Beri aku 100 komentar, maka aku akan double update saat itu juga :"
——
"Dasar Sinting!"
"Ya! Bagaimana bisa kau memperlakukanku seperti ini?!"
Rena tak mengindahkan protes yang dilayangkan Jungkook padanya, gadis itu terus saja menarik lengan Jungkook yang menyeret langkah mengikutinya, pun tak mengelak jika sesekali Jungkook memberontak. Ia kesal bukan main, sangat, malah. Bagaimana bisa ia merelakan kedua irisnya disuguhi pemandangan mengenaskan dimana Jungkook nyaris dipukuli habis-habisan yang mana mungkin membuatnya dilarikan ke rumah sakit setelahnya.
Kendati Jungkook telah berhasil memukuli ketiga pria tersebut di awal, hal tersebut tak menjadi jaminan bahwa ia terus menjadi si pemukul. Tepat seperti praduganya, Rena dapat menemukan ketiga pria tersebut berbalik menyerang Jungkook, salah satu pria melayangkan kepalan tangannya kepada pipi pemuda itu hingga sukses membuatnya tersungkur. Rena sontak menjerit dan berlari menghampirinya. Gadis itu buru-buru menghentikan aksi lain yang akan dilakukan oleh pria satunya untuk menendangi Jungkook.
"Tidak, tidak, tidak. Demi Tuhan, maafkan kami. Temanku ini melantur tadi!"
Jungkook sontak mendelik mendengarnya, sedang Rena berdiri di depannya, tampak berusaha melindunginya dari amukan ketiga pria itu. "Apa yang kau lakukan? Menyingkir!"
"Maafkan kami. Biarkan kami pergi, aku akan menghajarnya sendiri nanti."
"Kau gila?!"
Jungkook pun lekas bangkit dan menatap Rena tak habis pikir, sedang tiga pria di depan itu kini mulai tersenyum mengejeknya. Sial!
"Minta maaf!" ujar pria di tengah.
"Maafkan kami," sahut Rena buru-buru seraya membungkuk.
"Tidak. Bukan kau, tetapi kekasihmu!"
Tunggu! Jungkook tidak kalah!
Jungkook benar-benar tak habis pikir, mati-matian menahan kekesalannya manakala Rena beralih menatapnya tajam—seolah menyuruhnya untuk menuruti perkataan pria tersebut. Seorang Jeon Jungkook diperintah? Hei, yang benar saja?
Rena benar-benar mencari keributan dengannya!
"Apa yang kau lakukan? Cepat minta maaf dan pergi dari sini!" ujar Rena.
Gadis itu terlihat begitu panik, seolah mengira bahwa mereka akan habis malam itu juga. Padahal, Jungkook telah bersiap untuk menghabisi ketiga pria itu, tak peduli risikonya. Jeon Jungkook benci kalah, serius.
"Cepat!" ulangnya.
"Aku akan menghabisimu nanti! Ingat ini!" balas Jungkook geram, penuh penekanan.
Namun, lagi-lagi Jungkook harus menelan ludahnya kembali manakala Rena membekap mulutnya. Gadis itu buru-buru kembali meminta maaf sebelum kemudian meraih tangannya untuk berlari pergi.
"Ya! Kau tidak takut padaku?"
"Tidak. Kenapa aku harus takut padamu?" balas Rena asal sembari terus berjalan dengan menarik tangan Jungkook untuk mengikutinya di belakang.
"Aku bisa melakukan apapun padamu!"
Dengan mendadak, langkahnya terhenti. Rena lantas melepaskan cekalan tangannya pada tangan Jungkook, buru-buru merogoh ponsel dalam mantelnya.
"Oh? Paman, bisa menjemputku? Tidak, aku baik-baik saja. Katakan pada bu Lydia untuk memberi makan Alex, aku akan kirim alamatnya padamu setelah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON
FanfictionDari sekian banyak hal yang telah Jungkook temukan di sepanjang hidupnya, ada satu titik di mana ia ingin menyesali apa yang telah terjadi padanya kendati rasanya mustahil. Setidaknya, ia akan mengutuk Joan Rena yang berhasil mendobrak bentengnya...