11 - UKS.

2.8K 262 2
                                        

Sekeping rasa suka yang berlebihan, atau memang ada karena terbiasa oleh keadaan?-Ghama Dewa Baskoro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekeping rasa suka yang berlebihan, atau memang ada karena terbiasa oleh keadaan?
-Ghama Dewa Baskoro.

🦋

Mengetahui Lentera pulang bersama Dewa dengan keadaan basah kuyup, Kuncoro marah bukan main. Pria tua itu bahkan sempat menghajar Dewa habis-habisan, untungnya saja Lestari segera menghampiri suaminya dan membawanya menjauh. Lentera diam di tempatnya, melirik ke arah Dewa yang sudah terkapar di teras depan rumahnya. Baru satu langkah ingin menghampiri Dewa, teriakan Kuncoro membuat Lentera menoleh.

"Masuk Lentera!"

Lentera masih bergeming. "Tap--"

Plak!

"Masuk! Jangan buat Bapak marah!"

Lestari memberikan kode lewat matanya membuat Lentera mau tak mau masuk ke dalam rumah. Menyisakan Dewa sendirian di tengah derasnya hujan. Lentera segera masuk ke kamarnya sebelum Kuncoro kembali mengamuk. Beginilah Kuncoro. Pria tua itu terlalu takut jika ada apa-apa dengan Lentera. Putri semata wayangnya.

Lentera membuka jendela kamar miliknya. Melihat Dewa yang berjalan terseok-seok menuju motor besarnya. Lentera menelan ludah. Merasa tidak bisa menjaga dirinya sehingga harus merepotkan Dewa. Melihat Dewa yang sudah pergi, Lentera kembali duduk di kasurnya. Memeluk boneka teddy bear besarnya. Lentera gelisah, bagaimana jika sampai Lestari dan Kuncoro dipecat hanya karena hal sepele seperti ini?

Mengembuskan napasnya berat. Lentera kembali menghidupkan ponselnya yang baru saja ia charger. Bermain ponsel sejenak sebelum ia mandi dan tidur.

Taksa.
Kenapa belum tidur, Ra?
Dewa.

Matanya terbelalak kaget. Senyuman manis itu tak bisa lagi ditahan. Astaga!

Kenapa, Kak? Kakak nggak apa-apa 'kan? Maafin perbuatan Bapak tadi, ya?

Lentera benar-benar cemas dengan keadaan Dewa. Bagaimana jika luka Dewa benar-benar parah. Mendengar bunyi deringan ponselnya, Lentera segera mengangkat telfon dari Dewa.

Mata Lentera mengerjap lucu kala wajah Dewa tampil di layar ponselnya. Memar dan rambut basah lelaki itu membuat Lentera salah fokus.

"Udah, Ra. Tidur lo! Nanti sakit. Jangan lupa mandi. Gue enggak apa-apa. Itung-itung kenalan sama pukulan Bapak lo. Tenang ae," ujar Dewa sembari mengedip genit.

Lentera menggeleng pelan. "Ka--"

Belum sempat bicara, sambungan sudah terputus. Tapi, yang Lentera tahu adalah Taksa yang merebut ponselnya dan segera mematikannya.

Taksa.
Dewa lagi mandi. Udah, tidur sana.

Emm, kalau boleh tahu kenapa Kak Dewa malah bareng sama Kakak?

KAKAK KELAS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang