Chapter 41

1.1K 76 15
                                    

IYAAA

INI ADALAH PART TERAKHIR YANG BISA KALIAN LIHAT DI SINIII🥺

JADI, SILAHKAN MENIKMATI🥰

JAN LUPA BACA NOTE DI BAWAH YA! NYESEL NANTI KALAU NGGA BACA🤭

---

"Apa yang sebenarnya telah terjadi? Apakah itu benar?"

Entah sudah berapa kali pertanyaan seperti itu bersarang di dalam kepala Nyonya Park, manakala menemukan fakta di mana kini suaminya tengah dalam penyelidikan, Nyonya Park tak mengelak bahwasanya rasa takut, gelisah, beserta kekecewaan itu saling tindih, seolah tengah berebut untuk menempati puncak, menguasai hatinya. Dia ingin tahu kebenaran.

Kedua tangannya disatukan diam-diam di atas lutut, tatkala sang suami hanya terdiam, hal itu pun kian membuat wanita itu merasa tercabik-cabik. Jauh lebih sakit ketika ia menyaksikan bagaimana tubuh putra pertamanya dikremasi, jauh lebih sakit ketika ia menyadari bahwa ia tidak akan lagi melihat Park Ju Yeon untuk selamanya.

"Kenapa?"

"Aku telah membuat Rena mengalami false memory syndrome karena kau mengatakan bahwa aku perlu melindungi putraku. Aku bercerita padanya seolah-olah dia berada di dalam pesawat itu bersama dengan orang tuanya saat kecelakaan pesawat itu terjadi, hanya untuk membuatnya percaya jika kecelakaan itu benar-benar terjadi karena kesalahan teknis."

"Aku bahkan telah mengatakan kebohongan padanya jika aku dan Jinyoung menyelamatkannya dari penculikan itu, yang bahkan dilakukan oleh dirimu sendiri. Kau... membuatku berkorban untuk putraku yang sebenarnya telah kau bunuh."

Wanita itu dapat merasakan bagaimana kerongkongannya kini mendadak tercekat, pada kekecewaan yang kian membesar, pada harapan yang mulai sirna, juga rasa penyesalan yang terasa membunuhnya  tiap detik. 

"Bertahun-tahun kita memanipulasi Jinyoung agar mau menjaga Rena, bertahun-tahun kita membuat Jinyoung percaya jika Rena adalah tanggung jawabnya, hanya agar kita tidak kehilangan Rena. Kita telah melakukan semua itu. Kita melakukan dosa besar itu untuk Ju Yeon yang bahkan sama sekali tidak bersalah."

"Bagaimana bisa kau membuatku melakukan itu?"

Wanita itu pun lekas melipat bibirnya ke dalam, menggigitnya kuat-kuat bersama dengan air matanya yang meluncur bebas di antara rasa sesak dan nyeri di dalam sana.

Bagaimana bisa aku membunuh putraku sendiri?

"Aku... bahkan mempercayakan anak-anakku kepadamu untuk kau didik sepenuhnya. Aku mengabaikan semua keinginan mereka hanya karena aku percaya bahwa kau akan memberikan mereka masa depan yang cerah sebagai ayahnya. Aku... seorang ibu." Berusaha menahan isakannya, Nyonya Park pun lekas mengambil napas panjang, terdiam sejenak sebelum kemudian meletakkan sebelah tangannya di dada. "Aku seorang ibu. Aku benar-benar seorang ibu. Ketika kau mengatakan padaku bahwa putraku mengakhiri hidupnya sendiri, aku benar-benar hancur. Duniaku hancur saat itu juga."

"Aku ingin menyalahkanmu saat itu, aku ingin mengatakan bahwa semua itu adalah salahmu. Jika saja kau merestuinya, jika kau mau menerima pilihannya dan berhenti memaksakan seluruh kehendakmu, putraku pasti masih hidup. Putraku masih hidup, aku yakin anakku pasti masih hidup saat ini. Tetapi bahkan aku terlalu bodoh untuk menjadi seorang ibu. Hanya karena aku mencintaimu, memberimu kepercayaan penuh, aku telah membunuh putraku sendiri untukmu."

THE REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang