Budayakan vote sebelum membaca :)
Pagi ini, Auris mengadakan meeting mendadak bersama stafnya. Semua staf butik Auris sudah berkumpul di ruang meeting. Sedangkan, Auris sendiri masih berada di ruangannya. Ia masih harus menyelesaikan design klien terbarunya. Tak lama berselang, Ainun masuk keruangan Auris.
"Ris, udah ditungguin sama anak-anak tuh." ucap Ainun meminta Auris untuk bergegas memulai meeting.
"Eh iya, bentar lagi." jawab Auris sembari fokus dengan designnya.
"Tumben banget lo ngadain meeting kaya gini?" tanya Ainun penasaran karena memang tidak biasanya Auris mengadakan meeting seperti ini.
"Gue punya ide buat branding series daily kita bulan depan."
Ainun mengangguk-angguk, "Apaan?" tanyanya penasaran.
"Gue bakal ngomong di meeting nanti."
Setelah Auris menyelesaikan designnya, Auris dan Ainun bergegas menuju ruang meeting. Di sana, sudah berkumpul para staf butiknya mulai dari penjahit, bagian pemasaran, bagian finance, sampai staf umum yang biasa membantu Auris dalam proses pembuatan baju.
"Oke, kita mulai, ya." ucap Auris mengawali meeting pada pagi hari ini.
"Iya." jawab para staff serentak.
"Jadi, pakaian daily yang biasa di jual di butik kan biasanya kita posting lewat sosial media. Nah, saya pengen untuk series daily kita bulan depan itu kita pamerkan secara langsung lewat mini show. Gimana menurut kalian?" ucap Auris menjelaskan idenya kepada para staf.
"Ide bagus tuh." ucap Ainun, "Tapi, dalam waktu sebulan emang bisa?" tanya Ainun ragu.
Auris nampak berpikir sejenak, "Kalo menurut gue sih cukup walaupun emang mepet. Tapi, ini kan cuma mini show. Jadi, mungkin gak seribet kalau kita ngadaain event show yang gede gitu. Paling cari model dari agensi-agensi modeling, venue, nyiapain invitation dan itu pun juga gak banyak, sama dokumentasi. Nah, rencana gue, mini show ini juga akan tayang di media sosial kaya youtube, instagram, dan lainya." ucap Auris panjang lebar menjelaskan tentang kebutuhan-kebutuhan mini show yang ia rencanakan.
"Klien yang lain gimana nasibnya kak, kalo kita sibut di mini show?" tanya Lala.
"Gini, klien baru kita itu ada sekitar lima klien dan klien lama ada sepuluh, itu pun paling Cuma finishing doang. Jadi, mulai hari ini kita ga nerima klien dulu sampai mini show di selenggarakan. Kalo soal pemasukan sih saya kurang tau, mungkin nanti bagian finance yang akan menjelaskan." jawab Auris panjang lebar.
"Eum, kalo masalah keuangan sih satu bulan kedepan masih aman banget kalo liat jumlah klien kita bulan lalu ditambah lagi dari series daily bulan lalu itu lebih dari target." ucap Ica, bagian finance di butik Auris.
"Oke, jelas semua?" tanya Auris kepada para stafnya.
"Jelas." jawab para staf butik secara bersamaan.
"Nah, sekarang masalah konsep. Untuk series daily, semua udah siap designnya. Konsep designnya itu rose dan tinggal proses pembuatan aja. Nah, saya pengen ada satu series lagi khusus buat mini show ini. Ada yang punya ide?" tanya Auris kepada para stafnya.
Para staf butik Auris terlihat berpikir keras untuk mengajukan ide yang cocok untuk mini show pertama mereka. Namun, tiba-tiba Lala mengangkat tangannya untuk mengutarakan idenya.
"Kak, gimana kalo di samain aja konsepnya sama yang daily, tapi yang series satunya lagi itu night dress, kesannya glamor gitu. Gimana?" ucap Lala menjelaskan ide yang ada di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Schédio Auris (End)
Romansa[COMPLETE] "Memori yang hilang dan tak terungkap" Seorang designer pemilik butik Auris bernama Naraya Auristella harus kehilangan ingatan di masa lalu karena kecelakaan yang dialaminya. Semua cerita tentang dirinya sudah menetap dalam memorinya. Nam...