Budayakan vote sebelum membaca :)
Waktu masih menunjukkan jam lima subuh, Auris, Ainun, dan para staff butik telah berada di butik untuk merapihkan atau finishing baju-baju yang akan di tampilkan di mini show nanti. Kini, Auris tengah merapikan benang-benang yang terlihat dari luar dan kurang rapi. Sedangkan, Ainun tengah mengecek kelengkapan baju-baju yang telah rapi di bantu dengan staff butik lainnya.
Tak lama kemudian, datanglah Liora. Liora memang sengaja datang terlebih dahulu ke butik untuk menyemangati Auris dan melihat persiapan Auris.
"Eh dateng kesini juga, lo?" ucap Auris ketika mendapati Liora memasuki butiknya.
Liora tersenyum, "Iya dong, penasaran gue sama persiapan lo."
"Iya-iya,"
Setelah semuanya selesai dan waktu sudah menunjukan jam setengah tujuh pagi, Auris, Ainun, Liora, dan para staff butik pun berangkat ke venue mini show. Jarak antara butik dan lokasi mini show Auris lumayan jauh. Maka dari itu, dari jam setengah lima pagi, Auris sudah mempersiapkan segala yang dibutuhkan pada saat mini show. Semalam, Auris sangat sulit untuk tertidur karena teringat akan peristiwa pada saat menjenguk ibunya kemarin. Benar dugaan Aurs bahwa respon ibunya akan negatif, malah lebih parah daripada itu, membuat Auris sedikit khawatir akan masa depannya bersama Ivan. bagaimana bisa ia akan terus bersama Ivan apabila ibunya sangat membenci Ivan tanpa alasan yang jelas. Hal itu benar-benar membuat Auris bingung.
Tak terasa dua jam sudah mereka menempuh perjalanan dan akhirnya mereka sampai di salah satu hotel berbintang di Jakarta. Mobil hitam Auris terhenti di depan hotel tersebut diikuti dengan mobil kedua yang berisikan salah beberapa staffnya dan baju-baju yang akan di tampilkan pada saat mini show. Setelah itu, mereka turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam hotel dan menuju ke tempat salah satu ruangan yang disediakan untuk ruang persiapan. Auris pun mengecek kembali baju-baju tersebut dan setelah lengkap, baju-baju itu digantung di tempat gantungan baju.
Auris keluar dari ruang persiapan menuju ke venue acara. Sesampainya di venue Auris nampak kagum dengan dekorasi acara mini show yang sudah siap dan sangat indah. Kemudian, Auris duduk di salah satu kursi penonton dan mengedarkan pandangannya ke sekitar. Ia masih tidak mempercayai pencapaiannya saat ini. Ini adalah kali pertama ia mengadakan event sendiri karena biasanya ia hanya menjadi salah satu peserta dari event tersebut. Namun, kali ini Auris adalah penyelenggara eventnya sendiri dan ia cukup bangga pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba ada seorang lelaki duduk tepat di sampingnya. Seketika itu, Auris langsung menoleh dan ternyata lelaki tersebut adalah Adam. Kedatangan Adam saat ini, membuat dahi Auris berkerut heran. "Eh, Adam."
"Udah siap semuanya, ya?" tanyanya sembari mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan dan ia cukup terkesima dengan dekorasi mini show Auris. "Iya, udah siap."
"Ngapain dateng jam segini? Bukanya mulainya masih sekitar dua jam lagi?" tanya Auris heran dengan kedatangan Adam saat ini.
"Gapapa pengen dateng aja." ucapnya. "Ah masa? Ga ada tujuan gitu?"
"Ada sih," ucap Adam sembari menatap lekat kedua mata Auris, membuat Auris sedikit salah tingkah.
Auris menggeruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. "Apaan?" tanyanya.
"Lo liat nggak sih, disini sepi banget." ucap Adam tidak nyambung, membuat Auris semakin tidak mengerti maksud Adam. "Maksud lo?"
"Tapi, gue nggak ngerasa sepi."
"Hah?"
"Karena di samping gue ada lo. Lo yang bikin hidup gue rame, meskipun hanya lo. Itu cukup buat gue." ucap Adam, membuat tubuh Auris kaku seketika. Auris terdiam dan mengalihkan pandangannya dari Adam. "Maksud lo apa ngomong kayak gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Schédio Auris (End)
Romance[COMPLETE] "Memori yang hilang dan tak terungkap" Seorang designer pemilik butik Auris bernama Naraya Auristella harus kehilangan ingatan di masa lalu karena kecelakaan yang dialaminya. Semua cerita tentang dirinya sudah menetap dalam memorinya. Nam...