Part 67

3.4K 74 10
                                    




THANK U SO MUCH buat readers yang sudah setia mengikuti cerita ini juga yang sudah klik 🌟VOTE🌟, COMMENT💬, FOLLOW✔️ dan memasukkan TOXIC sebagai reading list👍 ... mmuah... mmuah😘😘😘😘

Ini adalah last part TOXIC ya readers ...

Sampai bertemu lagi di cerita baru
aku, THE DARK SIDE 💞

Sampai bertemu lagi di cerita baru aku, THE DARK SIDE 💞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"H-hosssh !!!" pekik perempuan berponi itu berjengit terkejut saat matanya tanpa sengaja berpapasan dengan sepasang mata biru gelap yang menatapnya intens.

"Um, eng, s-selamat pagi pak," sapanya kikuk. Wajah putihnya memerah marun ketika menyadari Matteo memperhatikan setiap gerak-geriknya dengan sorot mata aneh. Dia terlalu fokus mengecek tekanan darah dan denyut jantung pasien yang beberapa hari lalu kritis terkena tembakan di perut dan dada itu hingga terlambat menyadari bahwa lelaki yang pingsan lagi kemarin sore itu telah sadar dan sedang memperhatikannya.

Sebagai perawat baru dia sangat khawatir melakukan kesalahan hingga dia terlalu hati-hati dan fokus dengan pekerjaannya. Apalagi kemarin sore pasien tampannya itu membuat ulah yang hampir membuat nyawanya sebagai perawat pribadinya melayang sia-sia. Betapa tidak, lelaki itu tiba-tiba saja menghilang dari kamarnya, padahal dia meninggalkan Matteo dalam keadaan tertidur dan dia pergi hanya beberapa menit untuk menyiapkan makan malamnya. Dengan kepanikan dan ketakutan yang semakin menggila tiap menitnya dia berkeliling mansion untuk mencarinya tapi tidak berhasil menemukannya. Ditengah keputusasaannya, dia memutuskan untuk melaporkan menghilangnya Matteo pada Reno, namun tiba-tiba saja dari arah berlawanan dia melihat hampir selusin lelaki bertampang keras menenteng senjata api berjalan tergesa memasuki kamar Reno, seketika itu nyalinya amblas ke perut bumi. Dengan gemetar ketakutan dia kemudian berlari kembali ke kamar Matteo dan bersembunyi disana sambil memikirkan cara melarikan diri dari tempat itu ketimbang mati dibunuh Reno.

Reno, lelaki irit bicara itu sewaktu di klinik juga sekarat seperti Matteo, dia mendapat luka tembak di dekat jantungnya. Namun dibawah todongan pistol lelaki yang bernama Jouvan, dia dan Reno kemudian dipaksa pergi membawa Corina dan Matteo. Sedangkan Jouvan menjadikan dirinya sendiri sebagai saksi tunggal pembunuhan brutal yang dilakukan oleh adiknya Jacub. Dan saat mereka bertukar kendaraan dari helikopter ke private jet, keadaan Reno semakin payah. Dengan disaksikan oleh para bodyguardnya, di sisa kesadarannya lelaki tampan yang selalu cemas dengan keadaan kekasihnya yang juga terluka itu mengancam akan membunuhnya jika dia sampai lalai dalam merawat dan menjaga Matteo dan Corina.

Sialnya, sore itu Matteo telah menghilang tanpa jejak dan tiba-tiba saja mension itu dipenuhi banyak bodyguard. Tak ayal dia menjadi sangat ketakutan dan berfikir Reno telah gelap mata tentang menghilangnya Matteo dan sedang mencarinya untuk dibunuh. Selama hampir satu jam kemudian, dengan fikiran kalut dan tubuh gemetar ketakutan dia berjalan mondar mandir di walk in closet dan kamar mandi Matteo. Dia kemudian melompat bersembunyi di balik pakaian ketika mendengar suara orang-orang yang memasuki kamar. Dia bahkan nyaris terkena serangan jantung ketika tiba-tiba Reno menyibakkan gantungan pakaian yang bahkan hanya menutupi sebagian tubuhnya dan menyuruhnya keluar dengan wajah tegang dan memerintahkannya untuk segera memeriksa dan mengobati Matteo.

TOXIC  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang