1. Malam Hari

25.3K 1.3K 146
                                    


Wei WuXian mengerang pelan, perlahan ia membuka kelopak matanya. Pupil mata abu-abu itu menatap ke atap Jingshi sambil mengernyitkan kening, terganggu. Hari masih gelap, Lan WangJi bahkan belum bangun, bahkan ia sendiri baru tidur mungkin hanya dalam waktu dua setengah dupa yang lalu.

Lan WangJi dengan sigap menahan pinggangnya, ia membuka mata menatap istrinya dengan lembut. "Kenapa bangun?"

Wei WuXian memegang tangan Lan WangJi yang masih ada dipinggangnya. "Lan Zhan, pinggangku sakit, kau..ah, sedikit terlalu banyak hari ini."

Lan WangJi menatap kebawah, bulu matanya terkulai lembut, hampir terlihat seperti gadis yang malu. "Tiga putaran"

Wei WuXian terkekeh, memeluknya sambil berbisik. "Baiklah, Lan Er-gege, aku tidak benar-benar serius mengatakan kamu terlalu banyak. Hanya omong kosong, jangan khawatir aku tidak selemah itu. Ah, Lan Zhan bagaimana mungkin aku mengeluh dengan pinggangku yang sudah lama begini? Dengarkan aku, Er-Gege, apa kamu tak mendengar suara berisik diatas kita?"

Lan WangJi mengernyit, "...kamu juga dengar?"

"Aku mendengarnya tadi, aku benar-banar mendengarnya, Lan Zhan. Itu suara berisik, itu bergemuruh di atas. Itu seperti sesuatu yang sedang bertarung, Lan Zhan. Bagaimana mungkin aku tidak?"

Lan WangJi tak tahu harus menjawab apa, ia hanya memeluk Wei WuXian lebih dekat padanya. Sekalipun Wei WuXian mengatakan beberapa omong kosong bahwa ia tidak selemah itu, tapi Lan WangJi tau, ia pasti merasa lelah tidak peduli apa. Tidak peduli seberapa terbiasanya Wei WuXian dengan putaran di antara seprai yang hampir terjadi setiap malamnya. Jade Kedua GusuLan itu mengelus lembut surai halus milik Wei WuXian, "Mn. Kamu takut?"

Wei WuXian tidak tau harus tertawa atau menangis. Ayolah, sekalipun tubuhnya yang sekarang ini begitu rapuh, tapi ia tetap tidak akan sepenakut itu. Ia masih memiliki Leluhur YiLing dalam dirinya. Namun, bukan Wei WuXian jika tidak memanfaatkan kedaan. Makan ia mengangguk, mendesak kepalanya lebih dalam ke dada Lan WangJi. Ia memutuskan untuk memeriksa 'kekacauan' itu esok hari karena sekarang ia benar-benar kelelahan.

"Tidurlah lagi, Wei Ying." Wei WuXian menggumam 'selamat tidur', ia mengangkat wajah mencium apel adam indah diatasnya sekilas. Tidak butuh waktu yang lama, ia kembali tertidur.

Lan WangJi masih setia terjaga saat ia menatap Wei WuXian yang terlelap dilengan nya. Mencium keningnya dua kali, sebelum memejamkan mata menyusul istrinya ke alam mimpi.

**

Wei WuXian mengerjap, ia bangkit mengusap matanya. Dengan satu mata yang masih berat, ia menatap Lan WangJi yang baru saja meletakan bak mandi berisi untuknya membersihkan diri.

Semenjak mereka pulang dari YunMeng dua hari lalu, kebiasaan tidur Wei WuXian sedikit berubah. Ia memang tidak bangun pukul lima pagi seperti Lan WangJi, tapi setidaknya ia masih bangun sekitar pukul enam. Setiap waktu menujukan pukul enam, tiba-tiba ia merasa kantuknya hilang, sekalipun berada ditengah mimpi ia pasti akan tersentak bangun. Kadang ia merasa kesal, ia masih ingin tidur namun matanya sama sekali tidak mau bekerja sama. Meski begitu, ia  berpikir, mungkin sekarang ini lebih baik. Dengan begitu, mungkin ia 'sedikit' terbiasa dengan aturan menggunung di sekte ini. Terutama dengan hidangan yang dimasak dengan cara Gusu. Meski ia tetap memiliki wajah pucat atau sedikit masam setelah memakannya, hingga Lan WangJi sering turun tangan membuatkan dirinya sarapan.

Lan WangJi menatap Wei WuXian sejenak, lalu tangannya beralih menanggalkan pakaian putih Wei WuXian yang sudah tidak terpasang dengan benar memperlihatkan bahunya yang memiliki kelopak mawar merah keunguan.

Lan WangJi bagaimana pun tetaplah laki-laki, pemandangan seperti itu di pagi hari benar-benar bukan sesuatu yang baru. Tapi tetap saja ia merasa tidak bisa menatapnya terlalu lama. Menghembuskan napasnya, ia bergerak.

[END] LOTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang