Part 25

2K 68 4
                                    



DOUBLE UP part 25 & 26 ...!!!
Bonus utk tembus 100 vote pertama !
1 partnya lebih dari 2000 words loh...

Aku akan double up lagi jika yg baca tembus 1K,
Dan triple up jika yg follow tembus 100 org dalam seminggu (halu dikit boleh yaaa🤣🤣🤣)

———///





Corina berdiri gamang di ujung anak tangga yang menghadap persis keruang keluarga tempat Reno dengan ketiga orang lelaki tampan dan seorang wanita cantik sexy sedang asyik bercengkrama. Mereka tampak sangat asyik bersenda gurau hingga tidak ada yang menyadari keberadaannya yang berdiri dalam jarak dua meter dari tempat mereka duduk. Sahabat-sahabatnya itu tampak sangat menikmati pembulian mereka terhadap Reno. Dan lelaki itu hanya tersenyum kecil menanggapinya. Dia lebih asyik mengetik dihandphonenya.

Koor tawa mereka kembali membahana. Corina menunduk gelisah, dia begitu malu dengan situasi yang sebelumnya diumumkan dengan suara lantang 7 oktafnya Eyang Fiore berkenaan aktifitas morning sex Reno dan dirinya. Dia merasa seperti wanita murahan dihadapan teman-teman Reno. Jantungnya berdegub gelisah, apakah Reno sudah biasa meniduri wanita dirumah Eyangnya sehingga Eyang Fiore tampak santai mengatakan itu didepan teman-teman Reno ?

Selain itu juga ada kekhawatiran di hatinya jika salah satu dari teman-teman Reno akan mencari tau tentang dirinya dan akhirnya menemukan foto-foto pernikahannya disitus gossip. Pernikahannya dulu memang tertutup tapi entah mengapa seminggu kemudian foto-foto pernikahannya beredar luas. Hingga berbuntut Devina melabrak Mike ke apartemen mereka dan pemukulan Devina padanya karena mengaku sebagai istri Mike. Foto-foto itu memang telah dihilangkan oleh Mike dari seluruh media berbulan-bulan yang lalu tapi Corina masih saja merasa khawatir.

Corina menghela nafasnya dengan berat. Dadanya selalu terasa sesak jika mengingat pernikahannya dengan Mike apalagi calon anaknya yang telah pergi untuk selamanya.

Dia baru saja akan mengendap-endap pergi ketika salah satu dari mereka melihatnya dan menyapanya.

"Ciao Bella....!"sapa pria itu berdiri dan tersenyum padanya. Reno dan ketiga sahabatnya yang lain menoleh serempak kearahnya. Corina tersenyum kikuk dan berjalan menghampiri mereka. Reno bangun dari duduknya dan mengecup keningnya lalu memperkenalkannya pada teman-temannya yang terlihat penasaran pada wanitanya.

"Corina perkenalkan mereka ini sahabat-sahabatku sejak masa SMA hingga kuliah dan sampai sekarang kami masih bersahabat semua..yang tadi menyapamu adalah si playboy Alessandro...yang sok cool ini adalah Matteo....yang paling brisik ini adalah Lorenzo....dan yang paling cantik diantara kami ini adalah...Bianca." ujar Reno dalam bahasa Indonesia yang langsung disambut protes teman-temannya yang tdak mengerti sekaligus curiga dengan apa yang dikatakan Reno pada Corina.

"Hai, i'm Corina..."sapanya ramah pada mereka semua.

"Carina...??! It's likes my sister's name....Please joint us Carina...."sapa Alessandro dengan senyum bersahabat diwajahnya. Dia menarik lembut lengan Corina dan membimbingnya duduk kesofa lalu dia pun duduk persis disamping kanannya. Mata abu-abunya menatap lekat padanya seakan ingin tau banyak hal tentangnya hanya dengan membaca aura wajahnya. Corina berdehem kecil untuk mengusir kejengahannya.

"It's Corona idiot...."sergah Lorenzo mendudukkan pantatnya disamping kiri corina yang kosong. Dia tersenyum tipis. Corina tersenyum gugup. Entah mengapa dia merasa teman-teman Reno seperti sedang melakukan fit and proper test terhadap dirinya.

"Corina, wright...?! I'm Bianca.... nice to meet you.... So, Where're you from Corina...??"sapa satu-satunya wanita digrup pertemanan lawas itu sambil menjabat tangannya. Dia menatap Corina sepersekian detik dengan tatapan yang sulit diartikan lalu berbalik badan dan melangkah dengan gemulai kearah Reno. Corina berdebar. Dia menyadari bahwa wanita pirang sahabat Reno itu tidak memakai pakaian dalam sehelaipun. Pakaian tipis ngepas dibadan itu dengan jelas mempertontonkan body bahenolnya. Dan keempat pria disekitarnya tampak biasa-biasa saja dengan penampilannya. Bianca mendudukkan bokong besarnya dilengan kursi yang diduduki Reno. Dada besarnya persis berada dalam jangkauan bibir Reno. Dia menarik wajah Reno dengan kedua tangannya dan mengatakan sesuatu dalam bahasa Italia. Reno melihatnya hanya sekilas lalu kembali sibuk menjawab telponnya.

TOXIC  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang