Budayakan vote sebelum membaca :)
Setelah selesai mandi, Auris melihat kehebohan di walking closetnya. Di sana, ia mendapati Ainun tengah mengacak-acak lemarinya. Auris pun heran, tidak biasanya Ainun seheboh ini memilihkannya pakaian, padahal acara yang akan mereka datangi hanyalah acara bridal shower biasa.
Ainun menoleh ke arah Auris, "Eh sini, gue bantuin milih baju sama dandan." Dahi Auris berkerut kebingungan, sikap Ainun kali ini benar-benar aneh.
"Lo kenapa sih? Heboh banget perasaan." ucap Auris.
"Gapapa, biar tampil cantik aja," ucap Ainun, "Oiya, ini pake yang warna peach atau merah, ya? Bagusan mana?" Ainun menunjukan dua dress panjang pilihannya berwarna peach dan merah.
Ainun benar-benar bingung melihat sikap Ainun, dan dress pilihan Ainun menurut Auris terlalu berlebihan untuk acara bridal shower. Auris tak menggubris perkataan Ainun, ia membuka lemari baju dan lebih memilih memakai baju kemeja dan celana jeans putih. Awalnya, Ainu tidak setuju Auris hanya memakai kemeja dan celana jeans, tetapi Auris tetap pada pendirianya untuk memakai kemeja dan celana jeans.
Setelah beberapa drama yang terjadi saat persiapan, akhirnya mereka berdua pun berangkat ke lokasi acara bridal shower klien butik Auris. Selama perjalanan, Ainun sedari tadi heboh menceramahi dandanan Auris yang terlalu tipis dan sederhana. Namun, Auris sama sekali tidak menanggapi omelan Ainun, ia tetap fokus menyetir.
Tiga puluh menit berlalu, dan tiba lah mereka di lokasi bridal shower. Namun, anehnya ada anak-anak berbaris di tempat acara dengan membawa bunga mawar putih kesukaan Auris. Setelah turun dari mobil, ada satu anak laki-laki yang memberikan setangkai bunga mawar putih. Dari sini, Auris mulai curiga dan langsung memberi tatapan tajam ke arah Ainun. Langkah demi langkah ada seorang anak yang memberikan setangkai bunga mawar putih kepada Auris dan terus menerus begitu. Auris terperangah kagum ketika melihat jalan masuk ke arah lokasi acara. Ada lilin-lilis kecil yang berjejer di pinggir jalan yang telah dilapisi karpet merah. Begitu Auris menginjakan kakinya di karpet merah tersebut, terdengar iringan musik klasik yang mengiringi langkah demi langkah Auris dan Ainun. Sudah sekitar dua puluh lebih bunga mawar putih yang di bawa oleh Auris dan sisanya di pegang oleh Ainun karena tangannya sudah tidak mampu lagi membawa bunga mawar putih yang diberikan oleh anak-anak tersebut.
Sampailah Auris di sebuah ruangan besar dengan dekorasi yang sangat indah, dan Auris tidak menemukan satu pun orang di sekelilingnya. Ia baru sadar jika Ainun yang sedari tadi ada di sampingnya, kini telah menghilang. Auris melihat ke sekelilingnya, ia benar-benar sendirian. Tiba-tiba terdengar musik instrumen mengalun dengan indah di telinga Auris. Auris kembali memandangi sekelilingnya mencari sumber suara. Kemudian terdengar seseorang mulai bernyanyi dari arah depannya. Muncul lah seseorang yang tengah bernyanyi dari arah depan Auris, dan ternyata dia adalah Ivan. Auris terpaku seketika, semua bunga mawar putih yang di pegangnya berjatuhan di lantai. Sementara itu, Ivan dengan gagahnya memakai setelan jas berwarna putih dengan sebucket bunga mawar putih yang berukuran cukup besar di tangan kirinya.
Dengan perlahan tapi pasti, Ivan menghampiri Auris sembari menyanyikan lagu please forgive me dari Bryan Adams dengan alunan musik yang merdu. Auris menatap lurus ke arah Ivan, matanya berkaca-kaca melihat semua ini.
Still feels like our first night together
Feels like the first kiss, it's gettin' better, baby
No one can better this...
Still holdin' on, you're still the one.
First time our eyes met, same feelin' I get
KAMU SEDANG MEMBACA
Schédio Auris (End)
Romance[COMPLETE] "Memori yang hilang dan tak terungkap" Seorang designer pemilik butik Auris bernama Naraya Auristella harus kehilangan ingatan di masa lalu karena kecelakaan yang dialaminya. Semua cerita tentang dirinya sudah menetap dalam memorinya. Nam...