4. Suatu Hari di Musim Panas(2)

8.5K 910 39
                                    

Wei WuXian  mengernyit, ada apa dengan orang-orang ini? Apa ini ada hubunganya dengan dendam masa lalu dengan Patriark YiLing? Topeng itu membuatnya merasa seperti mengingat sesuatu dimasa lalu.

Setelah memastikan orang-orang itu pergi, Lan WangJi, Wei WuXian, ShiZui, dan JingYi bergegas keluar dari persembunyian untuk mencari Wen Ning. Belum lima langkah mereka beranjak, suara gemerisik daun sudah ada dibelakang mereka membuat anak-anak terkejut tak terkecuali Wei WuXian.

"Ah, Wen Ning, bisakah kamu berhenti muncul dengan tiba-tiba? Jantungku cuma satu, jika itu jatuh maka tidak ada seorangpun yang bisa memperbaikinya. Dan lagi, apa ini? Kenapa kamu berantakan sekali? Mengapa kamu dikejar orang-orang itu?" Wei WuXian sibuk menyingkirkan dedaunan yang menyelip diantara rambut Wen Ning, sedangkan Wen Ning juga membenahi pakaiannya.

Wen Ning, "Maaf, Tuan Muda Wei. Aku tidak tau mengapa mereka mulai memburuku. Tadi pagi saat aku kembali dari perburuan malam aku baru saja akan kembali bersembunyi, sewaktu aku tiba, di hutan sangatlah berkabut. Tiba-tiba  banyak mayat ganas bermunculan. Mereka berlari menuju desa, dan aku mulai membereskannya karena takut itu akan menggigit penduduk. T-Tapi.., tapi, ketika aku baru selesai menguburkan mayat itu, tiba-tiba mereka muncul. Tuan Muda Wei bilang, aku tidak boleh membunuh manusia, j-jadi aku hanya bisa terus berlari sampai siang hari."

Wei WuXian terdiam, ia sering kali merasa bahwa Wen Ning terlalu patuh padanya bagaikan seorang pelayan. Bahkan sekalipun mereka sudah berpisah tetap saja ia menaati peraturan miliknya. Namun justru itulah keistimewaan seorang Ghost General Wen Ning. Terlihat begitu polos, tapi bisa membunuh puluhan orang dalam satu kedipan mata.

Wei WuXian seringkali merasa kasihan padanya. Entah dalam hal apapun. Contohnya sekarang ini, ia hanya terus berlari tanpa tau kapan itu akan berakhir. Sekalipun ia mungkin tidak merasakan kelelahan atau sakit, tetap saja itu sangat memilukan. Bagaimana pun, bocah polos seperti itu, menjadi Jenderal Hantu yang ditakuti, yang diburu orang-orang, tapi bahkan saat diganggu anak-anak Jenderal itu tak tahu cara melawan.

Wei WuXian menghela napas kasihan, "Wen Ning, kita harus mencari tau apa yang mereka ingin kan darimu. Meski aku tak tahu harus bagaimana."

"Tuan Muda, aku rasa, niatnya tidak jauh berbeda dengan orang-orang dulu. Jika tidak mau memanfaatkan aku, maka ingin membunuhku, membakarku dan menyebarkan abuku." Wen Ning berkata dengan tanpa ekspresi.

"Bagaimana bisa begitu!" ShiZui dan JingYi sama-sama kaget kerena mereka berucap bersamaan, mereka menatap satu sama lain.

Sebenarnya Wei WuXian juga terkejut, tapi ia hanya diam saja setelah Lan WangJi mengusap punggungnya beberapa kali

"Paman Wen, m-maksudku kamu tidak boleh pasrah begitu saja,..kan?" ShiZui.

JingYi, "Itu benar, Jend-Senior Wen. Setiap makhluk hidup berhak membela hidupnya!"

"Lalu, A-Yuan, apa.. aku masih pantas membela diri? Bagaimana pun aku sudah... membunuh..banyak," Wen Ning menunduk, jika mayat bisa menangis, mereka yakin Wen Ning sudah meneteskan air mata. Meskipun orang mati tak memiliki ekspresi, tapi Wen Ning memiliki sorot mata yang sendu. Seolah dirinya hampir bisa menggambarkan perasaannya.

Anak-anak belum sempat membalas perkataan Jenderal Hantu saat tiba-tiba Wei WuXian sudah maju mengguncang bahu Wen Ning sedikit. "Kamu! Wen Ning, dengarkan aku. Tidak peduli seberapa banyak kamu membunuh, meskipun itu menggunakan tanganmu tapi itu bukan kamu! Wen Ning tidak pernah membunuh siapapun, bahkan setelah kamu menjadi Jenderal Hantu. Kamu, jika kamu ingin bertanya siapa yang lebih banyak membunuh itu adalah aku, kau dengar itu? Aku mungkin sudah membunuh lebih dari tiga ribu manusia didunia ini, aku juga yang mengendalikan mu. Tapi itu sudah menjadi masa lalu, yang terpenting jangan mengulanginya. Lupakan, belajarlah memaafkan kesalahanmu agar kamu bisa menerima dirimu sendiri."

[END] LOTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang