Part 56

928 59 208
                                    



FOLLOW, VOTE and COMMENT yah😘

Hai Readers,

Mohon maaf jika penulisan tanda bacanya masih kurang rapi, juga untuk kata berbahasa Inggris yang tidak di italic.

Maaf utk ketidaknyamanannya🙏
=========================


Corina tersentak bangun dari tidurnya ketika bunyi kaca pecah tiba-tiba menusuk alam bawah sadarnya yang hampir terlelap. Sepertinya gelas diatas nakas telah tersenggol seseorang. Tiba-tiba bulu ditubuhnya meremang, entah mengapa dia merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya. Suasana kamar yang selalu gelap ketika dirinya tidur membuatnya tidak bisa melihat apapun sekarang. Dengan gerakan perlahan dan mata yang menatap waspada pada sekelilingnya, dia meraba sakelar lampu disamping tempat tidurnya.

Tepat saat lampu menyala, sebuah bayangan menyergap kearahnya dan membekap hidung dan mulutnya dengan kain yang sedikit lembab. Corina menjerit dan memberontak sekuat tenaga namun entah mengapa seluruh otot tubuhnya lemas dan dia merasa sangat mengantuk. Dalam pandangannya yang semakin mengabur dan kesadaran yang semakin menurun, Corina mencoba fokus untuk menarik masker wajah bergambar tengkorak yang dikenakan orang itu dan betapa terkejutnya dirinya saat melihat wajahnya.

"Kau ... " gumamnya, lalu ambruk.

Sosok lelaki itu kemudian membopong tubuh tak berdaya Corina dipundaknya. Berjalan sedikit tergesa kearah jendela kamar yang terbuka. Beberapa jengkal sebelum dia mendekati jendela, seorang pria dengan masker tengkorak muncul dan mengambil alih tubuh Corina kegendongannya. Keduanya kemudian berjalan mengendap-endap dibalik bunga dan pepohonan yang tumbuh rimbun didepan kamar Corina. Dua orang pria bermasker tengkorak yang lainnya muncul dari balik pilar diujung lorong. Mengamati keadaan sekeliling mereka yang tampak remang-remang dan sepi. Tidak jauh dari mereka berdiri tampak bergeletakan tidak sadarkan diri lima orang security bertubuh tegap. Keempatnya kemudian bergegas melewati pos security yang hanya berjarak dua meter dari posisi mereka. Tapi mendadak langkah mereka terhenti oleh bunyi tembakan dan teriakan tertahan dari pria yang memanggul Corina. Darah dengan cepat mengotori celana dipahanya.

Mendapat serangan mendadak dari sniper yang tidak diketahui keberadaannya, keempat pria berpakaian serba hitam itu secara taktis kemudian membentuk formasi bintang laut dan saling memunggungi.

"Jalan ... !" perintah pria yang mengenakan rompi anti peluru.

Pria yang memanggul Corina kemudian dengan gerakan cepat menurunkan Corina dan memposisikan tubuh Corina berdiri didepannya namun kondisi Corina yang pingsan menyebabkan tubuhnya berkali-kali melorot hampir jatuh, alhasil pria itu melingkarkan tangannya dari ketiak hingga dada Corina dengan posisi terbalik, dia lalu menyeret tubuh Corina sebagi tameng. Keempatnya kemudian dengan cepat dan tetap dalam formasi bintang laut berjalan kearah pos security.

Bunyi tembakan kembali terdengar, kali ini pria yang berdiri disamping lelaki yang menyeret tubuh Corina yang menjadi sasaran. Darah segar dengan cepat membanjiri pakaian dipundaknya yang tertembus peluru.

"Jalan ... !! Jangan berhenti ! Cepat ... !!!" seru pria berompi anti peluru dengan kesal. Kedua pria yang masing-masing terluka dibagian pundak dan paha saling memandang sejenak kemudian saling mengangguk lalu bergegas mundur kearah pintu gerbang. Namun baru saja pintu besi setinggi tiga meter itu terbuka seperempatnya, sebuah tembakan keras keudara menyambut kemunculan mereka. Delapan orang pria tampak telah berdiri rapi membentuk pagar betis dengan masing-masing pistol mengacung kearah keempatnya.

"BERHENTI !! DIAM DITEMPAT ... !!! hardik salah seorang dari delapan pria berwajah keras itu.

Keempatnya sepakat tidak menyahut, mereka diam tidak bergerak dalam kewaspadaan tinggi.

TOXIC  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang