Chapter 12

2.6K 368 66
                                    

"Nona ingin pergi hari ini? Kebetulan cuacanya sedang bagus."

"Tidak. Hari ini aku hanya akan bermain dengan Shein dan Shaun. Beritahu keeper mereka bahwa aku akan menjemput keduanya di kandang setelah ini."

Lydia pun sontak mengangguk patuh, lekas menyuruh salah seorang pelayan yang berdiri di belakangnya untuk melakukan tugas yang diberikan oleh nona nya. Sedang, Rena mulai bangkit setelah menyelesaikan sarapannya dengan berjalan pelan, diikuti Lydia dan beberapa pelayan di belakangnya.

Mengenakan legging berwarna hitam dengan atasan crop top berwarna putih, dilengkapi dengan sepatu senada dengan bagian atasnya, gadis itu berhasil membuat orang mengagumi dirinya dalam diam tatkala menyuguhkan bagaimana kulit putih serta tubuh ramping itu dibawa begitu ringan, seirama dengan langkah kakinya menuju tempat dimana kedua white lion berumur delapan bulan itu mulai bertingkah semakin aktif ketika melihatnya.

Sudut bibirnya tertarik hingga berakhir mengembangkan senyumnya, Rena sontak terkekeh pelan manakala Shein—si singa putih berjenis kelamin betina tersebut mulai menyapanya dengan puffing, disusul Shaun—si jantan kemudian. Gadis itu pun mulai mendekat kepada kedua hewan peliharannya tersebut, lekas mengusap pelan kepala Shein dan Shaun dengan lembut dan hati-hati.

"Merindukanku?" tanya Rena yang hanya disahuti dengkuran pelan oleh kedua hewan peliharaannya tersebut seraya menubrukkan diri mereka kepada gadis itu.

"Ahahaha, padahal hanya tidak bertemu kemarin, kenapa aku sangat merindukan kalian, hm?"

Lydia dapat merasakan bulu kuduknya merinding dalam seketika manakala kedua singa tersebut saling berebut tempat untuk memeluk Rena hingga si gadis terdorong di belakang seraya tertawa terbahak-bahak. Merasa takut jika Nona-nya tersebut mendapatkan sesuatu hal yang tak diinginkan, namun ia sendiri tak berani untuk mendekat. Sungguh, Lydia bersumpah, Joan Rena benar-benar gadis paling aneh yang pernah ia temui sepanjang hidupnya. Wajahnya saja yang terlihat begitu menenangkan, sangat damai ketika kau melihatnya, namun, lebih dari itu—tidak ada yang benar-benar tahu apa isi dari kepalanya hingga membuatnya bertingkah.

Manalagi mengingat bahwa singa merupakan hewan yang sangat aktif, hingga membuat Rena melepaskannya untuk mulai berkeliaran di luar kandang, Lydia seolah dapat menemukan jantungnya nyaris melorot tatkala kedua singa tersebut mulai berlari melewatinya untuk keluar kandang hingga membuat Rena tak kuasa meledakkan tawanya kembali.

Gadis itu buru-buru bangkit setelah dua keeper Shein dan Shaun lebih dulu berlari mengikuti kedua singa tersebut, lekas berjalan pelan seraya mencoba menahan tawanya tatkala melewati Lydia yang masih betah memaku diri dengan setengah keterkejutan bersama ketakutannya.

Kedua singa putih tersebut sengaja dilepaskan, dibiarkan berkeliaran di area taman untuk tempat yang lebih luas setiap seminggu sekali. Tak jarang, Rena membawanya ke dalam rumah hingga membuat para pelayan berteriak ketakutan dan memilih mengurung diri dalam satu ruangan dan tak berani keluar, tentunya bersama Lydia. Kedua hewan tersebut memang tampak lucu, begitu menggemaskan mengingat mereka terawat dengan baik. Namun, hal tersebut tak menampik fakta bahwa mereka bisa melukai orang selayaknya singa pada umumnya sewaktu-waktu. Tak jarang pula Rena mendapatkan luka sewaktu bermain dengan mereka dengan cakaran yang tanpa sengaja digoreskan Shein dan Shaun pada lengannya.

Lydia pernah mengusulkannya untuk memotong kuku Shein dan Shaun, tetapi Rena menolaknya mentah-mentah. Ia percaya bahwa hewan pun memiliki perasaan layaknya manusia, dan ikatan batin mereka telah menguat seiring waktu berjalan. Lagipula, Shein dan Shaun adalah generasi ke-3 sejak keluarganya memutuskan untuk memelihara white lion tersebut, mereka saling mengenal dengan baik dan dapat berbaur dengan manusia dengan cepat.

THE REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang