Baca a/n di bawah ya!
---
BRAKKKKK
"TUAN MUDA!"
Astaga!
"BANGUN!"
Lagi?
"CEPATLAH BANGUN!"
Jungkook pun sontak meringis mendengarnya, lekas berdecak kesal sebelum kemudian memilih untuk mempererat baluat selimut pada tubuhnya. Padahal, hari ini ia sengaja memilih untuk membolos sekolah, Tuan Jung beserta ayahnya pun tahu akan keputusannya yang semena-mena itu. Pun dikarenakan ia masih berada di rumah Kim Taehyung saat ini.
Seusai bertengkar hebat dengan sang ayah kemarin malam, pemuda itu memutuskan untuk pergi sejenak dari rumah dan memilih menenangkan diri di rumah Taehyung bersama Jimin. Kedua sahabatnya itu pun sempat terheran-heran akan tindakan macam apa yang Jungkook lakukan hingga sanggup membuat Tuan Jeon mengamuk dan berakhir menciptakan pertengkaran di antara mereka berdua.
Sebab, dapat dibilang bahwasanya Tuan Jeon adalah tipe ayah yang hampir tidak dapat pernah marah ketika anaknya melakukan apa saja, alih-alih marah, pria itu akan mencoba memahami perihal alasan mengapa putranya melakukan hal demikian, dan hanya berakhir dengan permintaan maaf dari putranya yang telah menyadari kesalahannya. Tipe ayah yang humoris dan menyenangkan, begitu penuh dengan kasih sayang dan penyabar.
Ah, mungkin Tuhan memang sengaja menciptakan ayah dan anak itu sebagai perwujudan air dan api yang berada di dalam keluarga tersebut.
Mereka dapat dibilang hampir tidak pernah bertengkar selama ini, bahkan jika pernah pun dapat dihitung dengan jari (tidak sampai menghabiskan lima jari yang dipakainya). Namun kali ini berbeda, Tuan Jeon begitu marah sampai-sampai membuat Jungkook ketakutan (namun turut meradang mengingat kematian ibu dan kakaknya) hanya karena Jungkook tidak mematuhi larangannya untuk menjauh dari kasus tersebut.
"TUAN MUDA! BANGUN!"
Sial!
Pemuda itu pun kembali meringis miris manakala merasakan tubuhnya diguncang cukup kuat oleh Pak Jung. Lagi pula, mengapa penjaga Taehyung memperbolehkannya untuk masuk, sih?
Ingin berteriak kesal, tetapi Jungkook sadar bahwasanya ini bukan rumahnya yang semua orang hanya dapat terdiam ketika ia melakukan apa pun yang dia inginkan. Jadi, pemuda itu pun hanya dapat mengumpat dalam hati seraya mati-matian menahan kekesalannya untuk membiarkan tubuhnya dibangunkan begitu saja oleh Pak Jung.
"Gawat, Tuan Muda! Ini darurat," ujar Pak Jung seraya menatap Jungkook dengan panik.
Jungkook sendiri yang mana kesadarannya belum sepenuhnya terisi pun hanya menguap, beberapa kali berkedip pelan dan mengumpat lirih kala Pak Jung kembali mengguncang tubuhnya pelan.
"Ini tentang ayah Anda."
"Ck!"
"Ah, bukan. Maksud saya, ada kejutan di rumah untuk Anda."
Kembali berdecak pelan, Jungkook pun lekas menghela napas beratnya sebelum kemudian membalas dengan kesal, "Ck! Hentikan! Aku tidak tertarik, sungguh. Biarkan aku tinggal di sini untuk sementara waktu! Paman Kim sudah mengijinkanku, bahkan menyuruhku datang dan pulang kapan saja semauku. Jadi... pergilah sebelum aku--"
"Joan Rena."
"Ha?"
Kembali berkedip dengan cepat, mencoba mencerna ucapan Pak Jung barusan yang menyebut nama gadisnya, Jungkook pun sontak menelan saliva berat sebelum kemudian menepuk dada bidang Pak Jung yang tersenyum pongah padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON
FanfictionDari sekian banyak hal yang telah Jungkook temukan di sepanjang hidupnya, ada satu titik di mana ia ingin menyesali apa yang telah terjadi padanya kendati rasanya mustahil. Setidaknya, ia akan mengutuk Joan Rena yang berhasil mendobrak bentengnya...