5. Seorang Tamu

7.8K 838 44
                                    

Setelah tak menemukan hasil, para kultivator memutuskan untuk melanjutkannya besok dengan menyisir hutan dari arah yang berbeda. Sementara itu kultivator wanita yang diselamatkan Wei WuXian tak berhenti berlutut sambil menangis, bukan karena luka ditubuhnya tetapi karena ia merasa sangat bersalah.

Lan Qiren sudah tiba, namun Lan WangJi tidak bahkan mengucapkan apapun. Ia hanya memanggil 'paman' lalu menyerahkan gulungan dan kantong kain itu. Akhirnya anak-anak yang menjelaskan untuknya, dari awal hingga hilangnya Wei WuXian.

Lan Qiren tidak tau harus bersedih atau tidak, bagaimana pun perihal Lan WangJi itu sangat penting untuknya.

Diantara orang-orang, hanya Jiang Cheng dan Jin Ling yang undur diri paling akhir. Jiang Cheng sudah berpamitan ia juga akan membatu mencarinya besok.

"ShiZui, aku akan datang besok." Jin Ling.

Lan ShiZui, "Terima kasih, Tuan Muda Jin."

Jin Ling menepuk bahunya lalu berlari  pergi menyusul pamannya. Sementara itu, Lan Qiren sedang terlihat berbicara sesuatu dengan Lan WangJi yang dijawab anggukan lemas dari muridnya. Ia menghela napas lalu bersiap kembali ke Gusu.

Awalnya Lan ShiZui dan Lan JingYi ingin tinggal dengan Lan WangJi, tapi tidak diperbolehkan olehnya. Mereka punya pelajaran besok. Akhirnya dengan berat hati, mereka meninggalkan Lan WangJi sendirian dihutan.

Lan WangJi bergegas mencarinya lagi, setiap sudut, di setiap semak. Ia berharap bisa menemukan Wei WuXian. Ia mencari dengan sangat hati-hati, seolah ia menanyakan Wei WuXian pada semua makhluk yang ditemuinya. Pada pohon, rumput, bunga, dan serangga dihutan, bahkan pada angin malam yang terasa begitu dingin dan menyayat hatinya.

Lan WangJi, memetik senar guqin miliknya, memainkan inquiry. Namun bahkan semua roh disana seolah menghilang, tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Lan WangJi menunduk meremas senar guqin nya dengan sedih.

Untuk kesekian kalinya, Lan WangJi menegak kan kepala tidak ingin menyerah begitu saja, ia bangkit kembali menyisir hutan lalu duduk disebuah sudut kemudian kembali memainkan guqin miliknya. Begitu terus berlanjut sampai ia mengelilingi hutan luas tersebut.  Sangat disayangkan, bahkan tak ada satupun makhluk mau menjawabnya.

Lan WangJi, orang yang pernah menderita karena kehilangan orang yang dikasihinya. Haruskah ia merasakannya lagi? Apakah ia belum cukup menderita sehingga dewa kembali mengujinya? Jemarinya bergetar menahan dada nya yang sesak dan air mata yang menggenang. Rasanya sangat menakutkan, bahkan jauh lebih menakutkan daripada kehidupan sepinya.

Jika ia boleh memilih, Lan WangJi lebih rela dia yang menjadi korban daripada Wei WuXian yang kesakitan.

Wei Ying, dimana kamu?

Fajar segera kembali menyingsing, namun Lan WangJi bahkan tak menemukan apapun. Ia tak memejamkan matanya seharian penuh. Dengan berat hati, ia kembali ke GusuLan untuk membersihkan dirinya.

Saat tiba di gerbang utama Lan ShiZui dan Lan JingYi ada disana menunggunya, tapi kemudian mereka melihat Lan WangJi kembali tanpa seseorang mengikutinya mereka terlihat murung.

✳✳

Jin Ling membaca gulungan demi gulungan di depannya. Sebagai seorang pemimpin diusia yang masih muda, ini sangatlah tidak menyenangkan sama sekali. Tapi ia ingin segera pergi menemui paman nya untuk mencari saudara yang lain. Ia menyesal tidak membawa Fairy kemarin, mungkin Fairy bisa melacak orang itu.

Jin Ling tak pernah memanggil orang itu pamannya sejak awal, namun jauh di lubuk hatinya, ia tetap tidak terlalu acuh pada orang itu. Terkadang, ia berandai-andai. Seandainya Wei WuXian menetap di Dermaga Teratai, maka ia akan punya dua paman. Dan walau ia tak akan mengakui tapi ia pasti dengan senang akan mengikuti Wei WuXian untuk mempelajari trik-trik kecil agar bisa ia gunakan untuk menghajar Jin Chan.

[END] LOTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang