Budayakan vote sebelum membaca :)
Hari ini, Ivan dijadwalkan untuk pergi ke acara promo film. Seperti biasa, Ivan membutuhkan waktu yang lama untuk berdandan. Hanya sekadar memilih kemeja saja bisa sampai satu jam. Nevan pun sampai turun tangan untuk membantu Ivan. Nevan pun berpikir untuk menyewa seorang fashion stylish untuk Ivan. Namun, pasti akan terjadi perdebatan panjang dan akan semakin lama. Kecuali, jika Auris yang menjadi fashion stylishnya.
"Eh, Van. Gimana kalo kita sewa fashion stylish aja?" ucap Nevan mengutarakan idenya, "Gak ah, malah gak satu selera sama gue ntar." Tolak Ivan.
"Tapi kalo Auris yang jadi fashion stylish lo, pasti gak nolak kan?" tanya Nevan, dan Ivan langsung mengangguk bersemangat.
"Mau lah pasti, tapi kan dia pasti sibuk ngurus butiknya." ucap Ivan dengan air muka yang langsung berubah, "Oh iya sih. Kalo yang lain lo nggak mau?" tanya Nevan lagi.
Ivan pun menggeleng tidak mau.
Satu jam sudah Ivan bersiap-siap dan tak kunjung selesai. Padahal acara akan dimulai satu jam lagi. Nevan sudah benar-benar menyerah meladeni Ivan dalam hal mencari baju yang cocok untuknya. Kaos promo filmnya pun Ivan masih belum dapat karena kemarin ia malah pergi ke butik Auris sampai malam, dan lupa tidak mengambil kaosnya di kantor management.
Akhirnya, setelah melalui perjuangan panjang dalam mencari pakaian, Ivan telah siap dengan kemeja abu-abu tua, dan celana jeans hitam dengan sepatu sneakers putihnya.
'Akhirnya' ucap Nevan dalam hati.
Mereka berdua pun langsung bergegas menuju tempat acara. Selama perjalanan, mereka berdua berbincang-bincang ringan tentang project Ivan yang akan datang, seperti filim, iklan, bintang tamu, promo film dan lain-lain.
"Lo beneran suka sama Auris?" tanya Nevan tiba-tiba disela perbincangan mereka.
"Lo beneran suka sama Ainun?" Ivan malah menanyai balik Nevan, seketika Nevan nampak terlihat salah tingkah.
"Gue kan tanya lo. Malah tanya balik ke gue."
"Ya ngapain tanya kalo udah tau jawabannya." ucap Ivan sembari melengkungkan senyumnya, "Lo juga ngapain tanya kalo udah tau jawabannya." jawab Nevan.
Mulut Ivan terbuka membentuk huruf 'o', "WOOOO, setelah sekian lama. Ya ampun lega banget gue." teriak Ivan bersemangat, Nevan pun menjadi bingung dengan kata 'lega' yang diucapkan Ivan.
"Lega? Maksud lo?" tanya Nevan, "Gue lega aja. Ternyata lo gak homo, HAHAHA." ucap Ivan diikuti oleh tawa lepasnya. Sontak, mata Nevan mendelik mendengar ucapan Ivan.
"Dasar gaada akhlak lo." ucap Nevan ketus.
Dua puluh menit berlalu, dan akhirnya mereka berdua tiba di sebuah mall tempat acara promo film Ivan. Ivan turun dari mobil dan dengan pengawalan ketat, Ivan dibawa oleh penanggung jawabnya menuju venue acara. Disana venue acara, banyak fans yang sudah datang, bahkan kini hampir semua tempat duduk telah terisi.
Ivan pun tak menyangka fans yang datang akan sebanyak ini. Untuk sejenak ia bersyukur kepada tuhan karena mempercayakannya dengan ketenaran ini. Setibanya di ruang tunggu, Ivan melihat semua pemain telah datang.
"Kemana aja sih lo? lama banget, gue kira lo telat." ucap Seana begitu melihat Ivan baru menampakkan batang hidungnya.
"Biasa, lama milih bajunya." ucap Nevan yang baru saja tiba di ruang tunggu. Ivan pun langsung memberikan tatapan tajam ke arah Nevan.
"Lima menit lagi kalian naik, udah siap semua?" tanya seorang lelaki yang menjadi panitia penanggung jawab di sana. Semua cast pun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Schédio Auris (End)
Romansa[COMPLETE] "Memori yang hilang dan tak terungkap" Seorang designer pemilik butik Auris bernama Naraya Auristella harus kehilangan ingatan di masa lalu karena kecelakaan yang dialaminya. Semua cerita tentang dirinya sudah menetap dalam memorinya. Nam...