Chapter 14

2.4K 371 45
                                    

Jungkook panik.

Kendati yang lain telah mengatakan bahwa itu hanyalah sebuah kesalahpahaman yang mana Rena sendiri telah bersaksi hingga Hyejin dan kedua temannya dibebaskan dari hukuman, pemuda itu tak dapat mengelak bagaimana rasa geram menguasainya. Bak bubuk mesiu yang sengaja dilecutkan, kesabarannya kian menipis  dan membuatnya berlari kesetanan untuk mencari keberadaan Rena yang tak kunjung kembali setelah dari ruang konseling. Pun mengabaikan fakta bahwa ia menjadi pusat perhatian yang mana ia dihubung-hubungkan dengan Kim Hyejin sendiri.

Jeon Jungkook dan Kim Hyejin? 

Ah, bukankah keduanya pernah digadang-gadangkan menjadi pasangan ideal satu sekolah? 

Tak heran mengapa kini bisik-bisik mulai memenuhi udara dan menyapa gendang telinganya, barangkali setengahnya penuh dengan cacian, dan Jungkook tidak punya waktu untuk menunjukkan amarahnya pada mereka. Pun ia menyadari bahwa hal semacam ini memanglah sebuah risiko yang akan kerap ia dapatkan karena menempatkan diri pada pusat perhatian seantero sekolah. 

Ia memeriksa ruang kesehatan, mendatangi ruang guru, mencoba mengecek toilet perempuan hingga membuatnya mendapatkan teriakan bersama umpatan kekesalan dari para gadis, hingga bahkan mendatangi kelas Jinyoung. Namun, ia tak kunjung mendapati keberadaan gadis itu. Sialnya lagi, kekesalan itu terus bertambah tatkala mendapati respons yang diberikan Jinyoung terdengar sama sekali tak masuk akal untuknya. Pemuda itu terpaksa bangkit dari duduknya untuk memenuhi panggilan Jungkook untuknya, dan tentu saja seisi kelas lantar mendadak rusuh dengan praduga asal yang dilempar dan saling bersahutan di udara kendati telah diperingatkan oleh guru yang mengajar saat itu. Bagaimana bisa menyatukan singa dan harimau dalam satu waktu yang bersamaan?

Manalagi mendapati wajah panik Jungkook yang tak biasa diberikan kepada musuhnya, hal itu sontak sukses semakin menarik atensi banyak orang, tak terkecuali Jinyoung sendiri tentunya. Tatapan yang diberikan Jungkook seolah-olah tengah berusaha menarik Jinyoung ke dalam masalahnya—dan anehnya, kali ini tampak permintaan bantuan.

"Bantu aku mencari Rena!"

"Apa?"

"Kau tak dengar? Dia-"

"Dia pasti tengah menenangkan diri. Kenapa kau begitu heboh? Mengapa juga kau begitu peduli? Sejak kapan dia menarik perhatianmu? Kau tertarik pada gadis sepertinya?"

Apa ini?

Jungkook sama sekali tak keberatan mengenai beberapa ucapan yang baru saja Jinyoung lontarkan bila memang ditujukan untuknya, pun tak mengelak bila ia sendiri kerap melontarkan ucapan yang terdengar alot untuk Jinyoung sendiri. Sebab, tidak pernah ada kata akur di antara keduanya. Namun, kali ini ucapan itu mendadak terasa mengusiknya, dan Jungkook tak menyukainya. Telinganya tak bermasalah, Jungkook yakin bahwa Jinyoung baru saja menunjukkan seberapa besar kekhawatiran yang ia miliki untuk Rena.

"Kau tertarik pada gadis itu?"

Joan Rena.

Mengapa Jinyoung tak menyebut namanya? Sialnya, hal itu sukses kembali membuat Jungkook tak menyukainya.

"Kita tidak begitu dekat untuk menjawab pertanyaanmu barusan."

Jinyoung tergelak pelan, lantas mengangguk—membenarkan. "Tetapi, apa kau tidak menyadarinya? Hyejin melakukan semua itu pasti karenamu. Kau pasti mendekati Rena, kan? Bukankah selama ini—"

"Diam!  Aku mendatangimu tidak untuk menghakimiku."

Melipat kedua tangannya di depan dada, melempar tatapan jengahnya, Jinyoung pun lantas menghela napasnya sesaat sebelum kemudian membalas, "Kenapa heboh sekali?"

THE REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang