Part 61

846 50 2
                                    


🌟 Vote ya kak🌟Thank U😘





"Jouvan !" seru Corina terkejut sekaligus lega melihat sosok Jouvan yang tiba-tiba muncul dari balik pintu masuk beserta setengah lusin pria bersenjata pistol G2 Premium buatan Pindad. Belum habis keterkejutannya, beberapa detik kemudian muncul pria yang membuat jantung Corina hampir melompat keluar.

"Matteo." gumam Corina dengan wajah terperangah kebingungan melihat kemunculan kedua lelaki itu secara bersamaan di tempat penyekapannya.

"Cori !" panggil Jouvan tersenyum lebar saat menemukan sosok Corina yang di carinya. Tetapi senyumnya langsung pupus dan berubah cemas saat melihat kondisi tubuh Corina yang dipenuhi bercak-bercak merah gelap dengan kedua tangan yang diborgol ke belakang. Tergesa, dia berlari menghampiri Corina. Tetapi sialnya, Jacub lebih dulu menggapai Corina, mendekapnya rapat dari belakang dan menodongkan sebuah revolver ke pelipis kanannya.

"Diam di tempatmu Jouvan ! Kalian semua, diam di tempat masing-masing ! Atau aku dengan senang hati akan meledakkan kepala jalang ini !" teriak Jacub dari balik rambut Corina. Matanya menatap tajam dan waspada kepada semua orang yang kini berdiri di hadapannya dengan sama siap dan waspadanya.

"Jacuuuub ! Apa yang kau lakukan ?! Awas jika kau berani melukainya, aku tidak akan memaafkanmu !" teriak Jouvan meradang.

Jacub terkekeh sinis.
"Kau akan membunuhku, kan ?! Sejak dulu kau ingin menyingkirkanku. Aku beban bagimu. Kau membenciku !" teriaknya sama meradangnya. Matanya semerah saga.

"Kau gila telah berfikir seperti itu ! Aku kakak kandungmu, aku selalu menyayangimu. Bahkan saat kau merampas semuanya dariku. Cinta dan perhatian DAD and MOM, tahtaku diperusahaan bahkan wanita. Aku membiarkan semua itu kau ambil dariku karena aku teramat sangat menyayangimu. Sejak lahir kau sakit. Kau kesepian dan terabaikan saat Mom meninggal. Kau hanya memiliki aku. Aku memberikan segala yang kupunya untukmu. Tapi kau seperti tidak pernah puas. Kau mengimitasiku habis-habisan, lalu melempar semua tanggung jawab atas berbagai perbuatan melanggar hukum dan skandalmu padaku. Aku Jacub, aku yang selalu pasang badan atas segala kebejatanmu ! Dan kau masih bilang aku membencimu ?! Tidak menyayangimu ?! Jacub, keluarlah dari dunia hayalmu sekarang ! Hiduplah dengan realita. Kita sudah dewasa sekarang ! Kau harus bertanggung jawab atas dirimu sendiri !" ujar Jouvan terengah menahan emosi dalam dirinya yang meledak-ledak.

"Tidak. Kau bohong ! Kau bilang milikmu adalah milikku. Kau bilang aku bisa mendapatkan apa saja yang ku mau di dunia ini. Tapi, kau marah saat kuminta kau membuang perempuan ini. Bahkan setelah insiden kolam renang itu, kau hanya berpura-pura meninggalkannya dan rela bertahun-tahun menjadi bayangannya ! kau mengikutinya kemanapun dan selalu melindunginya. Ya, aku tau semuanya Jouvan ! Bagaimana kau dengan licik menggiringnya menjadi karyawan di perusahaan kita. Sadarlah Jouvan, dia hanya menipumu, memanfaatkan kebaikan hatimu ! Lihatlah bagaimana dia berselingkuh setelah segala kemurahan hatimu padanya. Jou, Kau telah berjanji padaku dan Mom bahwa kau akan selalu ada untukku, mengutamakan aku diatas apapun, membelaku dan melindungiku dengan nyawamu! selamanya, sampai kita tua, sampai kita mati, kita akan selalu bersama. Itu janji suci Jouvan ! Dan kau tega mengingkari janjimu padaku dan Mom, kau mengkhianatiku demi perempuan tidak tau malu ini ! Dia kotor ! Dia hina ! Murahan ! Dia tidak pantas untukmu yang begitu agung !" balas Jacub berapi-api. Dia begitu marah dan emosional hingga tidak menyadari secara perlahan dan tidak kentara setengah lusin tentara bayaran yang terlatih di berbagai misi internasional itu telah memperpendek jarak dengannya dan telah mengunci bagian-bagian vitalnya dalam radius tembak mematikan.

"BANCI ! CENGENG !!" ketus Matteo selaras dengan gelegar tawa mencemoohnya.

"Diam kau, gembel !!!" teriak Jacub gahar,  sejak kanak-kanak ia memang selalu mudah terprovokasi mendengar ejekan Matteo atau bahkan hanya dengan melihat tampang juteknya. Pria berkulit eksotis itu semakin keras terkekeh.

TOXIC  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang