Budayakan vote sebelum membaca :)
"Hai, designer kesayangan gue. Gimana-gimana?" sapa Liora heboh sesampainya ia masuk keruangan Auris yang kebetulan sedang tidak ada fitting atau klien lainnya.
Sang pemilik nama pun langsung menoleh ke arah sumber suara, dan terkejut begitu melihat Liora datang.
"Ngapain lo kesini? Bukannya ini jam kerja?" tanya Auris heran dengan temannya satu ini. Bisa-bisanya Liora berkeliaran di luar pada saat jam kerja, "Iya masalah gampang itu mah. Gimana kemarin?" tanya Liora.
Dahi Auris berkerut bingung, "Hah? Kemarin gimana? Apanya?" tanya Auris.
Liora memutar bola matanya malas, "Ya ampun, kemarin. Lo ketemu bos gue kan?" ucap Liora yang masih tidak dimengerti oleh Auris.
"Kapan gue ketemu bos lo? Yang bener aja lo." ucap Auris yang mulai kesal dengan mantan kliennya ini.
"Waktu lo cari kain kemarin. Namanya Adam." ucap Liora, seketika itu Auris langsung paham dan menetap tajam ke arah Liora. Sementara itu, nyali Liora menciut seketika.
"Jadi, semua itu rencana lo?" tanya Auris, "Eum..."
Flashback On
Setelah selesai menyantap makanan yang mereka pesan, Auris dan Liora hendak berpisah restaurant tersebut. Liora akan kembali bekerja dan Auris akan pergi mencari bahan untuk persediaan butiknya.
"Lo habis ini ke mana?" tanya Liora penasaran, dan sesungguhnya Liora tengah merencanakan sesuatu untuk bosnya dan Auris.
"Cari bahan gue ke Lavinci." jawab Auris, dan Liora hanya ber-oh ria. Setelah itu, Auris pun pergi meninggalkan restaurant, tetapi tidak dengan Liora. Liora mengambil ponsel di tasnya dan nampak menghubungi seseorang.
"Lo dimana?" tanya Liora saat tersambung dengan seseorang disana.
"..."
"Oke, Auris ke Lavinci sekarang."
"..."
"Haduh, lo tuh udah jomblo berapa lama buat nemu yang cocok? Udah tenang aja, gue temenin."
"..."
"Oke, kita ketemuan di sebelah Lavinci ya? Awas jangan sampe ketahuan."
Setelah itu Liora menutup sambungan telepon dan langsung meluncur ke toko kain dimana Auris akan pergi kesana. Liora sangat dekat dengan bosnya satu ini, kadang orang mengira bahwa mereka berpacaran. Padahal Liora sudah menikah dua tahun yang lalu, bosnya ini adalah seorang jomblo akut. Padahal jika dilihat dari posisinya di perusahaan dan wajahnya yang tampan, seharusnya ia bisa menjadi fuckboy, tetapi ia malah terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan beralasan bahwa masih belum ada wanita yang cocok baginya.
Sepuluh menit sudah, Liora menempuh perjalanan ke toko kain Lavinci. Disana, ia telah melihat mobil Auris terparkir di depan toko. Tak lama berselang, bosnya pun datang dan menghampiri Liora.
"Gimana? Dia udah dateng?" tanya bos Liora yang bernama Adam.
Liora mengangguk, "Iya, tuh mobilnya. Yaudah, masuk sana!" ucap Liora kepada Adam.
"Terus gimana? Gue harus gimana?" ucap Adam yang tak tau harus bagaimana mendekati orang yang sama sekali belum ia kenal sebelumnya.
Liora memutar bola matanya malas, ia tak habis pikir dengan bosnya yang kelewat polos ini, "Oke gini, pura-pura aja tabrak dia. Terus jatuhin dompet lo disana. Lo pura-pura ngilang aja gitu. Setelah beberapa menit, lo balik lagi buat ngambil dompet lo dan kenalan deh." ucap Liora menyampaikan idenya yang begitu mendadak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Schédio Auris (End)
Romance[COMPLETE] "Memori yang hilang dan tak terungkap" Seorang designer pemilik butik Auris bernama Naraya Auristella harus kehilangan ingatan di masa lalu karena kecelakaan yang dialaminya. Semua cerita tentang dirinya sudah menetap dalam memorinya. Nam...