Hal yang selama ini Jeon Jungkook takuti pun pada akhirnya benar-benar terjadi.
Kehadiran Kim Taehyung, Park Jimin, dan Hwang Rheya benar-benar melengkapi ketakutannya akan menjadi anak tiri dari ayahnya secara mendadak. Terlebih ada Joan Rena kali ini. Dia benar-benar kalah.
Niat awal ingin mengantar Rena pulang, sang ayah justru mencegahnya dengan mengajak mereka berkumpul bersama di ruang tengah. Dan ya, di sini Jungkook berada. Dengan Park Jimin di sisi kiri ayahnya bersama dengan Joan Rena, sedang Kin Taehyung di sisi kanannya bersama dengan Hwang Rheya, membuatnya berada tepat di depan sang ayah yang menatapnya jenaka setelah sebelumnya berhasil memancing kekesalannya bersama dengan ketiga temannya yang lain.
"Setelah ini, kalian ingin lanjut ke universitas mana?" Pertanyaan Tuan Jeon kali ini pun berhasil menarik atensi kelima remaja yang sebelumnya bercanda dengan Jungkook yang berakhir sebagai bahan ejekan. Ah, tentu, Rena diajari oleh Taehyung dengan sangat baik untuk menyentuh titik lemah Jungkook.
"Seoul National University," jawab Jimin tanpa ragu.
"Benar. Kau pintar dan punya banyak bakat! Kau pasti lolos!" ujar Tuan Jeon seraya mengangguk.
"Bakat apanya? Bakat bertengkar maksudnya? Tch!" sahut Jungkook sebelum kemudian mendengus kesal.
"Kalau kau, Tae?" Ucapan Jungkook sebelumnya itu pun sengaja dibiarkan, alih-alih dijawab, Tuan Jeon beralih kepada Taehyung yang sudah mati-matian menahan tawanya untuk Jungkook.
Melipat bibirnya ke dalam, meletakkan jemarinya ke depan wajah, pemuda itu pun mendadak merubah ekspresinya yang sebelumnya ingin meledakkan tawa menjadi lebih santai seiring dengan jemari yang diturunkan ke bawah dalam sekejap , seolah-olah menyihir dirinya sendiri. "Aku akan pergi dengan Jimin dan Jungkook, atau salah satu dari mereka berdua. Tetapi, jika ayahku memintaku ke luar negeri... aku mungkin akan di sana untuk sementara waktu sebelum kemudian kembali lagi, dan melanjutkan di universitas yang sama dengan mereka berdua," jawabnya dengan yakin.
"Apa-apaan dia itu? Disuruh ke luar kota sebulan saja sudah merengek minta pulang karena tidak bisa jauh dari ayahnya, ke luar negeri katanya? Tch!"
Mendengar itu, Taehyung pun sontak melotot pada Jungkook yang dibalas tatapan datar oleh pemuda Jeon tersebut. "Apa? Mau mengelak?"
"Ka—"
"Pesanmu yang menyuruhku membujuk Tuan Kim agar mengijinkanmu pulang masih ada di ponselku, mau kubacakan sekalian dengan keras?" ujar Jungkook seraya menunjukkan ponsel yang berada di tangannya.
Tawa Rheya meledak, diikuti dengan kekehan Jimin kemudian, Rena dan Tuan Jeon pun turut terkekeh kecil, sedang Taehyung sendiri buru-buru berdecak kesal seraya menatap Jungkook dengan tajam, seolah-olah berkata lewat kedua irisnya; "Tunggu giliranmu, Jeon!"
"Tidak apa-apa Taehyung, kau tidak sendirian. Jungkook sendiri sering datang ke kamarku ketika—"
"AYAH!"
Belum selesai melanjutkan ucapannya, Jungkook lebih dulu memekik seraya memelototinya dengan tajam yang hanya dibalas Tuan Jeon dengan mengendikkan bahunya acuh.
Sial!
"Aku anakmu! Berhenti berpihak kepada mereka!" protes Jungkook yang tak tahan.
"Apa? Ayah hanya membicarakan kejujuran. Kau menyuruh Ayah berbohong?"
"Tidak. Bukan begitu! Tetapi... haruskah kau membuka kartu milikku dengan tiba-tiba?"
"Kenapa? Kau jauh lebih tidak terima kali ini. Padahal, biasanya kau hanya diam dan membenarkan saat Ayah jujur."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON
FanfictionDari sekian banyak hal yang telah Jungkook temukan di sepanjang hidupnya, ada satu titik di mana ia ingin menyesali apa yang telah terjadi padanya kendati rasanya mustahil. Setidaknya, ia akan mengutuk Joan Rena yang berhasil mendobrak bentengnya...