Menetap tapi terpaksa, atau lepaskan tapi lega?
-Algi Taksa Aldebaran.🦋
Lentera meringkuk di kasur sembari memegangi perutnya yang terasa nyeri dan panas, tepatnya di bagian ulu hati. Wajahnya begitu pucat, apalagi setelah tau ia kehilangan buku diary-nya. Mungkin bagi sebagian orang buku diary itu tidak penting, akan tetapi Lentera menuliskan semuanya di sana. Tentang perasaanya, masa depan, apa yang ia inginkan dan siapa yang dia suka.
Lestari menempelkan punggung tangannya di dahi Lentera yang terasa hangat, tidak terlalu panas. "Asam lambung kamu naik tho, nduk?" tanyanya lembut.
Lentera mengangguk pelan. Tak berani mengeluarkan suara, jika sampai ia mengucapkan sepatah kata maka Lestari akan tau jika dirinya sedang menahan tangis. Jika Lentera boleh jujur, rasanya begitu menyakitkan. Bagian ulu hatinya seperti terbakar. Sial.
"Kalau Ibu bilangin kamu itu mbok yo didengerin. Kejadiannya ndak bakal koyok ngene. Wes iku dimaem sek bubur'e."
Beranjak duduk walaupun rasanya enggan, Lentera tetap menuruti perkataan Ibunya. Lentera tau apa yang terbaik jika ia saat sakit. Sesuap bubur yang panas menyentuh lidahnya yang terasa kering dan hambar. Tak ada rasanya. Meskipun demikian Lentera tetap memakannya. Meski perut dan mulutnya seolah menolak bubur ini.
"Nih, diminum obatnya." Lestari menyodorkan sebuah pil yang Lentera tau itu pasti begitu pahit.
Dengan santai Lentera mengambil obat itu dan mengunyahnya. Bahkan Lestari sampai bergidik ngeri melihat itu. Lentera adalah tipikal orang yang tak dapat meminum obat sekali telan. Jika tidak digerus, ya dikunyah.
Melihat Lestari pergi, Lentera menarik selimut. Memberikan kehangatan pada tubuhnya. Ini lebih nyaman dari tadi, setidaknya perutnya sudah tak bergejolak sakit. Ia mengambil ponsel. Tak ada yang bisa dilakukan, jika dulu ia selalu mendapat notifikasi chat dari Dewa, maka jangan harap ia akan mendapatkannya sekarang.
Tak ada bio, hanya ada foto profil. Lentera menghela napas, ia meletakkan ponsel itu. Benar, pacarnya adalah Taksa, bukan Dewa.
"Ra. Udah tidur?"
"Eh?"
Taksa tersenyum tipis melihat Lentera yang terkejut. Tak bisa Taksa pungkiri, fokusnya terpecah saat melihat ponsel Lentera yang menampakkan room chat Lentera dengan Dewa. Lentera yang menyadari itu segera mengambil ponselnya.
"Emm, Kakak kenapa nggak bilang mau ke sini?" tanya Lentera mengalihkan topik.
"Feeling aja, eh bener lo lagi sakit."
Rasanya begitu canggung ketika harus memulai percakapan. Alhasil hanya diam yang mereka lakukan.
Lentera berdehem. "Soal ... eee, enggak. Maksud Lentera maafin Lentera akhir-akhir ini selalu sama Ka-"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAK KELAS [Selesai]
Historia CortaCover : Pinterest 📌 Konflik ringan. 📌 Quotes setiap part hanya untuk melengkapi. 📌 Minim amanat. 📌 Belum revisi, masih banyak kesalahan. 📌 DILARANG KERAS PLAGIAT! Kesalahan kecil yang dilakukan Lentera, membawa gadis itu pada Dewa. Cowok yang t...