5 - Hari Sial.

3.4K 325 11
                                    

Dekat denganmu itu nyaman, bagaimana jika keterusan?-Lentera Sagita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dekat denganmu itu nyaman, bagaimana jika keterusan?
-Lentera Sagita.

🦋

Malam ini aku tidur di rumah Senja. Senja yang meminta itu. Katanya dia takut sama hantu. Heleh! Ngomong-ngomong, aku jadi kepo soal perkelahian Dewa dan cowok tadi. Kenapa, ya?

"Senja ... mau tanya, dong?"

"Apa?"

"Emm, tadi Dewa kenapa berkelahi? Gara-gara cewek, ya, pasti? Sudah pasti sih itu. Kelihatan."

Senja melirikku sinis. Tatapan matanya seolah mau membunuhku saja. Aku menelan ludah kasar. "Apa?"

"Lo tuh, ya! Tadi gue ajak nonton enggak mau! Sekarang kepo 'kan?!"

Tunggu. Apa hubungannya menonton perkelahian tadi dengan apa yang aku tanyakan barusan? Tidak ada 'kan?

"Ck! Jawab saja."

Dia tampak menghela napas. Lantas mendekat padaku. Melirik kanan kiri dengan raut wajah was-was. Sudah seperti dikejar setan saja. "Apa sih?! Ayo cerita!"

Aku mendesak Senja untuk bercerita. Senja menatapku serius. "Ini rahasia kita berdua, ya? Awas lo bocorin ke anak-anak! Gue tahu soal ini dari Fajar, nih! Kalau sampai kesebar, mati gue."

Bolehkah aku mencekik Senja sekarang juga? Tinggal cerita, lalu selesai. Dia pikir ini dokumen rahasia negara apa, ya?

"Cerita saja. Jika kamu tidak cerita sekarang juga, aku cekik kamu!" Aku mengancam Senja menggunakan pisau mainan milik adik Senja.

Senja menatapku lelah. "Iya-iya cerita, nih. Jadi, Dewa tadi gelud tuh 'kan sama anak SMA sebelah. Nah, nama cowok ganteng tadi tuh Brian. Udah putih, tinggi, cool, da--"

"Langsung ke intinya. Jangan bertele-tele," potongku cepat. Bukannya bercerita, tetapi Senja malah memuji cowok yang katanya bernama Brian tadi. Dasar pengagum cogan!

Senja menyengir lebar. "Iya-iya, lanjut nih. Nah, si Brian itu pacarnya Marsya. Lo tahu mak lampir itu kerjaannya gimana setiap hari 'kan? Nah, dari situ si Brian cemburu kalau Marsya deket-deket sama Dewa. Gara-gara itu juga si Brian ngira kalau Dewa ngerebut Marsya dari dia! Dan terjadilah baku hantam tadi!" seru Senja heboh. Bahkan dia sampai ngos-ngosan.

Aku memutar bola mataku malas. Hanya karena ini? Ah, sungguh tidak penting sekali. "Aku kira ada apa. Cuma gara-gara cewek mereka sampai berkelahi? Sungguh memalukan."

Senja menamparku pelan. "Lentera ... lo tuh nggak asik, tahu nggak?"

"Enggak," jawabku malas. Menyesal aku bertanya tadi. Aku kira ada dendam pribadi atau apa, eh cuma gara-gara cewek, toh. Sangat-sangat tidak penting. Huh!

"Btw, tadi lo berduaan sama Dewa, ya? Gue punya fotonya loh!"

Aku sontak melotot. Apa? Senja tadi melihatnya? Ah, tidak-tidak. Hancur sudah jika Senja tahu semuanya.

KAKAK KELAS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang