Lan YiHua menatap langit-langit ruangan itu dengan wajah setengah mengantuk. Dia ingat, dirinya jatuh tertidur sesaat setelah Wei WuXian memeluknya. Tetapi tubuhnya terasa nyaman, tidak lengket, atau pun kotor. Maka pastilah Ibunya telah membersihkan dirinya, sebelum membiarkan Lan YiHua benar-benar tidur dengan mantap.
Ia menyibak selimut tebal yang menutupi tubuhnya, lalu duduk dan mulai berusaha melipatnya dengan rapi. Setelah selesai, ia bergeas mengenakan sepatu serta mencari satu set pakaian bersih dan sabun di kotak kayu. Kemudian tanpa pikir panjang segera keluar lewat jendela sambil menggigit pita rambut putihnya. Berlari di halaman belakang, rambutnya yang panjang terurai dan jubah putihnya ikut berkibar.
Lan YiHua menuruni jalanan berbatu, dia segera sampai di sebuah air terjun di dekat rumahnya. Dia melompat dengan ringan ke atas batu besar lalu menaruh pakaian bersih miliknya, setelah itu ia benar-benar terjun ke tengah air yang dingin.
Saat dia muncul lagi di permukaan, rambutnya sudah basah dan menyebar di permukaan air. Anak itu menggosok wajahnya sedikit, sebelum menyelam lagi beberapa kali. Meskipun dingin menusuk tulang, tetapi mandi di pagi hari selalu meninggalkan perasaan segar yang memuaskan.
Dia menggosok tubuh dan rambutnya dengan sabun juga memastikan semuanya merata. Ia sedang menggosok punggungnya saat tiba-tiba dia ingat, Ibunya pernah berkata bahwa saat-saat yang menyakitkan seringkali muncul saat dia memandikan Ayahnya. Karena hanya saat dia melepas pakaian, Ibunya bisa melihat bekas cambuk serta tanda merk di dada orang itu.
Lan YiHua tersenyum,
Cinta benar-benar sentimental, huh?
Sadar akan matahari yang semakin terlihat jelas, Lan YiHua buru-buru menyelesaikan acara mandinya. Kemudian segera berpakaian dan melesat pulang ke rumah.
Sebenarnya bukan tanpa alasan mengapa Lan YiHua lebih memilih mandi di air terjun yang dingin, daripada berendam dengan nyaman di bak mandi hangat. Itu karena Ibunya sering mengajaknya berada dalam satu bak mandi yang sama. Bukan karena ia tidak mau, atau dia tidak pernah melakukannya dengan Wei WuXian. Tetapi karena ia diam-diam merasa sedikit bersalah pada Lan WangJi.
Ya, semacam rasa kepemilikan yang tinggi.
Tetapi untuk sekarang rasa bersalah itu hanya sedikit, sedikit sekali. Nyaris tidak ada. Lan YiHua sendiri sadar, bahwa ternyata ia benar-benar berwajah tebal jiwa menyangkut Wei WuXian.
Saat Lan YiHua tiba di rumah, dia hanya mendapati wajah kagum Wei WuXian dan Lan WangJi yang sedang memandang danau ajaib di dekat rumahnya. Wei WuXian terlihat benar-benar takjub.
"Ayah, Ibu!" Lan YiHua berlari kecil, dan menubruk keduanya. Tersenyum, dia bertanya dengan wajah yang terhibur; "Bagaimana? Kalian suka?"
"Luar biasa." Lan WangJi menepuk kepala anak itu.
Wei WuXian mencuri satu cubitan di hidung Lan YiHua, "Ini benar-benar sangat menakjubkan!"
Lan YiHua merasa lega, "Syukurlah."
Danau itu terletak lebih rendah di bandingkan rumah bambu mereka. Ada jembatan penghubung, serta tangga batu yang luas menuju ke atas. Lan YiHua menanam pohon bunga tinggi di sekitar tangga batu, serta bunga gantung di setiap sisinya.
"Kamu membuat ini?" tanya Wei WuXian.
"Ya, meskipun ada bantuan dari seorang rekan, tetapi aku sudah melukis ini jauh-jauh hari sebelum membuatnya menjadi nyata." jelas Lan YiHua dengan tenang.
Wei WuXian terdiam sembari masih menatap jauh kedepan, kagum, bercampur takut dengan keagungan ciptaan ini. "Bagaimana..ini bisa..?"
Lan YiHua tersenyum, dia melepaskan pelukan dan berjalan ke depan. Dia berdiri di pagar pembatas danau, "Itu tentu saja rahasia."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] LOTUS
FanfictionKehidupan Lan WangJi dan Wei WuXian setelah kematian Jin GuangYao. Mereka menikah dan membuat rumah kecil di daerah sekte GusuLan yang biasa disebut Pondok Bambu dan memulai hidup bahagia. Untuk beberapa lama, kehidupan damai di dunia kultivasi mula...