34. Pre-Gala premier

76 5 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca :)

Hari ini merupakan hari sabtu di mana acara gala premier film terbaru Ivan akan di laksanakan. Namun, Auris masih dilanda kebimbangan perihal apakah ia datang atau tidak. Di sisi lain, ia ingin datang untuk mendukung Ivan, tetapi ada rasa trauma pada saat ia dikelilingi oleh awak media. Apalagi masih hangat gosip tentangnya dan Ivan tentang kebersamaannya dengan Ivan, menghadiri pernikahan Ian dan Lina.

Kini, Auris tengah bersantai di ruang keluarga. Ia tengah menonton drama korea kesukaannya yakni its okay not to be okay dengan toples berisi keripik kentang berada di pelukannya. Kemudian, Ainun menghampirinya dan tiba-tiba merebut toples berisi keripik kentang dan memakannya dengan santainya.

Auris langsung menoleh, "Apaan, itu punya gue ih. Balikin!" ucap Auris sembari mencoba merebut toples tersebut.

Ainun malah menjauhkan toples itu dari Auris sambil tertawa lepas. Sementara itu, Auris makin cemberut dan membiarkan Ainun menguasai keripik kentangnya.

"Yaelah, ngambekan nih." ledek Ainun.

"Lo sih, itu kan keripik gue." ucap Auris sembari mencebikkan bibirnya.

"Iya-iya, nih."

Ainun menyerahkan toples berisi keripik kentang tersebut.

Setelah itu, tiba-tiba Ainun teringat akan sesuatu.

"Oiya, hari ini bukannya lo diundang sama Ivan ke gala premiernya?" ucap Ainun, dan ekspresi Auris berubah menjadi sendu seketika.

"Itu yang bikin gue bimbang. Gue males dikejar wartawan." ucapan Auris, membuat Ainun terkekeh ringan. Ia mengerti betul bagaimana selama ini Auris di buru oleh para awak media semenjak Auris dekat dengan Ivan.

"Dateng aja kali. Wartawan mah gampang itu. Selama mereka ga dapet penjelasan apa-apa dari lo, mereka kan gatau apa yang sebenarnya."

"Masalahnya, mereka tuh bikin gosip-gosip gak bener. Gue males banget, pasti banyak notif di hp gue."

"Dih terkenal banget lo. Nih ya dengerin gue, berita-berita gosip itu pasti akan tenggelam sendiri kalo lo nggak klarifikasi apa-apa." ucap Ainun menjelaskan, membuat Auris semakin bimbang.

"Haduu, gue bingung sumpah." ucap Auris frustasi, "Ya, semua balik lagi ke keputusan lo sih." ucap Ainun.

"Pikir nanti aja deh. Oiya, gimana kemaren waktu dinner bareng abang Nevan?" tanya Auris, membuat Ainun langsung salah tingkah.

Ainun tersenyum malu-malu, "Fix dia romantis banget orangnya."

"Gimana?" tanya Auris nampak antusias.

"Tiba-tiba dia naik panggung dong, terus main piano. Aduh, kuping gue meleleh dengernya."

Auris terkekeh ringan sambil mengangguk-angguk, "Bisa juga dia main piano. Terus gimana lagi?" tanya Auris.

"Yaudah, kita dinner biasa gitu."

Auris berdecih, "Ck, gitu doang?" Ainun mengangguk mengiyakan.

Tiba-tiba bel pintu rumah Auris berbunyi, Auris pun langsung berjalan menuju pintu depan dan membukanya untuk melihat siapa yang datang. Setelah membukakan pintu, ternyata ada seorang kurir yang mengantar sebuah paket untuk Auris.

"Kak, ada kiriman. Atas nama Auristella?" ucap kurir tersebut sembari menyerahkan paket berukuran cukup besar itu.

Auris nampak bingung melihat paket tersebut, "Iya pak, dari siapa ya?" tanya Auris sembari menerima kotak paket besar itu.

Schédio Auris (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang