Sebelumnya, Terima kasih banyak untuk yang masih nungguin The Reason💜 maaf, dan terima kasih🥺💜💜💜
Warning!!!
Chapter kali ini cukup panjang, guys. Buat yang lagi capek mending dibaca besok aja biar matanya ga makin lelah💜
---
"TEMUKAN DIA SEKARANG!"
Teriakan Rena menggelegar, sanggup menguasai ruang dengan geraman miliknya di akhir sebelum kemudian para bodyguard miliknya buru-buru berlari mematuhi perintahnya.
Dan untuk pertama kalinya, Jungkook dapat menemukan bagaimana wajah cantik yang selalu ceria tersebut berubah menjadi merah padam, pada tatapan teduh nan tenang yang kini berubah menjadi nyalang dan tajam, serta suara lembut yang berganti geram penuh amarah. Untuk pertama kalinya, Joan Rena murka di depannya.
Sebab, pria 'itu' kembali lolos.
Ya, dia kembali lolos karena mendapati presensi Lydia bersama dengan para bodyguard Rena yang lekas membuat Rena meloloskan pelurunya namun tak berhasil menghentikan pria tersebut untuk kabur.
Kenapa?
Keadaan semacam itu tidak dapat terjadi dalam setiap saat, dan ketika ia tengah berada di dalamnya, mengapa ia harus melepaskannya?
"Nona, kau seharusnya tidak datang kemari! Terlalu berbahaya untukmu di sini, dan lagi, kau sendirian. Bagaimana--"
"Kirim para bodyguard kemari dan suruh mereka menemukan pria itu! Aku tidak pedulil risiko apa yang akan aku terima setelah ini. Yang aku inginkan adalah pria itu!" potong Rena seraya menatap Lydia dengan tajam, pun bersama dengan kekesalannya yang memuncak.
"Nona--"
"Temukan dia! Bahkan jika memungkinkan, selidiki sebanyak mungkin sampai aku tahu apa motifnya!"
Ya. Rena benar-benar kesal kali ini.
Mendengar itu, Lydia pun lekas menghela napasnya, buru-buru menunduk kemudian. Ia tahu, majikannya tersebut pasti tengah begitu kesal padanya. Tetapi, ia memang harus melakukan hal itu untuk melindunginya. Keamanan Joan Rena jauh lebih penting dari apa pun untuknya, bahkan kendati membuatnya merasa tidak nyaman, Lydia tetap dan harus melindunginya.
"Nona, berhenti!" titah Lydia manakala tahu bahwa Rena hendak pergi untuk turut mengejar pria tadi.
Rena sendiri tidak mau mendengarkan wanita itu. Alih-alih berhenti, gadis itu justru kian mempercepat jalannya bersama dengan amarah yang dihentak. Kekesalan, kebencian, dendam. Semuanya melebur menjadi satu.
Sial!
"Rena!"
Suara Jungkook di belakang terdengar turut khawatir. Ia bahkan dapat mendengar suara langkah kaki yang mana dapat ia pastikan bahwasanya pemuda itu tengah mengejarnya. Dan tepat tatkala ia telah berhasil keluar dari gedung tersebut, lengannya mendadak ditarik dengan cukup kasar hingga sontak membuatnya berbalik dan lekas berusaha menarik lengannya untuk terlepas.
Tanpa bicara, manakala lengannya telah terlepas, gadis itu kembali berjalan terburu-buru hingga membuat Jungkook mengumpat dan buru-buru menyusulnya hingga berakhir menghadang jalannya.
"Hentikan!"
"Minggir!" ujar Rena dingin, memperingati.
Kelewat jelas bagaimana Jungkook dapat menemukan sorot tajam dari manik lawannya, pada amarah yang kian merangkak hingga ke puncak, pada rasa panas yang membakar di dada, juga pada satu fakta dimana hal tersebut membuat Jungkook mati-matian menelan saliva dengan susah payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON
FanfictionDari sekian banyak hal yang telah Jungkook temukan di sepanjang hidupnya, ada satu titik di mana ia ingin menyesali apa yang telah terjadi padanya kendati rasanya mustahil. Setidaknya, ia akan mengutuk Joan Rena yang berhasil mendobrak bentengnya...