Budayakan vote sebelum membaca :)
Sedari tadi, Ivan terlihat sangat tidak fokus dengan konsep yang diajukan oleh Auris. Ia menatap lekat Auris, Ivan tidak menyangka bahwa ia bertemu Nara disini. Sementara itu, Nevan bertolak belakang dengan sikap Ivan, ia sangat profesional. Nevan fokus pada konsep yang ingin ia bangun untuk pakaian Ivan, bahkan sampai ada perdebatan konsep antara Nevan dan Auris. Sementara Ivan, ia hanya memandangi Auris.
"Oke, jadi begini, saya rasa warna ini kurang cocok dengan tema acara. Bagaimana kalau menggunakan warna biru cerah saja? Karena dari konsep filmnya kan komedi romantis, jadi menurut saya lebih cocok menggunakan warna ini." papar Auris panjang lebar, "Iya sih, oke saya setuju. Untuk modelnya, sudah kita sepakati yang seperti ini." ucap Nevan sembari menunjuk salah satu sketch yang telah digambarkan oleh Auris.
Auris mengangguk dan membereskan beberapa kertas yang berserakan. Selesai sudah meeting hari ini dengan Ivan. Namun, Ivan masih saja ingin mendekat ke Auris. Ivan bangkit dari duduknya dan menghampiri Auris. Ivan menggenggam tangan Auris dan menariknya pergi dari ruang meeting. Sontak, Auris mencoba memberontak, tetapi sayangnya tenaga Ivan lebih besar daripada Auris. Sesampainya di luar ruangan meeting, Ivan berhenti dan melepaskan genggamannya.
"Mau anda apa sih sebenarnya? Memangnya anda ini siapa? Bisa-bisanya bersikap seperti ini sama saya." ucap Auris dengan nada frustasi, ia cukup terkejut karena baru kali ini ada yang berani bersikap seperti ini kepadanya.
"Gue cuma mau minta penjelasan lo Nar. Kenapa? 7 tahun yang lalu kenapa lo putusin gue begitu aja. Oke gue terima, gue terima sikap dari nyokap lo yang emang nggak suka sama gue karena apa juga gue gak tau. Selama ini gue nunggu lo, gue nunggu lo beri gue penjelasan." ucap Ivan panjang lebar, dahi Auris mengernyit. Auris sama sekali tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Ivan barusan.
Auris memberanikan diri mendekat ke Ivan. Auris menatap lekat lelaki didepannya ini untuk beberapa detik. Tatapan mata ini memang tidaklah asing bagi Auris, tetapi tetap saja ia tak bisa mengingat apapun tentang lelaki di depannya ini.
"Lo kenapa sih Nar? Lo berubah banget sekarang." ucap Ivan, Auris tersenyum miris.
"Sekarang? Memangnya dulu anda pernah mengenal saya?" tanya Auris meremehkan. Seketika itu Ivan terkejut. Bagaimana bisa Auris bertanya seperti itu, padahal mereka berpacaran cukup lama yakni selama satu tahun.
"Nama lo Naraya Auristella, kan?" tanya Ivan, dan Auris pun mengangguk mengiyakan. Ivan mundur satu langkah, "7 tahun berlalu, dan lo udah bener-bener ngelupain gue." ucap Ivan sendu, "Padahal, selama ini gue masih sayang sama lo." lanjutnya dengan menatap Auris.
"Ivan, apa-apaan sih lo." ucap Nevan yang tiba-tiba muncul, "Auris, maaf atas kelancangan Ivan. Semoga kita masih bisa bekerja sama kedepannya. Kami pulang dulu." ucap Nevan sembari menunduk dan setelah itu, ia menarik tangan Ivan keluar dari butik.
Auris hanya mengangguk dan melihat mereka berdua pergi. Tiba-tiba kepalanya terasa sangat pusing dan sesuatu muncul di dalam memorinya. Namun, masih sangat tidak jelas. Kemudian, Auris memutuskan untuk pulang lebih awal karena memang sudah tidak ada jadwal lagi bertemu dengan klien hari ini.
"Gue balik dulu ya, Nun." Ainun hanya mengangguk, sementara Auris bergegas keluar dari butik.
Di perjalanan, tiba-tiba Auris teringat sesuatu. Ia harus membeli beberapa kebutuhan dapur di rumahnya yang sudah habis. Auris langsung tancap gas menuju mall terdekat.
Setibanya di mall, Auris bergegas menuju supermaret di dalamnya. Di dalam supermarket, ia membeli beberapa barang seperti persediaan mie instan, sayur-sayuran, beberapa buah, dan lainnya. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang memanggil namanya. Seketika itu, Auris menoleh ke arah sumber suara. Ternyata perempuan itu adalah kliennya dulu, dan ia cukup dekat dengan kliennya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Schédio Auris (End)
Romance[COMPLETE] "Memori yang hilang dan tak terungkap" Seorang designer pemilik butik Auris bernama Naraya Auristella harus kehilangan ingatan di masa lalu karena kecelakaan yang dialaminya. Semua cerita tentang dirinya sudah menetap dalam memorinya. Nam...