12. Sebuah Takdir (2)

7.5K 697 56
                                    

Jin Ling tertawa, "Hahaha..aku bilang juga apa? Baiklah, sekarang kamu adalah bibi!"

Bibir Wei WuXian berkedut samar, menghela napas, ia tetap tersenyum pada akhirnya. Biarkan saja, selama Jin Ling senang melakukan nya, bocah nakal itu tetap akan melakukannya tanpa peduli apa.
"Apa yang membuatmu begitu senang?"

Jin Ling menghentikan tawanya, ia berbalik melambaikan tangannya. "Senang? Tidak ada, mood ku sedang baik hari ini. Sudahlah, aku akan segera kembali. Habiskan polong biji teratai itu, karena kamu sudah merepotkan ku."

Wei WuXian menggeleng, lalu tangan nya mengambil salah satu tangkai polong teratai. Saat itu, ia menyadari bahwa Lan WangJi belum juga kembali. Meletakan nya kembali, Wei WuXian berusaha berdiri. Ia baru menyadari, ternyata dengan perut sebesar itu hanya untuk berdiri saja itu cukup sulit. Tapi Wei WuXian adalah orang hebat, dia dengan cepat menyesuaikan diri.

Mengelus pinggangnya, ia melangkah keluar Jingshi. Wei WuXian masih tidak percaya bahwa ia membawa kehidupan lain dalam perutnya. Ia memang melakukan itu setiap hari dengan Lan WangJi, tapi bahkan semua ora tau, ia adalah laki-laki tulen. Yang sampai kapanpun tidak akan mengandung, dan tidak akan bisa memberi Lan WangJi seorang keturunan pun.

Berdiri di depan pintu yang tertutup, ia mengelus perut besarnya yang tidak biasa. Memandang sejenak bunga hydrangea di halaman Jingshi, ia memutuskan melangkah untuk meraih bunga biru tersebut. Cantik, sangat cantik.

Wei WuXian tidak terkejut saat tangan besar lain menggenggam tangannya. Tanpa menoleh pun dari aroma yang tercium disekitarnya, ia sudah tau bahwa itu pasti Lan WangJi.

"Lan Zhan, aku baru sadar ternyata bunga ini sangat cantik." menggenggam tangan Lan WangJi dengan kedua tangan untuk menaruhnya di pipi, ia berbalik menatap orang itu dengan lembut.

Masih berwajah dingin, suaranya sangat tenang. "Kamu lebih cantik."

Wei WuXian berkedip dua kali, wajahnya memerah dengan cara yang hampir tidak bisa dipercaya. Sedikit tertawa, "Astaga, Lan Zhan! Kamu pikir kamu ini sedang apa?"

"Sedang apa?" Lan WangJi.

"Kamu menggodaku! Sungguh, orang-orang tidak akan percaya bahwa sekarang HanGuang-Jun adalah seorang penggoda ulung!" Wei WuXian memeluk leher Lan WangJi dengan senang.

Lan WangJi melingkarkan tangan disekitar pinggang Wei WuXian dengan hati-hati. "Mereka tidak perlu tahu."

Terkekeh, Wei WuXian mendongak, "Hei, apakah HanGuang-Jun ingin bersembunyi didalam lubang?"

Lan WangJi mengusap pipi Wei WuXian sekali lagi, "Omong kosong."

"Tentu saja itu omong kosong. Lan Zhan, jangan menggoda siapapun. Kamu hanya boleh menggoda aku, oke?" Wei WuXian mengguncang lengannya.

Kilau lembut terpantul dimata emas yang bening, mengangkat sedikit sudut bibirnya, Lan WangJi kembali memeluk Wei WuXian. "Oke."

Sungguh, tidak ada yang paling bahagia saat ini selain Wei WuXian!

**

Jiang Cheng menatap Jin Ling dengan angkuh seperti biasa, "Kudengar, kemarin kamu datang ke Lotus Pier untuk mengambil polong teratai."

"Itu benar." Jin Ling menggoreskan kuasnya.

Jiang Cheng, "Kemana kau pergi setelah itu?"

Jin Ling berpikir sejenak, "Ke GusuLan."

Jiang Cheng mendengus, "Hmp, berhentilah bermain-main, Jin Ling. Ke GusuLan? Itu tidak seperti kamu punya urusan penting disana."

Pelipis Jin Ling berkedut, "Tentu saja ada, aku ingin melihat bi--aku melihat catatan berburu malam milik murid Sekte GusuLan."

[END] LOTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang