Part 31

1K 60 1
                                    



FOLLOW, VOTE and COMMENT ya 😘

"Maatteoooo.....!!!" teriak Reno tiba-tiba menendang keras perut Matteo. Corina terlonjak kaget melihat Reno yang tiba-tiba datang menendang Matteo. Reno terlihat sangat marah. Wajahnya memerah keunguan. Dia terus menerus menendang perut dan wajah Matteo bertubi-tubi dengan sekuat tenaga. Dan tidak menghiraukan sama sekali teriakan permohonan untuk berhenti dari semua teman-temannya. Dia baru berhenti ketika kelelahan sendiri.

Matteo meringkuk dan terbatuk-batuk mendapat serangan mendadak dari Reno tapi kemudian terkekeh dengan keras lalu bangkit berdiri dengan sedikit sempoyongan.

"Hey woles..! Aku bahkan belum merebut pacarmu yang polos bung....!! Tapi kau sudah kebakaran jenggot saja. Kalau dia ikhlas memberikan nafasnya untukku aku juga ikhlas menerimanya.... simple saja.!" cengirnya tak berdosa.

"Kau...!!! Ok. Brengsek!! Jangan salahkan aku kalau menghajar muka munafikmu itu sampai hancur...!!!"geram Reno kembali menerjang Matteo. Satu bogem keras mendarat mulus dipipi Matteo. Tinju keduanya menggelincir hingga kehidung mancung Matteo hingga dia terjengkang jauh kebelakang. Anehnya Matteo hanya terkekeh geli tanpa berusaha menghindar apalagi membalas.

Matteo mengusap hidungnya yang mengeluarkan darah kental dengan senyum mengejek.

"Cuma segini kemampuanmu jagoan...?!" sinisnya meludah kelantai disertai derai tawa mengejek.

Sikap Matteo itu sukses membuat Reno semakin dibakar amarah. Reno siap menerjang kembali Matteo dengan pukulannya yang lebih keras tapi kali ini gerakan tubuhnya terhalang oleh pelukan keras dari Alessandro dan Lorenzo.

"Reynold....!! Matteo....!! Sudahlah...!! Kalian sudah terlalu tua untuk berkelahi karena wanita lagi.... kita ini bersahabat sejak dari remaja ingusan....dewasalah. Please!!" bujuk Lorenzo tegang.

"Nasehati saja temanmu yang suka memanfaatkan wanita itu. Setidaknya aku yang dituduhnya munafik ini tidak pernah mempermainkan perasaan wanita...." tandas Matteo tenang sambil berlalu kesisi lain kapal. Sorot mata kelamnya bertemu dengan manik hitam Corina yang telah dibasahi oleh air mata. Dia tecenung sesaat melihat kesedihan diwajah cantik yang menangis tanpa suara itu.

"Hey, apa maksudmu brengsek...??! Kau yang memanipulasinya dan menghamilinya dan dia meninggal karena melahirkan anakmu...! Brengsek kau Matteo...!!!"maki Reno hendak mengejar Matteo. Tapi lagi-lagi tubuhnya ditahan oleh Alessandro dan Lorenzo.

"Lepaskan aku...!! Brengsek...!! Kalian jangan menghalangi aku... dia harus membayar hutangnya sekarang...!!" ronta Reno dengan amarah yang menyala-nyala.

"Sudah...!! Cukup...!!! Berhentilah membenci dan menyalahkan kami karena kau kehilangan wanita yang sangat kau cintai !! Demi Tuhan, ini sudah 5 tahun Reynold...!!? Apa kau fikir hanya kau yang terluka disini...?! Matteo kehilangan wanita yang dicintainya juga anaknya.... Lorenzo dan Alessandro kehilangan sahabatnya.... dan aku...?! Aku tidak saja kehilangan sahabatku Sofia tapi aku juga kehilangan kau.... ! Kau membenciku dan menghindariku sejak hari itu...." teriak Bianca dengan air mata diwajahnya. Tubuhnya bergetar dalam isak tangis. Dia berlari kearaah kabin dengan penglihatan yang buram karena air matanya yang terus tertumpah dan tanpa sengaja menubruk Corina hingga mereka berdua sama-sama terjatuh.

"Kau sudah puas sekarang....??!"desisnya dengan mata menatap kebencian pada Corina lalu tergesa masuk kedalam kabin kapal.

Kedua mata Corina yang sejak tadi telah banyak menumpahkan air mata menyaksikan rasa amarah dan frustasi Reno yang begitu besar untuk wanita lain yang masih sangat dicintainya semakin deras berurai air mata mendengar kata-kata Bianca. Dia menoleh pada Reno. Lelaki itu ternyata sedang menatapnya. Dia hanya berdiri disana dengan tatapan sejuta maknanya tanpa berusaha membujuknya apalagi menjelaskan apapun padanya. Sekian lama mereka hanya saling tatap hingga akhirnya Reno berjalan menjauhinya tanpa sepatah katapun. Corina menangis hingga bahunya berguncang. Tapi tidak ada satu isakan dan tangisan pun yang terdengar dari bibirnya.

TOXIC  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang