Terik sinar matahari menembus celah-celah dedaunan, diantara bunga yang bermekaran lebah madu tak lagi ada disana. Embun sudah berlalu dan mengering, yang tersisa hanya daun-daun yang merunduk ditengah teriknya sinar matahari. Meski matahari bersinar dengan terang, angin tetaplah terasa sejuk dan menenangkan.
Di bawah naungan bambu yang hijau, Wei WuXian mengusap peluhnya sejenak. Tangan nya dengan telaten mengumpulkan kayu bakar dan mengikatnya. Dia membawa kayu itu menjauh, dan menaruhnya di dekat dapur.
"..Ibu, ini adalah tanda kutukan.."
BRUK!
Wei WuXian menaruh kayunya dan menghela napas sejenak, peluh menetes jatuh ke lehernya. Dia meraih topi bambu di dinding rumah lalu menutup pintu. Ia keluar rumah untuk menuju kebun di belakang rumah, dia mengambil keranjang yang tergeletak di tanah dan membawanya pergi bersamanya. Menunduk, dia memetik tomat yang merah mengkilap dan mulai menaruhnya di keranjang.
"..Tuan Muda Lan tidak memiliki tanda-tanda terbentuknya inti. Tapi tidak perlu khawatir, ini mungkin masih terlalu awal untuk dia. Kita bisa menunggu beberapa saat lagi.."
Wei WuXian menyudahi acara memetik tomat, dia beralih pada lobak putih besar di belakang punggungnya. Berpikir sejenak, apakah dia akan memetiknya sekarang atau nanti. Setelah beberapa pemikiran, dia memutuskan tidak mengambil lobak itu. Wei WuXian berjalan menjauh, lalu mencabut beberapa wortel dan memasukan nya kedalam keranjang.
Wei WuXian berjalan menghampiri kelinci yang berkerumun disamping tubuh Little Apple. Keledai itu mendengus saat pemiliknya mendekat membuat Wei WuXian memukul kepalanya main-main dengan menggunakan wortel. Dia duduk didekat mereka lalu mengeluarkan beberapa wortel dan memberikan wortel itu pada bola-bola bulu disana, dan tentu saja Little Apple mengambil bagiannya.
Keringatnya menetes layaknya embun, bening seperti kristal, membuat kulit Wei WuXian terlihat begitu indah. Tinggal disini membuatnya merasa sangat beruntung, karena di Gusu tidak sepanas di Yunmeng Jiang Sekte. Diam-diam dia tersenyum, dulu dia berandai-andai berada di Cloud Racesses, sekarang dirinya telah berada disini.
Dia segera mengelap keringat dengan lengan baju miliknya. Melepas topi bambu, angin yang sejuk segera membelai kepalanya dalam diam.
"..mungkin kekuatan spiritual miliknya akan lebih terbatas.."
Wei WuXian memejamkan mata, rasa nyaman disekujur tubuh menjalar di setiap denyut nadinya. Dia terlihat begitu nyaman dengan posisi tubuhnya yang bersandar pada sebatang pohon. Rambutnya diikat tinggi, mempertontonkan tengkuknya yang putih dengan sedikit bercak merah tua.
"..Wei Ying, kita bisa kembali memeriksa A-Yi di masa depan.."
Wei WuXian memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh putranya saat ini. Apakah dia sedang menulis, atau membaca. Berlatih pedang, atau memetik senar guqin. Apakah dia sedang tersenyum, cemberut, atau bermuka datar seperti biasa. Ah, dia ingat sekarang. Sepertinya suatu hari dia perlu mengajari Lan YiHua untuk menyeringai.
Wei WuXian tidak ingin menyembunyikan apapun, dia juga tidak ingin berbohong. Kejadian beberapa hari yang lalu jelas masih tertinggal di dalam pikiran nya. Kenyataannya, Lan YiHua memiliki sebuah tanda kutukan di punggungnya. Jika putranya sendiri tidak mengatakan bahwa itu adalah tanda kutukan, maka Wei WuXian pasti akan percaya jika dia mengatakan bahwa itu adalah sebuah tato. Bentuknya tidak bisa dikatakan aneh. Jika sekilas pandang, maka itu hanyalah gambar seekor naga terbang dengan pedang dimulutnya serta bola bulat ditelapak tangannya yang diyakini itu adalah bentuk dari sebuah matahari. Namun jika diperhatikan dengan sangat hati-hati maka akan terlihat bahwa garis-garis yang membentuk gambar tersebut sebenarnya adalah huruf kecil yang tersusun sedemikian rupa hingga membentuk gambar yang menakjubkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] LOTUS
FanfictionKehidupan Lan WangJi dan Wei WuXian setelah kematian Jin GuangYao. Mereka menikah dan membuat rumah kecil di daerah sekte GusuLan yang biasa disebut Pondok Bambu dan memulai hidup bahagia. Untuk beberapa lama, kehidupan damai di dunia kultivasi mula...