Budayakan vote sebelum membaca :)
Pagi ini, satu persatu model berdatangan untuk fitting baju yang akan dipamerkan di mini show Auris. Saat ini, Auris tengah sibuk mengecek satu persatu baju yang akan dipakai oleh model-model tersebut, ia juga mengukur kembali rok setengah jadi buatannya agar terlihat pas dan tidak terlalu pendek dan terlalu panjang. Sementara itu, Ainun tengah mengurus setelan baju mana yang akan dikenakan pada masing-masing model yang terlibat mini show ini, ia memberikan setelan baju kepada masing-masing model yang sudah datang.
"Ini gimana? Fitting baju daily dulu?" tanya Auris kepada Ainun.
"Iya, sebagian udah dateng. Ngukur buat dressnya ntar aja kalo semua model udah dateng."
Auris mengangguk, "Oke. Itu ada yang baru dateng, urusin ya."
Kemudian, Ainun pun kembali ke pekerjaannya. Sementara itu, Auris mengurusi model-model yang sudah berganti baju dengan pakaian yang akan dikenakan pada acara mini show. Auris mengecek kembali bagian-bagian yang kurang pas dan merapikan benang-benang yang masih terlihat berantakan.
"Kamu Ella, kan?" tanya Auris sembari mengecek pakaian yang dikenakan salah satu model yang bernama Ella.
"Iya, aku Ella."
"Gimana? Nyaman nggak? Ada yang kurang pas?" tanya Auris beruntun.
"Pas kok, aku suka. Bagus banget kak, aku pertama kali ini bisa meragain baju designer sehebat kakak." ucap Ella sembari tersenyum dan dengan bersemangat.
Auris tersenyum mendengar perkataan Ella, "Oke kalo gitu, semangat yaa!!"
Auris berpindah dari Ella ke model lain, ia mengecek blazer yang terlihat terlalu besar pada tubuh model tersebut. Kemdian, Auris menandai bagian-bagian yang perlu dikecilkan.
"Blazernya kegedean, ntar aku kecilin. Selain itu, ada yang gak pas atau gak nyaman?" tanya Auris.
"Iya kak, blazernya perlu dikecilin. Selain itu, aku nyaman-nyaman aja sih."
Kemudian, satu persatu model di hampiri oleh Auris. Meskipun melelahkan, tetapi Auris sangat menikmati momen demi momen fitting bersama para model karena ini kali pertamanya fitting untuk shownya sendiri. Sampai sekarang pun, ia masih tidak percaya dengan ide gilanya yang sebentar lagi akan terwujud, meskipun tentunya ia harus bekerja keras dan lembur demi lembur ia lewati karena waktu yang tidak banyak. Satu bulan lagi, semuanya harus sudah selesai, dan entah mengapa Auris sangat yakin ia pasti bisa melewati semua ini.
Setelah semuanya selesai dan hampir empat jam berlalu, Auris dan staf-stafnya membereskan baju-baju setengah jadi yang akan diperagakan di shownya nanti. Satu persatu model pun sudah meninggalkan butik Auris.
"Sumpah capek banget gila, ngurusin model sekebon." keluh Ainun sembari membereskan sisa-sisa kain yang berserakan.
"Lo kira apaan tuh model, lo bilang sekebon. Haha." ucap Lala sambil terkekeh.
"Ya gak gitu pantat panci. Maksud gue tuh banyak, cuma bahasa gue aja agak lebay."
"Serah lo dah."
Auris hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Ainun dan Lala. Kemudian, ia kembali ke ruangannya dan bersiap untuk keluar makan siang dan mampir ke lokasi syuting Ivan, sekalian membawakannya makanan. Setelah selesai beres-beres, Auris keluar dari ruangannya sembari membawa tasnya dan menghampiri Ainun.
"Nun, udah beberes?" tanya Auris sembari mendekati Ainun.
Ainun menoleh ke arah Auris, "Bentar lagi, tungguin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Schédio Auris (End)
Romansa[COMPLETE] "Memori yang hilang dan tak terungkap" Seorang designer pemilik butik Auris bernama Naraya Auristella harus kehilangan ingatan di masa lalu karena kecelakaan yang dialaminya. Semua cerita tentang dirinya sudah menetap dalam memorinya. Nam...