54. Kisah (1)

5.7K 578 117
                                    

Di dunia ini, kerap kali ada suatu keadaan dimana orang itu tidak bisa memilih. Namun bahkan jika mereka harus terpaksa, apa yang mereka jalani, entah itu jalan yang sulit atau yang mudah, yang terpenting adalah usaha bagaimana mereka akan mewujudkan tujuan dibalik ini semua.

Sebagaimana sebuah kehidupan pada umumnya, jalan cerita seseorang yang satu dengan yang lain pastilah berbeda. Tidak semua kisah dapat berakhir dengan bahagia, begitu pula sebaliknya. Semua orang mungkin selalu mengharapkan akhir yang bahagia, namun jika itu berhubungan dengan takdir, siapa yang bisa melawan nya?

Sebagian orang mungkin ada yang tidak mempercayai apa yang di sebut takdir. Namun, seberapa banyak jalan yang dilalui untuk merubah takdir, semua itu akan sia-sia. Setelah begitu banyak tanjakan, belokan, bebatuan tajam dan lautan bunga, pada akhirnya mereka hanya akan kembali untuk menerima takdir. Selalu seperti itu.

Takdir bukanlah perkara mudah, ia telah di tulis bahkan sejak seorang manusia masih berada dalam kandungan.

Dari tanah, kembali ke tanah. Abu, menjadi abu. Begitulah sebuah kehidupan.

Sekte GusuLan, Cloud Racesses.

Saat itu adalah musim gugur, daun-daun berguguran bagaikan hujan kepingan emas yang melayang di udara. Sederet pohon mapple di samping jalanan berlomba-lomba meruntuhkan daun mereka. Lembaran-lembaran berwarna kemerahan berhamburan mencipakan sebuah lukisan yang sangat indah.

Aroma yang khas menyeruak di udara, hembusan angin di pucuk dedaunan menggoda kuncup bunga berwarna kebiruan di sisi jalan. Pohon bambu tumbuh di sekitar sungai kecil, daun berwarna hijau tua melambai tertiup angin. Batangnya yang berwarna hijau mengkilap tampak seolah di basahi oleh embun, mereka berderit hampir seolah menggambarkan suasana yang damai.

Tidak jauh dari sana, tampak sebuah tanah lapang yang di kelilingi tumbuhan bambu, pohon tua yang merunduk, juga bebatuan besar yang menumbuhkan bunga kecil di sekitarnya. Sekelompok pemuda tengah melakukan sebuah pertandingan, terlihat dari sebagian besar dari mereka berkumpul di tepi sementara dua diantaranya tengah berduel dengan serius.

Ketukan pedang kayu yang saling membentur terdengar cukup nyaring, dengan peluh yang membanjiri tubuh sudah dapat di pastikan bahwa mereka sangat bersungguh-sungguh. Di tepi lapangan, tampak seseorang yang memiliki paras lembut tengah menonton. Di sampingnya, seorang pemuda yang sebaya tengah sibuk berbicara.

"Wah, sudah lama sejak terakhir kali aku melihat mereka bertarung sehebat ini. SiZhui, kau tau? Sebenarnya mereka telah mendapat semacam ketegangan di masa lalu,"

Lan SiZhui menoleh sedikit, lalu dia menjawab dengan tenang, "Ketegangan apa?"

Pemuda itu Lan JingYi, balas menatapnya dengan sedikit dahi yang berkerut, "Ku dengar sebenarnya itu adalah masalah kecil, namun karena sudah terlalu lama, itu menjadi sebuah batu yang nyata. Ku pikir, sebenarnya karena mereka masih memiliki sedikit hubungan darah, maka sesuatu seperti ini benar-benar telah banyak terjadi. Sebenarnya bukan sesuatu yang baru, kurasa, hahaha.."

Lan SiZhui, "Mengapa kamu tertawa?"

Lan JingYi mengangkat kedua alisnya, dia memandang lawan bicaranya dengan tidak mengerti. "Tidak ada, hanya merasa sesuatu seperti ini sangat akrab, bukan? Aku juga merasa sedikit lucu, ketegangan itu akhirnya hilang hanya karena sebuah kebetulan kecil yang belum lama ini terjadi."

Lan SiZhui menggeleng, ia tidak mengerti lagi bagaimana harus menanggapi ini. Samar-samar akhirnya dia bisa tau, kemana arah contoh yang di tunjuk kan Lan JingYi. Ia menghela napas, sudah lama sejak kejadian itu dan semuanya sekarang tidak terasa menegangkan lagi. Apa yang masih sedikit mengganggu pikiran nya adalah adik kecilnya yang menghilang entah kemana. Beberapa bulan lalu, ia mendapat kabar bahwa Lan YiHua secara mengejutkan muncul di tengah-tengah pertemuan sekte dan yang lebih dari itu adalah sekarang Wei WuXian telah resmi mendapatkan pengakuan.

[END] LOTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang