FOLLOW first,
VOTE and COMMENT juga ya❣️
Karna Akuh sampe tumbuh uban mikirin nulis cerita ini 😅🤣.
.
."Aku sangat terkejut sekaligus tersanjung mendapatkan undangan minum kopi dari seorang Jouvan William Carl yang tersohor...." ujar Nyonya Irene berbasa-basi ketika mendudukkan bokongnya dengan anggun dihadapan Jouvan. Senyum ramah menggantung elegan diwajahnya. Penampilannya pagi itu sangat fresh dengan bawahan celana panjang blue jeans atasan kaos putih polos berkerah dan kacamata hitam yang tidak terlalu gelap.
Dia datang tepat waktu tetapi putra mahkotanya konglomerat Edward William Carl yang santer dinominasikan sebagai ketua serikat dagang nusantara itu telah lebih dulu datang. Dan itu membuatnya sedikit tidak nyaman apalagi cara bocah itu duduk dan mengamatinya dengan wajah angkuh membuatnya mendongkol. Namun tentu saja semua itu dapat disembunyikannya dengan rapi. Darah Van Gogh yang mengalir ditubuhnya bukanlah trah sembarangan. Mereka teruji sangat handal dalam berdiplomasi dan menjaring koneksi yang berguna dalam bisnis mereka. Terutama bisnis illegal. Selama berabad-abad mereka telah terlibat dalam kegiatan illegal diseantero dunia tanpa tersentuh hukum. Bertemu dan menghadapi calon client potensial dengan berbagai karakter memuakkan ataupun menyenangkan adalah hal yang biasa.
Keluarga William Carl sebelumnya sangat sulit didekati. Edward selalu menjaga jarak baik secara bisnis maupun personal dengan keluarga Subrata dan Van Gogh. Sebagai konglomerat yang cukup disegani Edward cukup bersih menjalankan bisnis-bisnisnya. Dia bersahabat dengan keluarga kerajaan Inggris. Dan punya jaringan yang kuat dengan para taipan China dan Jepang. Dan itu membuat Irene getol mendekati Edward dan putra-putranya. Dan kesabarannya sepertinya akan segera berbuah manis. Tiba-tiba saja kemarin malam Jouvan William Carl menelponnya dan mengajaknya minum kopi bareng. Dan tentu saja dia tidak menolak kesempatan langka untuk mendekati keluarga konglomert William Carl itu.
"Anda boleh memesan teh jika tidak suka kopi...mereka juga punya teh yang enak," ujar Jouvan datar.
"Ah tidak, saya juga penggemar kopi... saya bahkan punya perkebunan kopi di Sidikalang dan Gayo.... kopi yang kami hasilkan sangat enak, kadar kafeinnya mencapai 80%, kopi kami sangat digemari di Eropa dan Amerika, tingkat eksport kami terus meningkat setiap tahunnya. Ohya Saya akan mengirimkannya kerumah anda...saya dengar Edward papamu penggemar kopi Sidikalang... anda juga harus mencicipinya... saya yakin anda akan ketagihan..." ujarnya tersenyum simpul.
"Tidak usah repot-repot...."sahut Jouvan tersenyum miring. Dia lalu melambaikan tangan pada pelayan.
"Silahkan pesan yang anda suka...." ujarnya ketika pelayan tiba dimeja mereka.
"One black coffee please..."ujar Irene tanpa menoleh pada pelayan.
"Kufikir anda bukanlah tipe pemuda yang doyan berbasa-basi apalagi dengan wanita seusiaku, so katakan, apa yang bisa aku bantu Mr. William Carl Junior ...?" Ujar Irene setelah pelayan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC (END)
RomanceWARNING! 21+ [konten dewasa] DARK ROMANCE.ACTION.THRILLER Corina baru saja memulai karir memasak profesionalnya sebagai assistant chef disebuah restoran ternama di Singapura ketika mamanya memintanya kembali ke Jakarta. Sebuah pilihan berat yang me...