Wei WuXian menatap kepergian Jin Ling dengan lurus. Sekarang, adalah pertama kalinya dia bertemu langsung dengan Jiang Cheng. Tanpa sebuah masalah, tanpa kebetulan dan tanpa orang lain disekitarnya. Tidak bisa dihindari, ada rasa canggung yang menyelinap diantara keduanya."Bagaimana kabarmu?" suara dingin orang itu meresap pada pendengarannya.
Wei WuXian terkejut Jiang Cheng akan menyapanya terlebih dulu. Ia menoleh pada sosok berpakaian ungu yang menjulang tinggi didepan sana. Dengan cahaya temaram yang menerangi separuh wajahnya, Wei WuXian ingat pertama kali mereka bertemu saat di Gunung Dafan. Jiang Cheng tidak banyak berubah, tapi sosoknya dewasa karena usia dan kenyataan. Wei WuXian segera tersenyum, ia melangkah sedikit lebih dekat. "Aku baik. Bagaimana dengan mu?"
Jiang Cheng masih memiliki wajah yang sulit untuk dijelaskan. "Seperti yang kamu lihat."
Wei WuXian mengangguk, "Itu bagus. Ah, rasanya sudah sangat lama sejak terakhir kali aku berbicara padamu tanpa ketegangan yang berlebihan."
Riak dingin pada bola mata Jiang Cheng sedikit memudar. Bola matanya bergerak sedikit, "Ya, kamu hidup dengan baik."
Wei WuXian terkekeh, "Tentu. Aku juga melihatmu hidup dengan baik. Dermaga Teratai juga terlihat sehat dan segar, aku sangat senang melihatnya."
Jiang Cheng berkedip, bibirnya sedikit terbuka meski akhirnya menutup rapat. Jiang Cheng tak mengatakan apa-apa untuk menjawab Wei WuXian. Lawan bicaranya melirik, seakan mengoreksi kata-katanya tadi Wei WuXian tertawa canggung. "Ah, maafkan aku."
Jiang Cheng masih sangat kaku, ia hanya mengangguk samar selanjutnya tak tau harus mengatakan apa. Sampai Wei WuXian kembali bertanya padanya, "Bagaimana seharusnya aku memanggilmu? Haruskah aku memanggil mu Jiang WanYin atau Pemimpin Sekte Jiang?"
Jiang Cheng tanpa sadar memelototi Wei WuXian, "Tidak perlu."
Ditatap seperti itu, Wei WuXian sebenarnya ingin tertawa namun akhirnya ia hanya tersenyum saja. "Baik, baik, Jiang Cheng. Tidak kah kamu ingin menanyakan sesuatu juga kepada ku?"
"Apa kamu benar-benar memiliki hubungan dengan Lan WangJi?" Wei WuXian menoleh dengan cepat, namun rupanya Jiang Cheng bahkan lebih terkejut daripada dirinya.
Sedikit lucu memang, namun tampaknya Wei WuXian tidak mempermasalahkan itu meski awalnya ia ingin tertawa. "Pertanyaan bagus, lalu akan aku jawab dengan bagus juga. Bagaimana menurutmu?"
Jiang Cheng mendengus, "Jangan balas bertanya."
Wei WuXian hampir tertawa, "Tidak, tentu saja tidak. Maksudku, aku adalah orang yang tidak ingin mempersulit orang lain untuk berpikir dalam-dalam. Hanya katakan saja pendapatmu dan aku akan memberi jawaban yang memuaskan."
"Mempersulit atau tidak, itu tergantung dari bagaimana cara orang itu berpikir dan juga posisi orang itu. Jika ia tak tahu apa-apa lalu kamu suguhi pertanyaan semacam ini, kamu pikir kamu tetap tidak mempersulit orang lain?" Jiang Cheng berdiri santai dengan menyenderkan tubuhnya pada sebatang pohon.
"Jawaban bagus," Wei WuXian tertawa, "Jiang Cheng, apa yang kamu pikirkan tidak salah. Aku dan Lan WangJi memang benar adanya."
Jiang Cheng terlihat sedikit menegang, "Lalu ... bayi itu adalah..?"
"Tentu saja adalah anaku."
Jiang Cheng sedikit memincing, "Wei WuXian, kamu tidak menyembunyikan jenis kelaminmu diam-diam, bukan?"
"Hah?" Wei WuXian tertawa keras, "Aiya, apa yang baru saja kamu katakan? Kita bahkan dulu mandi di danau bersama, dan kamu masih menanyakan hal ini? Konyol!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] LOTUS
FanfictionKehidupan Lan WangJi dan Wei WuXian setelah kematian Jin GuangYao. Mereka menikah dan membuat rumah kecil di daerah sekte GusuLan yang biasa disebut Pondok Bambu dan memulai hidup bahagia. Untuk beberapa lama, kehidupan damai di dunia kultivasi mula...