Hadiah buat kalian buat hari ini💜
———
Malamnya, Rena dapat menemukannya di sana, pada raut muram yang mati-matian untuk disembunyikan begitu ia datang dan mendekat. Di sebelah pilar besar miliknya, Jinyoung bersandar seraya menunggunya untuk mendekat.
Pemuda itu tidak tahu bagaimana perasaannya kali ini, tatkala rasa sedihnya berhasil berkurang hanya dengan presensi gadis itu, manakala rasa sesak di dalam sana jauh lebih melegakan, juga... barangkali sebuah kerinduan yang terbalas?
"Kau menunggu lama?" tanya Rena setelah berakhir berhenti di depan pemuda itu.
Jinyoung pun mengulas senyumnya, lantas menggeleng kemudian. "Maaf tidak memberitahumu lebih dulu jika akan kemari."
Kini, giliran Rena yang mengulas senyum manisnya, "Tidak apa-apa."
Meghela napas sejenak, pemuda itu pun kian melebarkan senyumnya. Sebelum kemudian berujar pelan, "Apa kegiatanmu setelah ini?"
"Melihat keadaan Shein dan Shaun, lalu... mungkin bersantai."
"Mari melihat mereka lebih dulu, lalu aku akan mengajakmu keluar."
"Oh, kalau begitu aku akan mengganti pakaian--"
"Tidak perlu. Aku membawa mobil."
Rena pun sempat terdiam, sebelum kemudian mengangguk. Jinyoung mungkin tahu bahwa hari ini adalah hari peringatan kematian kedua orang tuanya, dan barangkali ia datang untuk menghibur dirinya. Rena tidak tahu apa yang ia pikirkan, namun, ia merasa sedikit lega karena memang suasana hatinya telah memburuk beberapa saat yang lalu.
Seusai melihat keadaan Shein dan Shaun yang tengah sakit sejak dua hari yang lalu, mendapati bahwa keduanya sudah mulai aktif kembali sontak membuatnya jauh lebih lega daripada sebelumnya. Kedua anak singa tersebut sudah mau makan dan menyambut pemiliknya dengan antusias. Seolah-olah mereka sudah lama tidak bertemu, padahal, Rena selalu mengunjunginya setiap saat ketika ia tidak sibuk. Pun kemudian Jinyoung membawanya keluar.
Rasanya cukup canggung menggingat apa yang terjadi akhir-akhir ini. Manalagi ketika pengakuan mendadak dari Jungkook bahwa mereka berkencan, juga pengakuan Rena pada Jungkook yang menyatakan bahwa gadis itu menyukainya. Astaga!
Namun, kendati demikian, Jinyoung sama sekali tidak menemukan raut gugup sekalipun pada wajah gadis itu. Alih-alih begitu, seperti biasa, gadis itu selalu bersikap dengan tenang dan elegan. Pantas saja, Jeon Jungkook tertarik padanya.
"Sudah makan?" tanya Jinyoung kemudian.
"Belum. Aku kehilangan selera makanku tiap kali Shein dan Shaun sakit."
"Bukan karena hari peringatan kematian orang tuamu?"
Rena pun spontan tergelak, lantas mengangguk kemudian. "Kau tahu itu."
"Tentu. Aku mengenalmu cukup baik selama ini."
"Benar. Kau bahkan sering bertengkar karena melindungiku."
"Itu karena mereka mengganggumu. Kau tahu kenapa?"
Rena pun menggeleng, "Kenapa?"
"Karena kau terlalu cantik."
Rena pun sontak memicing, menatap Jinyoung yang mengemudi dengan tenang, seolah-olah apa yang keluar dari bibirnya sudah terlatih dari sebelumnya.
"Astaga! Berapa banyak gadis yang kau buat jatuh hati karena pujianmu ini? Aku merinding dibuatnya," goda Rena seraya memeluk dirinya sendiri.
Mendengar itu, Jinyoung pun spontan tergelak, lantas menoleh untuk menatap Rena kemudian. "Kau bercanda? Aku tidak pernah menggoda gadis manapun selain dirimu. Kau tahu, aku tidak punya waktu untuk hal semacam itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON
FanfictionDari sekian banyak hal yang telah Jungkook temukan di sepanjang hidupnya, ada satu titik di mana ia ingin menyesali apa yang telah terjadi padanya kendati rasanya mustahil. Setidaknya, ia akan mengutuk Joan Rena yang berhasil mendobrak bentengnya...