Chapter 19

1.6K 285 37
                                    

Jungkook kira, ucapan Rena kemarin malam hanyalah bualan semata. Ia bahkan mengira bahwa gadis lawan bicaranya kemarin tengah melantur, atau bahkan seseorang yang  tengah menyamar menjadi Joan Rena.

Hanya karena Jungkook menyukainya, bukan berarti dia dapat ditipu dengan mudah dengan mengatasnamakan segala hal tentang gadis itu. Tidak, tidak. Jungkook dapat mengenalinya, apa pun yang berhubungan dengan si gadis, pemuda itu akan teliti.

Hei, memangnya, siapa yang berbohong?

Itu Rena. Benar Joan Rena.

Jungkook hanya belum dapat mempercayainya. Ya, setidaknya sebelum kemudian mereka berakhir berjalan berdampingan dengan saat ini rentenan kalimat yang mendadak beku di dalam sana. Jungkook tidak berbohong, ia benar-benar gugup saat ini.

Detak jantungnya tengah belomba-lomba, ingin dipukul agar diam, tetapi bahkan Jungkook tidak dapat melakukannya. Terkesan konyol manakala mengingat bahwa dirinya seperti pemuda yang kuno. Dan akhirnya, ia hanya terdiam seraya merutuki diri dalam hati.

"Kau biasa pulang telat?"

Jungkook menoleh kala suara lembut itu mendera rungunya, pun kemudian sempat tertegun tatkala mendapati si gadis tengah menatapnya bersama dengan senyum hangatnya. Berkedip sesaat, mencoba mensugesti diri sendiri, Jungkook pun lekas menelan saliva kaku.

Santai, Jung! Dia ini bertanya, dan harusnya kau tampak keren, Bodoh!

"Hm," jawabnya singkat.

Sudah terlihat keren, belum?

Rena mengangguk, lantas kembali meluruskan pandang kemudian. "Kalau begitu, kita bisa lebih santai. Aku ingin berbincang banyak hal denganmu."

"Banyak? Apa saja?"

Ok, Jungkook mungkin tidak menyadarinya lagi. Ia bahkan terdengar begitu aneh sekarang.

Alih-alih segera menjawab, Rena justru menghentikan langkahnya hingga membuat Jungkook turut berhenti di sampingnya, menatap si gadis yang terdiam sebelum kemudian beralih untuk balik menatapnya.

"Kenapa?" tanya Jungkook yang mulai kebingungan.

Rena tak kunjung berbicara, ia hanya terdiam dengan dengan senyum hangatnya, dan sialnya—itu semakin membuat Jungkook tidak tenang.

"Kenapa kau—"

Ucapan Jungkook terpotong tatkala gelak tawa Rena mengudara, mendadak memecah ketegangan di antara mereka hingga sukses membuat Jungkook mengernyit, kian kebingungan karenanya.

"Kau... apa yang lucu?" tanyanya tanpa sadar hingga sontak membuat Rena meredakan tawanya dengan perlahan.

"Astaga... maafkan aku. Tapi kau benar-benar lucu, ahahaha. Aku belum pernah melihatmu begitu gugup seperti ini, harusnya aku yang bertanya padamu, ada apa?"

Kedua alis Jungkook kembali menukik tajam, tak habis pikir dengan gadis di depannya itu.

"Maksudku, cobalah bicara dengan santai. Tidak mungkin, kan, kau akan diam sampai nanti?" tutur Rena kemudian.

Seolah tertampar, Jungkook pun sontak merutuki diri sendiri kembali tatkala menyadari tingkahnya sebelumnya. Astaga, aku pasti terlihat memalukan!

"A-ah, begitu, ya? Aku... hanya merasa sedikit kepanasan," ujarnya kaku seraya mengibas-ngibaskan tangan pada wajahnya seraya mencoba mengalihkan pandang.

Sedang, Rena hanya mengangguk, mengulas senyumnya seraya kembali menarik langkah pelan hingga diikuti Jungkook kemudian. Berdehem pelan, gadis itu pun mulai melemparkan suaranya kembali.

THE REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang