42. Bunga yang Tumbuh di Bawah Kabut (7)

4.9K 576 48
                                    

Lan WangJi sekali lagi menoleh pada sebuah kamar terpisah yang di tumbuhi banyak bunga. Pikiranya terasa berat, hatinya terasa cemas siang dan malam.

"Malam itu, dia menemuiku di ruangan ini.."

Ia menghela napas pelan, angin malam menerpa wajah tampan yang tengah dilanda pikiran. Alisnya yang panjang, bulu matanya yang terkulai lembut, dan bibirnya yang jarang sekali tersenyum itu tampak lebih datar dari biasanya.

"Aku tidak tau bagaimana..tapi, wajah itu, ekspresi itu.."

Lan WangJi melangkah menjauh dari ShangYuan, dia sudah mencari, dia sudah berkelana jauh, dia juga sudah berdoa. Namun tak satupun makhluk yang bisa menjawab pertanyaan miliknya. Meski ia tidak menyerah, rasa kecewa itu masihlah tetap ada, setiap malam rasa itu akan menggerogoti hati dan pikiranya. Membuat dirinya sangat sulit untuk sekedar memejamkan mata.

"Aku tidak tau bagaimana, yang jelas, dia memintaku untuk.."

Jika ia kehilangan separuh hidupnya, kemana lagi ia harus mencari pengganti?

Langkah kaki yang ringan membawanya menjauh dari Cloud Racesses, desiran suara angin malam dan cicitan hewan-hewan kedinginan semakin membuatnya merasa bingung. Jubah berkabungnya tampak berkibar tertiup angin, Bichen ditangan semakin terasa berat baginya. Dia berusaha mencarinya, namun sepertinya dia belum bisa menemukan putra satu-satunya.

"..menerima posisi orang itu..di samping WangJi."

Sebesar itu tekadnya.

Dia lebih tau dari siapapun bahwa Lan YiHua sangat menyayangi Wei WuXian. Anak itu sampai menekan Paman-nya untuk mendapatkan posisi Ibunya yang sah. Yang mana, seberapa keras ia berusaha untuk tidak meminta itu dimasa lalu. Namun putranya jelas berbeda, dia berkemauan kuat, ia terlalu murni dan polos. Kasihnya, terlalu hidup untuk dilukai.

"Dia meminta haknya, dia berkata bahwa ia bersedia dihukum seberat apapun asalkan orang itu mendapatkan posisinya.."

Lan WangJi berhenti, dia menoleh ke samping, dimana sebuah air terjun kecil yang mana dulu itu adalah Lan YiHua sering mandi. Hatinya terasa mendung, mengapa ia merasa putranya akan pergi jauh?

"Meski aku tidak menghukumnya atau mengusirnya keluar sekte... pada akhirnya dia, tetap pergi."

Mengapa dia merasa bahwa anaknya terlalu mendam banyak beban seorang diri?

"Aku tidak tau ia akan melakukan ini. Bahkan, tak ada seorangpun yang menyadari kepergianya."

Lan WangJi menggeleng pelan, bergegas melanjutkan perjalanan. Ia harus segera sampai ke rumah, dia tidak bisa meninggalkan Wei WuXian terlalu lama. Apa yang di rasakan olehnya, mungkin tidak seberat apa yang di tanggung Wei WuXian. Batin mereka terhubung, perasaan yang murni menjadikan firasat seorang Ibu lebih tajam.

"Paman masih sedikit terkejut, WangJi. Waktu itu, A-Yi pernah berkata padaku, apapun yang terjadi, jangan pernah menyerahkan Tuan Muda Wei kepada siapapun."

Sudah lebih dari dua minggu sejak kepergian Lan YiHua, namun tak ada satu orang pun yang berhasil mengetahui keberadaanya. Ia hilang bagaikan jejak yang terhapus air hujan. Berbagai berita miring beredar semakin memperkeruh suasana.

Saat Lan WangJi membuka pintu, dia melihat Wei WuXian yang tersenyum. Hatinya bergerak, sebuah perasaan gelisah yang nyata menyelimuti hatinya.

"Lan Zhan, kamu kembali!"

"Mn."

Lan WangJi duduk di samping Wei WuXian, orang itu tersenyum lalu menuangkan teh panas ke dalam cangkir dan mendorongnya di depan Lan WangJi. "HanGuang-Jun,"

[END] LOTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang