Part 22

1.3K 71 4
                                    


FOLLOW dulu baru baca. Setelah baca silahkan VOTE and Comment Ya... 😘
——///



"Kamu menyewa private jet ini untuk penerbangan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu menyewa private jet ini untuk penerbangan kita...?!" tanya Corina dengan dahi mengernyit ketika mereka berada di parkiran pesawat Bandara Halim Perdana Kusuma. Tadinya dia sudah merasa aneh saat memasuki bandara mereka tidak melakukan antrian check-in seperti penumpang pada umumnya. Tapi karena Reno sibuk bertelpon ria sejak keberangkatan dari apartemen menuju bandara dia mengurungkan niatnya untuk bertanya. Keluarga Subrata memang memiliki private jet. Tetapi selama menjadi menantu keluarga Subrata dia tidak pernah berpergian dengan private Jet milik keluarga suaminya itu. Malah sudah menjadi rahasia umum jika Devinalah yang wara-wiri bersama Mike menggunakan private jet itu.

"Tidak..."sahut Reno memasukkan handphonenya ke saku celananya dan merangkul pundak Corina. "Aku membelinya...."imbuhnya datar.

"Oh.."gumamnya. Reno mengambil kesempatan itu untuk melumat bibirnya.

Bbzzzzzzzzt...

Bunyi handphone disaku celana Reno menginterupsi mereka. Tapi Reno tidak langsung mengangkatnya. Dia mengabaikan handphonenya hingga panggilan itu berhenti sendiri. Mereka lalu berjalan cepat memasuki kabin. Corina tercengang melihat interior dalam pesawat itu.

Dua orang pramugari berambut pirang menyapa ramah mereka dan membawakan sampanye beserta kudapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua orang pramugari berambut pirang menyapa ramah mereka dan membawakan sampanye beserta kudapan. Tidak lama kemudian muncul seorang pilot berusia awal 40an menghampiri dan menyalami mereka. Setelah berbincang sebentar pilot itu pun pamit kebilik navigasi. Corina duduk didekat jendela lalu menyicipi kudapan dan sampanye yang disediakan pramugari. Matanya mengawasi Reno yang tampak serius dengan percakapan dihandphonenya. Sepertinya seseorang yang penting diperusahaannya mendadak terkena serangan jantung dan beberapa pekerjaan penting menjadi terkendala. Corina menatap kagum pada Reno. Dia ternyata lelaki muda yang sangat serius dalam pekerjaannya. Dia seperti papa Corina....

Tidak mau mengganggu Reno, Corina pun mencari kesibukannya sendiri dengan membaca majalah, bermain game sambil menghabiskan sekotak medium pizza tuna favouritnya. Lalu bermain catur melawan dirinya sendiri. Berleyeh-leyeh menonton Tv. Tapi entah mengapa perjalanan itu terasa sangat lama. Corina bahkan lupa menanyakan dimana rumah nenek Reno. Lama kelamaan dia menjadi bosan disana. Sedangkan Reno belum juga selesai dengan pekerjaannya. Meski sesekali dia dan Reno saling melempar senyum dan saling memagut bibir disela-sela meeting dengan telekonference yang dilakukan Reno. Tapi tetap saja dia jenuh.

TOXIC  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang