dengan tidak mengungkit hal menjijikkan yang barusan dilakukan sahabatnya itu. Karena hal itu sama saja dengan mengorek luka hati Corina. Tapi melihat mata indahnya yang sembab dan juga sisa genangan air mata dipipi tirusnya membuat jiwa lelaki Matteo bergejolak.

"Jangan menangis untuk orang yang suka mengkhianatimu.... sebab dia akan ketagihan menyakitimu..." ujarnya lembut menghapus sisa air mata dipipi Corina dengan jari telunjuknya.

"AAp-a...oh, um....maaf, aku sudah berusaha tidak menangis.... tapi air mataku meleleh begitu saja... aku juga tidak mengerti...um...Biasanya aku juga kuat kok......m-maaf," jawab Corina terkejut dan gugup.

Matteo tersenyum miris. Entah mengapa hatinya merasa sakit melihat kesedihan dan kepolosan Corina. Sejak pertama kali melihatnya,  sesuatu didalam dirinya terus bergejolak untuk selalu ingin melindunginya. Padahal perasaan ingin melindungi, menolong orang lain dan hal-hal melankolis semacamnya telah dia buang jauh-jauh dihari kematian Sofia istri tercintanya. Selama bertahun-tahun ini dia telah sukses membentengi dirinya dari hal-hal yang hanya akan melemahkannya itu. Tapi semuanya berantakan sejak dirinya pertama kali melihat Corina. Gadis itu mengingatkannya pada cinta pertamanya yang bahkan tak pernah sempat dia ungkapkan...

"Tapi aku.... mungkin bisa meminta sedikit bantuanmu.... ttapi kuharap kamu tidak berfikir aku sedang pamrih....karena aku benar-benar tulus menolongmu... aku... hanya... tidak tau harus meminta tolong kepada siapa lagi.... aku tidak mengenal siapapun.... dan aku berada ditempat yang asing.... kuharap kamu bisa memahami....." ujar Corina gugup dan serba salah.

"Bantuan apa yang kau butuhkan dariku...? Katakan saja, aku pasti akan mengabulkannya..." sahut Matteo dengan mimik datar.

"Oh. Benarkah...?! Hohh, kau mengagetkanku, mmmaksudku, aku...huff, aku butuh tiket untuk pulang ke Jakarta, untuk penerbangan bbesok pagi, bisakah kau mengusahakannya untukku ?Tapi, aku tidak punya uang sekarang, tapi pasti aku akan menggantinya. Aku hanya meminjam darimu, ingat, aku hanya me-min-jam! Dan aku berjanji akan mengganti uangmu setiap sennya! Aku bersumpah....! " ujar Corina menatap wajah tampan Matteo penuh harap.

"Deal...!" Sahut Matteo enteng lalu berjalan santai kekamar diseberang kamar Corina. "Masuk dan bersiap-siaplah lalu tidur...! Besok pagi sebelum mereka terbangun kau sudah meninggalkan tempat ini...!" Ujarnya kalem sebelum menghilang dibalik pintu kamarnya.

Untuk sekian lama Corina hanya tercenung menatap pintu kamar Matteo...
Dia seperti mendapat jackpot gede setelah mempertaruhkan seluruh uangnya !
Manusia judes,jutek,selalu berkata pedas dan bermuka masam padanya itu memberinya tiket pesawat gratis tanpa banyak cingcong dan tanpa embel-embel !
Sedangkan Reno yang selalu berkata-kata manis, memperlakukannya dengan lembut dan mesra tiba-tiba saja menikam jantungnya tanpa sepatah kata pun !

Lalu tiba-tiba pintu kamar itu terbuka kembali dengan penampakan sosok angker yang berdiri galak didepan pintu...

"Masuk...!!" hardiknya dengan berkacak pinggang.

"HahH...??!!"

"Masuk...!!!"

"Tttapi.....akuh,"

"Masuuuukk !! Dan jangan keluar menemui siapapun yang mengetuk pintumu kecuali aku...!!"

"Iya,eh, loh....kenapa emangnya ??!"

"Tidak usah banyak tanya ! Masuk sekarang. Atau aku akan tidur seranjang denganmu malam ini...!!"

"What ??! Eh, iyaaaa....iyaaaa.... galak amat sih...!" Jawab Corina berlari masuk kekamarnya.

TBC
🖤

TOXIC  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang