8 - Malam Minggu.

2.8K 291 10
                                    

Tanpa sadar, dia melakukan hal-hal konyol untuk bisa bersama terus dengan pujaan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa sadar, dia melakukan hal-hal konyol untuk bisa bersama terus dengan pujaan hatinya.
-Kakak Kelas.

🦋

Karena hari ini Ibu sedang sakit, jadi aku lah yang menggantikan pekerjaan Ibu di rumah Dewa. Menyebalkan memang. Apalagi ketika cowok itu terus saja melempar kulit kacang yang ia makan ke lantai membuatku berdecak kesal. Bagaimana tidak? Dia bahkan dengan gaya santainya melempar kulit kacang itu di saat aku sedang menyapu. Gila, bukan?

"Tuh, sapu. Ntar kalau lo nyapu nggak bersih, nanti lo dapet suami brewokan, Mpu!" ujarnya terdengar menggelikan.

"Iya, Kakak. Nanti juga kamu yang brewokan palingan," balasku santai.

Aku kembali melanjutkan tugasku. Tanpa melihat bagaimana raut wajah cowok itu. Toh, aku juga tak peduli. Inginku saat ini hanyalah pekerjaanku beres dan aku keluar dari rumah ini. Tidak lagi berurusan dengan Dewa si cowok menyebalkan!

"Tunggu. Kok gue? Jadi, lo mau jadi istri gue ya, pacar?" Dia mengambil alih sapu yang aku gunakan membuatku terkejut.

"Lho? Kok aku?" tanyaku tak mengerti. "Terus kenapa kamu ambil sapu yang sedang aku gunakan? Aku capek, Kak! Mau cepet selesai biar bisa cepet pulang!" imbuhku kesal. Aku ingin mengambil sapu yang sedang Dewa gunakan, namun lelaki itu malah merebutnya kembali.

"Yaelah, Lampu. Gue 'kan nggak mau brewokan ntar pas tua cuma gara-gara lo nyapu nggak bersih. Diem aja udah. Itung-itung latihan jadi istri gue di masa depan, ntar."

Bahkan, dia menjawab dengan santai. Tidak tahukah dia bahwa jantungku sudah konser di dalam? Astaga! Repot, ya, jadi orang baperan! Hmm ...

Setelah selesai, dia memberikan sapu itu padaku. "Balikin. Sekarang, lo ikut gue. Berhubung Bunda nggak ada, jadi gue yang ngawasin pekerjaan lo!" ujarnya bersemangat. Kalau nyiksa aku semangat, ya?

Dia mendorongku masuk ke dalam kamarnya. Setelah itu, dia menguncinya dari luar membuatku melotot kaget. Aku menggedor-gedor pintu kamar Dewa. Bermaksud menyuruh lelaki itu agar mau membukakan pintu untukku.

"Bersihin, ye, Lampu! Awas kalau nggak bersih! Gue mau main bentar! Bye, Lampu sayang!"

Dengan seenak jidatnya, dia mengunciku di kamarnya. Aku berbalik, menatap nanar kamar Dewa yang seperti kapal pecah. Selimut tidak di tempatnya, sampah yang berserakan, ah pokoknya berantakan deh! Aku berjalan lesu, mau tak mau aku harus membersihkan kamar cowok menyebalkan ini. Aku tidak mau makan gaji buta, ya!

Kala aku membuka laci yang terletak di samping kasur Dewa, mataku dibuat melotot olehnya. Hei, darimana cowok itu mendapatkan banyak fotoku? Bahkan, sudah dicoret-coret tak jelas. Gigiku yang cantik ini dibuat hitam pekat. Dan, banyak lagi! Gila, bukan?

"Dasar Setan!" geramku gemas. Aku meremas foto yang aku pegang, merobeknya menjadi bagian-bagian paling kecil. Biarkan saja!

Aku kembali menyusuri kamar Dewa. Melirik berbagai macam benda yang ada di sana. Namun, yang membuatku salah fokus adalah foto si gadis pucat yang sempat aku temui beberapa waktu lalu.

KAKAK KELAS [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang