Budayakan vote sebelum membaca :)
"Minta maaf buat apa? Udah gaada yang perlu di bahas. Lagian semua pelaku penculikan itu udah gue bebasin kok." ucap Auris membuat Ainun dan Nevan langsung menghentikan kegiatan makan mereka.
"Serius lo?" tanya Ainun dengan keterkejutannya.
Auris terkekeh ringan melihat ekspresi Ainun dan Nevan yang begitu terkejut dengan perkataan Auris barusan. Lalu, Auris mengangguk, "Iya, gue yang jamin mereka dengan beberapa syarat." ucap Auris
"Apa syaratnya? Lo gak macem-macem kan ke mereka?!" tanya Ainun khawatir karena ia hafal betul kalau Auris tidak akan membiarkan orang yang telah mengusik hidupnya menjalani hidup tenang begitu saja.
"Enggak kok, cuman nyuruh mereka bubar sama pergi ke luar pulau." ucap Auris, lalu ia melanjutkan makannya. Sedangkan Ainun masih nampak berpikir, ia masih tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Auris. Pasti ada niat tersembunyi batin Ainun.
"Cuma itu syaratnya?" tanya Nevan, "Cuma? Enteng banget, ya?" tanya Aursi berlagak panik karena memberikan syarat yang terlalu mudah.
"Ya iyalah. Lo sampe babak belur gitu, mereka malah lo bebasin." ucap Ainun sewot.
"Yaudahlah gapapa. Gue udah maafin mereka."
Mereka menghabiskan makan malam mereka, lalu Nevan pamit pulang. Setelah Nevan pulang. Ainun masih menelisik apa niatan Auris yang sebenarnya kepada para pelaku. Ainun menatap Auris dengan tatapan curiga.
"Lo serius?"
Auris mengangkat sebelah alisnya, "Apaan? tanya Auris, Mereka lo apain?" tanya balik Ainun dengan tatapan kecurigaan.
"Gak gue apa-apa in kok. Panik banget sih?!" Auris terkekeh ringan melihat kepanikan di wajah Ainun.
"Gue serius woy."
"Sama si Nevan serius? Oh gitu." ucap Auris mengalihkan pembicaraan.
Ainun terdiam seketika, pipinya memerah malu, Auris yang melihat itu pun tak tinggal diam. Auris terus mencecar Ainun dengan kata-kata menggodanya.
"Cieee, blushing nih. Beneran berarti?" ucap Auris sembari memicingkan matanya.
Ainun memukul ringan lengan Auris, kini ia benar-benar malu karena Auris terus menerus menggodanya.
"Aduh bentar lagi spesies jomblo berkurang nih, hahaha." Auris tertawa lepas melihat Ainun yang nampak sangat malu.
"Udah ah, gue ke kamar dulu." Ainun langsung berlari masuk ke kamarnya, sementara itu, Auris tertawa melihat tingkah aneh Ainun.
***
Hari ini adalah hari libur, Auris dan Ainun berencana untuk jalan-jalan dan berbelanja di mall. Sinar mentari menelusup di jendela kamar Auris. Dengan perlahan, Auris membuka kedua matanya. Lalu, ia memposisikan dirinya duduk di pinggir kasur. Auris merentangkan kedua tangannya untuk meregangkan otot-ototnya di pagi hari. Tak lama berselang, Auris beranjak dari kasurnya ke luar kamar menuju dapur untuk mengambil minuman.
Di dapur terlihat, Ainun dan seorang asisten rumah tangga menyiapkan sarapan.
"Pagi semua." ucap Auris penuh semangat di pagi hari sembari menuangkan air putih ke gelasnya.
"Pagi," jawab Ainun, "Semangat banget lo?" tanyanya heran.
"Emang kelihatan banget, ya?" Ainun memutar bola matanya malas, "Kelihatannya sih gitu." jawab Ainun.
Auris mengendikkan kedua bahunya acuh dan duduk di sofa ruang tengah sambil menonton televisi.
"Hari ini jadi jalan?" tanya Ainun sambil membawa toples cemilan dan jus jeruk, kemudian ia duduk di samping Auris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Schédio Auris (End)
Romance[COMPLETE] "Memori yang hilang dan tak terungkap" Seorang designer pemilik butik Auris bernama Naraya Auristella harus kehilangan ingatan di masa lalu karena kecelakaan yang dialaminya. Semua cerita tentang dirinya sudah menetap dalam memorinya. Nam...