11. Sebuah Takdir (1)

8.2K 769 55
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Jin Ling membuka mulutnya dengan mata yang melebar berkedip-kedip seolah akan mengatakan sesuatu. Ragu-ragu ia mendekat dengan langkah yang sangat kecil, nyaris tak terlihat bahwa ia berniat mendekat.

"I-ini..?"

Semua berawal dari hari dimana ia diam-diam mengatur jadwal berburu malam dengan murid-murid dari Gusu Lan. Meninggalkan Jiang Cheng di belakang yang Jin Ling tau tengah mengikutinya. Berpura-pura bodoh ia berlari sesuka hati sambil menyeret anjing peliharaan nya.

Di tengah perjalanan, saling berbicara tentang kegiatan masing-masing. Dan secara tak diduga Lan JingYi membocorkan keadaan Wei WuXian sekarang ini. Setelah itu ia menangis meminta maaf pada Lan SiZhui sambil berlutut memeluk kakinya. Namun apa gunanya sekarang? Jin Ling sudah tahu semuanya sekarang.

Tidak ada yang bisa dilakukan selain meminta Jin Ling agar tidak memberitahukan pada siapapun soal ini. Bukanya apa, hanya saja Sekte GusuLan sudah sepakat merahasiakan ini sampai waktunya tiba. Diam-diam anak-anak dari GusuLan berdoa agar Jin Ling tidak sama cerobohnya dengan Lan JingYi.

Dan tepat dua hari setelahnya dengan secara mengejutkan Jin Ling mengunjungi GusuLan bersama dengan murid-murid dari Gusu itu sendiri yang artinya ia adalah satu-satunya orang yang mengunjungi Cloud Racesses.

Membawa hadiah ditangan yang sudah disiapkan orang-orang disektenya, ia memberikan alasan jika ini adalah kunjungan biasa. Namun didepan Lan XiChen ia akhirnya dengan sangat-sangat malu mengakui ingin melihat keadaan seseorang. Meski ia tak menyebutkan namanya, tapi siapa yang tidak tahu?

Lan XiChen bersedia mengantarkan Jin Ling ke tempat adiknya namun ia meminta agar Jin Ling merahasiakan nya dari orang luar. Dan Jin Ling tentu saja segera menyetujuinya.

Dan disini lah Jin Ling, didepan Wei WuXian ia menatap penampilan dengan aneh kepada orang itu. "Ini asli..?"

Wei WuXian terkekeh, "Hei bocah nakal, tentu saja ini asli."

"Bagaimana bisa..sebesar ini?" Jin Ling melupakan fakta bahwa Wei WuXian barusaja memanggilnya bocah.

"Tentu saja bisa, buktinya kamu lihat sekarang kan? Dan ngomong-ngomong, apa kamu kesini sengaja mengunjungiku?" Wei WuXian meliriknya dengan seringai.

Jin Ling bersedekap memalingkan wajahnya. "Hmp, jangan terlalu percaya diri!"

"Oh? Lalu apa yang kamu lakukan disini?" Wei WuXian memainkan kuas ditangan kanan miliknya.

Jin Ling, "Kunjungan. Aku ada banyak hal penting yang harus diurus tidak sepertimu."

Wei WuXian tertawa, "Baiklah, baiklah. Bagaimana paman mu? Apa dia masih suka memarahimu?"

"Tidak ada yang berubah. Ngomong-ngomong, apa kamu..mengandung?" wajah Jin Ling memerah sambil melirik Wei WuXian sekilas.

"Menurutmu bagaimana? Jika aku mengandung bukan kah itu bagus?" Wei WuXian duduk menopang wajahnya dengan sebelah tangannya.

[END] LOTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang