Part 18

1.3K 63 2
                                    


Jangan pelit Follow, vote n' comment dong, aku kan rajin up 😁🤘😘

——///




"Selamat pagi....." sapaan hangat itu menyela aktifitas dua orang perawat perempuan yang sedang mengukur tekanan darah Corina dengan alat sfigmomanometer. Sontak ketiganya menoleh pada seorang pria tinggi tampan bercambang yang tiba-tiba berdiri diujung tempat tidur pasien. Kedua perawat itu memekik tertahan dan saling melempar senyum genit.

"Selamat pagi mas ganteng..."sapa mereka hampir bersamaan.

Reno tidak menjawab atau tepatnya tidak memperdulikan sapaan kedua perawat cantik itu, tatapan matanya fokus pada wanita cantik ayu dihadapannya. Betapa pucatnya wanita itu pagi ini. Ataukah semalam dia juga sepucat sekarang tapi karena euforia bertemu dengannya lagi membuatnya tidak menyadari kalau sebenarnya dia begitu sakit...?

"Haii.... bagaimana kondisi kamu pagi ini ..?" tanyanya khawatir.

"Lumayan...."sahut Corina tersenyum.

"Denyut nadi dan tekanan darah anda stabil... ini obat untuk diminum pagi ini... diminumnya setelah sarapan ya bu..." ujar perawat yang berkulit lebih gelap sambil membereskan peralatan medisnya. Sesekali dia mencuri pandang kepada Reno.

"Maaf... boleh kami minta foto selfie...??" tanya perawat yang berkulit putih dan bertubuh pendek pada Corina tapi matanya melirik dan tersenyum simpul pada Reno. Corina mengangguk geli. Lalu kedua perawat itu melakukan selfie mereka berempat. Dan mencuri-curi angle selfie berdua dengan Reno. Saat melakukan foto selfie itu Corina menyadari bahwa Reno bukanlah orang yang suka berbasa basi pada orang lain. Wajahnya merona saat mengingat bahwa semalam Reno lah yang lebih banyak bicara dari pada dirinya.

"Terimakasih....Selamat istirahat. Semoga lekas sembuh..." pamit keduanya ramah sebelum keluar sambil cekikikan.

"He-Emm...."suara batuk kecil Reno menarik perhatian Corina dari kedua perawat itu menuju wajah tampannya yang eksotis. "Papaku diizinkan pulang kerumah siang ini... sekarang tinggal menunggu pemeriksaan akhir oleh dokter tulangnya...."ujarnya seraya mengambil duduk berhadapan dengan Corina dipinggiran tempat tidur.

"Oh-ya...?! Wah selamat dong...! Em.. aku juga diizinkan pulang pagi ini... aku hanya tinggal menunggu administrasinya selesai... mungkin sebentar lagi perawat akan datang memberitahu dan melepas infus ini..."sahut Corina dengan mata berbinar tapi mendadak kesedihan menyelemuti matanya. Dan dia buru-buru memalingkan wajahnya pada bunga-bunga mawar disamping tempat tidurnya.

"Mawar-mawar ini cantik yah...?! Aku dan mamaku suka banget semua jenis bunga mawar.... karena hari ini aku pulang, mereka akan kuberikan pada perawat jaga didepan.... mereka pasti akan rajin mengganti airnya..."ujarnya memasang wajah tersenyum lagi.

"Sudah berapa hari kamu dirawat disini...?" Tanya Reno ikut memperhatikan bunga-bunga mawar itu. Sebuah kertas yang terselip diantara tangkai-tangkai mawar yang berduri menarik perhatiannya. Dia mengambilnya dan membacanya.

"Baru dari kemarin siang..."sahutnya tanpa menoleh.

"Dan tidak ada yang menemanimu disini sejak kemarin...??"tanya Reno lagi kali ini dengan dahi yang sedikit berkerut.

"Hampir tidak ada yang tau aku dirawat disini.... lagipula ini bukan penyakit yang serius.... sebenarnya aku cuma butuh istirahat....dan hmm... aku yatim piatu...mamaku punya adik sih tapi dia tinggal di Singapore. jadi...ya, mau gimana lagi....."jawab Corina mengangkat bahu dan tertawa garing.

"Kalau begitu aku akan mengantarkanmu pulang ..."ujar Reno datar seraya menyelipkan kembali kartu memo dari nyonya Irene kebalik rangkaian bunga.

"Emmm.... aku... belum berencana pulang... aku ingin pergi kesuatu tempat untuk menenangkan diri sejenak..."ungkap Corina ragu.

TOXIC  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang