Berani mencintai dalam diam, berani menanggung risiko bahwa dia tak akan membalas perasaanmu.
-Senja Purnama.🦋
"Ya ampun, Lentera!"
Pekikan Senja membuatku melempar pandang. Aku sudah menduga dari kemarin. Senja akan heboh! Walaupun hanya sebatas difollow oleh Dewa, tapi ini cukup membuatku risih bukan main. Bahkan, kemarin aku sempat menyuruh Dewa untuk tidak memfollow akun Instagram milikku. Namun, Dewa itu keras kepala. Ingin sekali aku menggetok kepalanya agar dia berpikir waras sedikit saja.
"Apa?" balasku.
"Apa! Apa! Lo tuh gila, ya?! Mentang-mentang udah difollow sama Dewa aja berlagak sombong lo!"
Dengan teganya, dia menjitak kepalaku. Aku menatapnya gemas. Balik menjitak kepala Senja. "Hei! Kamu gila?! Kamu pikir aku senang apa? Tidak! Habis ini pasti aku akan jadi bahan gosip oleh anak sekolah. Huh!"
Senja tampak menyengir. Jika sudah seperti ini, maka pasti ada hal yang ia sembunyikan. Mataku memicing. Menatap Senja mengintimidasi. "Kenapa kamu?"
"Hehe. Lo emang udah jadi bahan gosip sama anak-anak, Ra. Kemarin di chat WhatsApp pada ngomongin lo. Ada yang senang Dewa deket sama lo, ada yang nggak suka, terang-terangan jelek-jelekin lo lagi! Sebagai teman yang baik, gue akhirnya membela lo. Eh, malah jadinya berantem di chat WhatsApp. 'Kan enggak banget, ya!" seru Senja heboh. Ckck, kebiasaan sekali.
"Ck! Kamu itu. Kurang kerjaan. Terus, kemana kamu kemarin? Kenapa jadi Dewa yang mengantarkan seragamku? Kamu tahu, aku hampir saja dilecehkan oleh dia!"
"Hah?! Apa?!"
"Ck! Kamu ketularan budegnya Dewa?"
Alhasil, satu ketukan keras kembali aku dapatkan. Astaga, kasihan sekali kamu kepala.
"Gue enggak budeg, Lentera! Gue kaget!"
"Kaget sih kaget, tapi jangan main tangan dong! Ringan tangan kamu!" gerutuku tak suka. Astaga!
Senja memberenggut kesal. "Iya! Iya! Eh, btw Dewa 'kan ganteng tuh, lo nggak suka gitu?"
Tunggu. Aku menatap Senja memicing. Mengembuskan napasku berat, aku menggeleng. Hei! Lagian siapa yang mau jadi pacar Dewa si kakak kelas menyebalkan itu? Sudah menyebalkan, galak pula! Ah, jangan lupakan penyakit budeg lelaki itu! Aish, Tuhan jauhkan Lentera dari Dewa, ya!
"Hah? Beneran? Nggak ada rasa kagum gitu? Kalo gue jadi lo, ya, gue udah seneng tujuh turunan. Mana difollow Dewa itu adalah hal langka woi!"
Lagi, pekikan Senja membuatku mendengkus. Sekali saja tidak berteriak, tidak bisa, ya?
"Ck! Lebay! Mengagumi sih boleh, lebay jangan!" ujarku keras-keras. Agar para pengagum Dewa sadar!
Senja bangkit berdiri, menyeretku untuk keluar kelas. Aku mengerutkan dahi tak mengerti. Karena kebetulan kelasku ada di lantai atas, aku bisa melihat Dewa sedang bermain bola basket di tengah-tengah lapangan. Memantulkan bola, sesekali juga memasukkannya ke dalam ring. Aku diam, menatap paras Dewa yang begitu tampan. Hingga tak sadar bahwa lelaki itu kini tengah melambaikan tangannya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAK KELAS [Selesai]
Short StoryCover : Pinterest 📌 Konflik ringan. 📌 Quotes setiap part hanya untuk melengkapi. 📌 Minim amanat. 📌 Belum revisi, masih banyak kesalahan. 📌 DILARANG KERAS PLAGIAT! Kesalahan kecil yang dilakukan Lentera, membawa gadis itu pada Dewa. Cowok yang t...